Saat ini, ada sedikit sekali bisnis yang bisa berkembang hanya dengan mempromosikan fitur dan manfaat produk atau layanan yang mereka jual.
Sebab, ada banyak sekali perusahaan yang saling bersaing untuk memperebutkan pasar.
Jadi, konsumen membutuhkan alasan yang lebih istimewa untuk memilih brand Anda daripada yang lain.
Namun jika Anda sendiri tidak tahu apa alasan itu, bisnis Anda kemungkinan besar akan kesulitan untuk bertahan di tengah persaingan yang ketat.
Anda membutuhkan sesuatu yang istimewa untuk bisa menembus kompetisi, dan di sinilah teori Golden Circle berperan.
Artikel ini akan membahas apa itu teori Golden Circle dan bagaimana Anda bisa menerapkannya pada marketing brand Anda.
Apa Itu Teori Golden Circle?
Golden Circle adalah sebuah teori yang sangat populer di dunia bisnis.
Teori ini membahas cara menjelaskan cerita di balik produk yang ingin Anda jual kepada pihak ketiga (baik mitra maupun audiens).
Teori ini dikembangkan oleh Simon Sinek, seorang penulis yang menyadari berbagai masalah yang bisnis hadapi ketika berusaha menjual sesuatu.
Menurutnya, saat berusaha menjual sesuatu, akan muncul pertanyaan-pertanyaan seperti ‘What’, ‘Why’, dan ‘How’.
Dari sudut pandang Sinek, pertanyaan ‘Why’ adalah yang paling penting.
Dalam konteks ini, banyak pengusaha tahu apa yang mereka lakukan dan apa yang produk mereka jual, tetapi tidak tahu mengapa mereka melakukannya.
Simon menawarkan pendekatan baru dalam penjualan yang memberikan hasil lebih baik: Mengapa konsumen ini harus membeli produk saya, mengapa ia merasakan masalah ini, dan mengapa produk saya berbeda dari yang lain?
Dengan cara inilah Golden Circle berusaha membedakan proposisi nilai Anda, yaitu dengan menambahkan sebuah cerita yang mampu terhubung dengan alam bawah sadar pelanggan.

“What” atau “Apa”
“Apa” adalah aspek yang paling terlihat nyata dan paling mudah dijelaskan dalam Golden Circle Theory.
Pelanggan dapat melihat, menyentuh, atau secara langsung merasakan penawaran tersebut.
Karena sifatnya literal, “Apa” biasanya mudah dipahami oleh perusahaan. Hal ini membuat “Apa” sering menjadi dasar pengembangan organisasi.
Sebagai contoh, Apple. “Apa” mereka adalah produk ikonik seperti iPhone, MacBook, dan iPad.
Produk ini sangat mudah dikenali dan menjadikan Apple salah satu pemimpin terbesar di sektor teknologi.
Namun pertanyaannya, apakah produk itu menjadi sumber utama keberhasilan Apple?
Menurut Golden Circle Theory, produk memang penting, tetapi tidak cukup untuk menciptakan kesuksesan yang berkelanjutan.
“Apa” membantu mendefinisikan keberadaan bisnis di pasar, tetapi untuk benar-benar menonjol dan terhubung lebih dalam dengan pelanggan, “Bagaimana” dan terutama “Mengapa” jauh lebih penting.
Baca Juga: Apa itu Brand Value? Contoh dan Cara Mengembangkannya
“How” atau “Bagaimana”
Lingkaran tengah dari Golden Circle adalah “Bagaimana”, yaitu proses, pendekatan, atau nilai unik yang membedakan sebuah bisnis di pasar.
Jika “Apa” mendefinisikan produk atau layanan, maka “Bagaimana” menjelaskan cara khas perusahaan dalam menghadirkan atau mengeksekusi produk/layanan tersebut.
Banyak perusahaan mengandalkan “Bagaimana” untuk membedakan diri, menjadikannya pondasi utama model bisnis.
Misalnya, Toyota terkenal dengan sistem produksi yang menekankan kualitas. Inilah yang membuat Toyota lebih kompetitif di industri otomotif dan menarik lebih banyak pelanggan.
Dengan memperkuat “Bagaimana,” organisasi dapat menonjolkan proposisi nilai unik yang melampaui produk mereka.
McDonald’s mungkin punya makanan yang enak, tetapi orang sering memilih mereka karena mampu menyajikan produk dengan cepat.
