Pitching adalah: Pengertian, Jenis, dan Tipsnya dalam Bisnis

pitching adalah banner

Pitching dalam bisnis berarti presentasi mengenai sebuah ide usaha kepada sekelompok orang yang berpotensi membantu mewujudkan ide tersebut menjadi kenyataan.

Anda dapat menyampaikan pitch kepada investor yang dapat membantu mendanai ide Anda atau calon pelanggan yang bersedia membayar produk atau layanan Anda.

Pitching bisnis dapat dianggap berhasil apabila Anda mampu meyakinkan orang lain untuk percaya pada ide Anda atau setidaknya membuat mereka tertarik untuk mempelajarinya lebih lanjut.

Pada artikel ini, kami akan membahas jenis-jenis pitching dalam dunia bisnis, metode terbaik untuk menyusun, serta tips suksesnya.

Jenis-Jenis Pitching dalam Dunia Bisnis

Pitching dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam lima jenis utama:

1. Investor Pitch

Pitching kepada investor adalah presentasi persuasif yang ditujukan kepada calon mitra bisnis atau investor.

Durasi ideal pitch kepada investor biasanya sekitar 45 menit, dengan pembagian waktu 20–30 menit untuk presentasi dan sisanya untuk sesi tanya jawab atau diskusi.

Sementara itu, pada ajang kompetisi pitch bisnis, durasinya lebih singkat, yakni sekitar 5–10 menit, dan difokuskan untuk menarik perhatian investor secara ringkas.

Bentuk pitch paling singkat terkenal dengan istilah elevator pitch, yang hanya berdurasi sekitar 30–60 detik.

2. Sales Pitch

Tujuan dari sales pitch adalah untuk menjawab pertanyaan dari sudut pandang calon pelanggan: “Apa untungnya bagi saya?”

Sales yang andal mampu menyampaikan pitch ini dalam waktu satu menit atau bahkan kurang. Karena itu, sales pitch sering juga disebut elevator pitch.

Format singkat ini idealnya mencakup empat komponen utama:

  • Nama dan kategori produk yang unik
  • Masalah spesifik yang ingin diselesaikan
    Solusi inovatif yang ditawarkan
  • Keunggulan atau manfaat utama dari solusi tersebut

Baca Juga: Canvasser Adalah: Pengertian, Tugas, dan Cara Kerjanya

3. Product Pitch

Product pitch mirip dengan sales pitch, tetapi fokus utamanya lebih tertuju pada produk atau solusi itu sendiri.

Misalnya, jika Anda memasarkan software otomatisasi email, sales pitch akan menyoroti 1–2 manfaatnya. 

Sedangkan product pitch akan lebih rinci menjelaskan fitur-fitur, cara kerja, dan integrasi produk tersebut dalam sistem yang sudah ada.

Komponen penting dalam product pitch meliputi:

  • Penjelasan produk secara jelas dan ringkas
  • Penentuan audiens atau industri target
  • Identifikasi masalah yang dihadapi pasar, dan solusi yang Anda tawarkan
  • Ilustrasi nyata penggunaan solusi Anda
  • Data dan fakta yang akurat serta relevan

Baca Juga: 7 Tahapan Perancangan Produk yang Efektif

4. Job Pitch

Jika Anda sedang melamar kerja atau magang dan ingin tampil menonjol di antara pelamar lainnya, pertimbangkan untuk melakukan pitch pribadi kepada calon pemberi kerja.

Dengan prinsip yang sama seperti sales pitch, Anda perlu “menjual” diri Anda.

Job pitch yang efektif harus ringkas, sesuai dengan konteks, dan konsisten. Poin-poin yang sebaiknya disampaikan:

  • Perkenalan singkat tentang diri Anda
  • Alasan mengapa Anda cocok dengan posisi dan perusahaan tersebut
  • Pengalaman serta pencapaian yang relevan
  • Tujuan dan aspirasi karier Anda

Baca Juga: 6 Program Bantuan UMKM 2025 dan Cara Daftarnya

5. Workplace Pitch

Apakah Anda memiliki ide atau inisiatif yang dapat membantu rekan kerja sekaligus meningkatkan profitabilitas perusahaan? 

Pitch ini dapat Anda sampaikan secara internal di tempat kerja, baik kepada tim maupun atasan Anda.

Contohnya, Anda bisa mengajukan ide untuk menerapkan budaya kerja jarak jauh (remote-first culture) atau sistem kerja empat hari dalam seminggu kepada tim HR atau jajaran manajemen perusahaan.

Contoh lainnya, Anda mungkin ingin mengusulkan pembentukan posisi baru dalam tim yang tidak hanya bisa mendorong perkembangan karier Anda, tetapi juga membantu menyelesaikan masalah di organisasi.

crm banner 2

Baca Juga: Salesperson adalah: Tugas dan Kemampuan yang Dibutuhkan

Metode WHAC untuk Menyusun Struktur Pitching dalam Bisnis yang Baik

pitching adalah 1

Menyusun pitching yang sukses terdengar seperti tugas akhir yang sulit. Tapi, jangan khawatir.