Bagi banyak perusahaan, keunggulan kompetitif datang dari inovasi dalam prosedur operasional standar agar lebih menarik atau bermanfaat.
Namun, Golden Circle Theory menekankan bahwa untuk benar-benar menyentuh hati pelanggan dan membangun loyalitas jangka panjang, pemimpin harus melampaui “Bagaimana” dan menggali “Mengapa” sebagai fondasi.
“Why” atau “Mengapa”
Lingkaran terdalam dari Golden Circle adalah “Mengapa” yang merepresentasikan tujuan inti, nilai, dan keyakinan sebuah organisasi.
Elemen inilah yang mendorong perusahaan untuk memiliki tujuan di luar sekadar mencari keuntungan.
Ini adalah kekuatan pendorong yang menginspirasi dan memotivasi organisasi, dan menjadi kompas dalam mengambil keputusan dan bertindak.
Konsep ini sangat penting dalam Golden Circle Theory karena menekankan bahwa memulai dan memprioritaskan “Mengapa” adalah cara bagi organisasi untuk berkomunikasi secara autentik.
“Why” Tesla tidak hanya sebatas memproduksi kendaraan listrik. Tujuan utama Tesla adalah menciptakan masa depan berkelanjutan dengan mempercepat transisi dunia menuju energi bersih.
Visi ini membentuk nilai, keputusan bisnis, sekaligus proses internal mereka.
Baca Juga: Business Development: Manfaat dan Cara Membuat Rencananya
Manfaat Menggunakan Teori Golden Circle
Faktanya, banyak perusahaan yang tidak memahami nilai utama dan motivasi mereka, dan hanya fokus untuk mencari untung sebanyak-banyaknya.
Apa pun jenis bisnis yang Anda jalankan, Golden Circle model adalah alat yang sangat berharga untuk membangun visi yang lebih besar bagi masa depan perusahaan dan berkomunikasi dengan pelanggan pada tingkat emosional.
Berikut adalah beberapa keuntungan utama menggunakan Golden Circle theory untuk membangun brand yang berbeda bagi bisnis Anda:
Menjaga konsistensi brand messaging
Memahami “why, how, dan what” bisa membantu memandu perusahaan Anda dalam mengambil langkah ke depan.
Nilai dan motivasi yang dipegang bisnis akan tercermin dalam setiap aspek operasional, mulai dari layanan pelanggan hingga budaya kerja.
Artinya, semua bentuk komunikasi Anda, mulai dari korespondensi, iklan, hingga siaran pers akan memiliki nada yang konsisten dan mudah dikenali, serta khas bagi brand Anda.
Golden Circle juga bisa membantu memandu strategi engagement pelanggan, dengan memperjelas fokus pada konten pemasaran, email, dan postingan media sosial.
Memberikan arah yang jelas
Golden Circle model membantu merumuskan arah masa depan perusahaan dengan menetapkan aturan dasar dan tujuan intrinsik sejak awal.
Dengan mengejar tujuan secara konsisten, perusahaan Anda akan selalu memiliki jalur yang jelas untuk menavigasi pasar yang sangat kompetitif saat ini.
Ketika bisnis lain masih berjuang mencari pengakuan brand atau meningkatkan keuntungan, Anda sudah mengetahui dengan jelas apa yang diperjuangkan perusahaan, apa yang ingin dicapai, dan bagaimana cara untuk mencapainya.
Membantu perusahaan menonjol
Orang tahu cara membedakan antara bisnis yang benar-benar peduli dengan yang hanya berfokus pada keuntungan.
Perusahaan yang mengikuti Golden Circle theory lebih mungkin menonjol dari kompetisi dan menarik pelanggan loyal yang memiliki tujuan sejalan.
Seiring waktu, perusahaan Anda akan mulai membangun brand awareness yang benar-benar berbeda dari para kompetitor, memastikan pesan Anda tidak tenggelam di tengah kebisingan pasar.
Baca Juga: Analisis Kompetitor: Pengertian, Cara, dan Contohnya
Cara Menerapkan Golden Circle Theory pada Bisnis Anda

1. Identifikasi “Why” Anda
Langkah awal yang tepat adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang bisnis Anda dan alasan mengapa perusahaan Anda melakukan apa yang dilakukan.
Nilai apa yang mendorong keputusan Anda? Cobalah untuk merenungkan dampak yang ingin Anda ciptakan.