Ada metode khusus yang efektif untuk menyusun struktur pitching dalam bisnis. Berikut ini penjelasan setiap elemen dalam metode WHAC:

W – What is it and what do you offer?

(“Apa itu dan apa yang Anda tawarkan?”)

Mulailah pitching Anda dengan menjawab dua pertanyaan penting ini. Ini seperti ringkasan eksekutif dalam rencana bisnis di mana Anda menjelaskan secara singkat apa yang ditawarkan dan masalah apa yang ingin diselesaikan.

Contoh: Jika Anda ingin mengajukan ide penambahan UX researcher dalam tim produk, maka Anda bisa memulai dengan menjelaskan tantangan yang selama ini dihadapi tim tanpa peran tersebut. 

Lalu, tawarkan solusinya: merekrut seseorang yang mampu melakukan riset pengguna secara profesional.

H – How does it work?

(“Bagaimana cara kerjanya?”)

Selanjutnya, jelaskan bagaimana solusi Anda bekerja. Buatlah ringkasan manfaat utama dari solusi tersebut secara sederhana namun menarik.

Dalam contoh sebelumnya, Anda bisa menggambarkan bagaimana UX researcher dapat membantu tim produk memahami perilaku pengguna, menyempurnakan alur pengalaman pengguna, dan pada akhirnya meningkatkan konversi produk.

Kunci di tahap ini adalah menyederhanakan penjelasan teknis dalam beberapa poin inti, serta menyampaikannya sebagai bagian dari narasi yang memikat.

Baca Juga: 8 Strategi Layanan After Sales Terbaik untuk Pelanggan

A – Are you sure?

(“Apakah Anda yakin ini akan berhasil?”)

Ini adalah saat di mana audiens biasanya mulai mempertanyakan efektivitas solusi Anda. Maka, berikan bukti yang kuat. 

Bukti ini bisa berupa:

  • Testimoni
  • Studi kasus singkat
  • Statistik pendukung

Sertakan juga proyeksi keuangan untuk memperkuat keyakinan mereka, apalagi jika Anda meminta dukungan dana. 

Audiens ingin tahu seberapa besar potensi keuntungan dari ide tersebut.

C – Can you do it?

(“Bisakah Anda benar-benar mewujudkannya?”)

Di bagian akhir, Anda perlu menunjukkan bagaimana rencana ini bisa dieksekusi. Ini bagian aksi dari pitching Anda. 

Jelaskan:

  • Langkah-langkah konkret untuk implementasi
  • Estimasi waktu pelaksanaan
  • Sumber daya dan keterampilan yang dibutuhkan

Michael Rosenbaum, CEO Spacer (platform sewa lahan parkir di AS), mengatakan bahwa menunjukkan rencana nyata dan kepedulian terhadap nilai yang akan dihasilkan adalah kunci untuk membangun kepercayaan dan kemitraan jangka panjang.

Semakin realistis dan transparan Anda menjelaskan kebutuhan dan cara mencapainya, semakin besar kemungkinan audiens akan mempercayai dan mendukung Anda.

Baca Juga: Direct Selling: Pengertian, Jenis, dan Tipsnya

Tips Sukses untuk Pitching dalam Bisnis

pitching adalah 3

1. Pahami angka-angka

Dalam inti setiap pitch bisnis atau produk, terdapat berbagai data angka yang menggambarkan kondisi keuangan bisnis Anda.

Misalnya, seperti jumlah pelanggan, harga pokok penjualan, penjualan tahunan, lalu lintas situs web bulanan, margin keuntungan, investasi sebelumnya, hingga modal awal.

Tergantung pada model bisnis Anda, mungkin ada angka pendukung lain yang juga perlu Anda persiapkan. 

Sebagai contoh, jika Anda menjalankan bisnis e-commerce, Anda perlu mengetahui biaya akuisisi pelanggan yang dihitung dari anggaran iklan dan total penjualan, agar dapat menentukan jenis pendanaan yang paling sesuai untuk kebutuhan Anda.

2. Tonjolkan pengalaman Anda

Menurut survei dari Harvard Business Review pada tahun 2020, investor senior tidak hanya berfokus pada angka-angka dalam bisnis Anda, mereka juga menaruh perhatian pada pengalaman yang Anda miliki. 

Misalnya, jika Anda ingin menjual selang baru kepada dinas pemadam kebakaran, pengalaman di industri pemadam kebakaran (dan menekankannya dalam pitch Anda) bisa jauh lebih meyakinkan bagi investor dibandingkan hanya menawarkan harga selang yang murah.

3. Sesuaikan pitch Anda

Sesuaikan poin-poin pembahasan dan pesan dalam pitch Anda dengan siapa audiensnya.

Misalnya, ada beberapa investor yang biasanya lebih peduli pada seberapa besar passion Anda terhadap produk atau layanan yang Anda tawarkan. 

Sementara itu, biasanya calon pelanggan lebih tertarik pada bagaimana Anda menjawab permasalahan yang mereka alami.

4. Sesuaikan ajakan untuk bertindak (Call to Action / CTA)

Sebaiknya, sesuaikan CTA di akhir pitch dengan siapa yang Anda hadapi, agar lebih efektif dalam mendorong tindakan selanjutnya.

Semakin tertarget pitch Anda, semakin meyakinkan pula hasilnya.

  • Pelajari lebih lanjut: Ajakan untuk “pelajari lebih lanjut” mengenai bisnis, layanan, atau produk Anda bisa menjadi pemicu tindakan. Apalagi, bagi calon investor, keluarga, atau teman yang mungkin bersedia mendanai putaran awal bisnis Anda.
  • Beli sekarang:  Ajakan ini ditujukan kepada pelanggan atau calon pelanggan, untuk mendorong mereka segera melakukan pembelian. Misalnya, Anda bisa mendorong pembelian dalam jumlah tertentu dengan diskon khusus, atau menawarkan produk baru dengan stok terbatas yang hanya tersedia dalam periode tertentu.
  • Bergabunglah bersama tim kami: CTA ini umum digunakan untuk merekrut karyawan baru dan potensial, dan biasanya ditempatkan di halaman karier situs web atau bagian dari newsletter email. Tujuannya adalah menunjukkan peluang dan manfaat bekerja di perusahaan Anda. Misalnya, untuk bisnis e-commerce pakaian organik, CTA-nya bisa berupa: “Bergabunglah bersama kami untuk mengubah wajah industri fast fashion mulai hari ini.”

5. Kenali kompetitor Anda

Lakukan analisis kompetitif untuk memahami siapa saja pesaing Anda, pasar yang mereka layani, dan perbedaan utama antara bisnis mereka dan bisnis Anda. 

Dengan pemahaman ini, Anda dapat menegaskan keunikan penawaran Anda. 

Ini penting jika muncul komentar seperti, “Bisnis Anda menarik, tapi produk ini sudah ada di pasaran. Apa yang membedakan produk Anda?”

Baca Juga: Sales Associate: Gaji, Pekerjaan, dan Skill yang Dibutuhkan

6. Ceritakan kisah pribadi Anda

pitching adalah 2

Banyak pitch yang diawali dengan permasalahan sederhana yang diceritakan melalui kisah pribadi dan relevan. 

Menggunakan pendekatan storytelling dalam pitch dapat memperkuat koneksi dengan audiens dan menjaga perhatian mereka, sehingga meningkatkan kemungkinan mereka akan merespons ajakan Anda.

7. Lakukan kontak mata

Menatap mata setiap orang yang hadir saat pitching dapat memberi kesan positif dan membangun hubungan yang lebih kuat.

Latih kemampuan ini dengan menatap mata rekan, teman, anggota keluarga, bahkan hewan peliharaan Anda, atau gunakan cermin untuk melatih diri sendiri.

8. Libatkan audiens Anda

Berinteraksi langsung dengan audiens, misalnya dengan membagikan produk Anda kepada semua peserta agar mereka bisa mencobanya, dapat membuat presentasi lebih menarik.

Anda juga bisa memeragakan masalah yang diselesaikan oleh produk Anda dengan bantuan salah satu audiens, atau menyertakan kuis interaktif atau jajak pendapat dalam slide maupun video di pitch deck Anda.

9. Fokus pada permasalahan

Sering kali, pelaku usaha terlalu terfokus menjelaskan keunggulan solusi inovatif mereka. 

Namun, jika audiens tidak memahami mengapa mereka membutuhkan produk Anda, maka pitch Anda berisiko tidak berhasil. 

Alih-alih hanya menonjolkan solusi, fokuslah pada permasalahan yang ingin Anda selesaikan. 

Jawab pertanyaan seperti, “Seberapa mendesak masalah ini?” atau “Berapa banyak orang yang mengalaminya?”

10. Berlatih

Bagi sebagian orang, kemampuan presentasi memang datang secara alami. Namun bagi banyak orang lainnya, diperlukan latihan agar pesan dapat disampaikan secara lancar dan percaya diri. 

Latihan akan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan saat hari presentasi tiba.

Cobalah untuk melatih penjelasan tentang bisnis Anda secara singkat dan lugas saat menyampaikan permintaan, baik itu investasi maupun penjualan. 

Anda bisa berlatih dengan teman, anggota keluarga, atau merekam diri sendiri untuk mengevaluasi dan meningkatkan performa.

Baca Juga: Sales Representative: Definisi, Tugas, dan Gaji

Kesimpulan

Menyusun pitching untuk bisnis memang cukup sulit, tapi Anda bisa menggunakan tips-tips di atas untuk mempermudah prosesnya.

Lama kelamaan, Anda akan menemukaan gaya Anda sendiri seiring waktu.

Dalam proses meyakinkan calon investor atau pelanggan, kepercayaan dan data yang akurat adalah segalanya. 

Karena itulah, gunakan perangkat manajemen hubungan pelanggan yang tepat seperti aplikasi CRM.ID.

Dengan CRM.ID, Anda dapat mencatat interaksi, memantau prospek, mengelola follow-up, dan membangun hubungan jangka panjang yang lebih strategis dari satu platform.

Jika Anda tertarik, klik tautan ini untuk menjadwalkan demo dengan CRM.ID.

Tinggalkan Komentar

six + 14 =