Dalam proses ini, Anda bisa melibatkan pemangku kepentingan dan karyawan untuk membantu mendapatkan perspektif yang beragam.
Anda bisa bertanya misalnya:
- Mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan?
- Mengapa orang harus peduli dengan apa yang kita lakukan?
- Mengapa kita melakukan ini dan bukan hal lain?
Kemudian, analisis benang merah dari jawaban yang muncul. “Why” yang kuat dan relevan adalah pernyataan singkat yang mampu menangkap esensi tujuan bisnis Anda.
Proses ini akan membangun dasar bagi pendekatan yang berorientasi pada tujuan serta memengaruhi aspek seperti budaya perusahaan dan strategi pemasaran.
Selaraskan “Why” dengan “How”
Selanjutnya, penting untuk memastikan bahwa “Why” Anda terjalin dalam “How” ketika mengevaluasi proses dan praktik bisnis.
Hal ini berarti menerjemahkan tujuan menjadi tindakan nyata. Dalam banyak kasus, penerapan “Why” membutuhkan tinjauan menyeluruh atas operasional internal.
Anda bisa memulainya dengan mengevaluasi alur kerja karyawan dan proses pengambilan keputusan.
Sejauh mana nilai inti perusahaan benar-benar diintegrasikan ke dalam budaya organisasi?
Beberapa perusahaan berfokus mendorong agar tenaga kerja mereka terus berinovasi, sehingga tim dan upaya mereka mencerminkan “Why” perusahaan.
Penyelarasan ini tidak hanya memperkuat komitmen, tetapi juga membangun budaya organisasi yang konsisten dan autentik.
Selain itu, penting juga untuk menilai bagaimana faktor “How” dari organisasi Anda membedakan diri dari kompetitor.
Nilai atau kekuatan apa yang membuat Anda lebih menarik bagi konsumen atau lebih siap menghadapi pasar?
“Why” organisasi Anda memengaruhi pengembangan produk saat ini maupun di masa depan, bahkan bisa memengaruhi struktur organisasi dan peran di dalam tim.
Tidak jarang perusahaan menyadari bahwa operasional mereka saat ini tidak sejalan dengan misi dan tujuan keseluruhan, sehingga mereka memutuskan untuk mengubah pendekatan.
Komunikasikan “What” Melalui Perspektif “Why”
Setelah Anda menetapkan apa yang ingin dicapai organisasi dan bagaimana tujuan itu akan dijalankan, langkah berikutnya adalah mencari cara inovatif untuk membagikan visi tersebut.
Amda bisa mulai dengan menciptakan narasi yang menghubungkan produk dan layanan Anda ke dalam konteks yang lebih luas dari misi bisnis.
Sebagai contoh, pesan pemasaran Anda tidak hanya perlu menjelaskan apa yang Anda jual, tetapi juga mengapa apa yang Anda jual itu penting.
Anda dapat berbagi cerita yang menggambarkan dampak yang ingin dihasilkan bisnis Anda.
Selain itu, manfaatkan saluran komunikasi seperti media sosial dan materi branding digital untuk membantu menjangkau audiens target.
Perusahaan yang mampu berkomunikasi secara efektif dengan audiens mereka dan membagikan “Why” sering kali membuat “What” mereka menjadi jauh lebih menarik.
Baca Juga: Analisis Peluang Usaha: Pengertian dan Contohnya
Contoh Penerapan Golden Circle
Untuk mengetahui bagaimana cara kerja teori Golden Circle secara nyata, Anda bisa melihat penerapannya oleh pemain besar di dunia nyata.
Berikut adalah beberapa contoh nyatanya:
Amazon

Sejak didirikan pada tahun 1994, Amazon tetap setia pada visi aslinya: memberikan pengalaman terbaik bagi semua pelanggan.
Sikap yang berorientasi pada pelanggan ini menjadi pusat dari Golden Circle brand mereka.
Lalu, bagaimana perusahaan ini mencapainya? Mereka membangun platform yang membantu pelanggan menemukan, menjelajah, dan membeli apa saja dengan mudah.
Bagi perusahaan seperti Amazon yang menjual hampir semua hal, “What” dari brand mereka jauh kurang jelas dibandingkan “Why” dan “How.”
Meski begitu, semua produk mereka memiliki benang merah yang sama: Anda bisa membeli apa saja hanya dengan sekali klik, lalu barang langsung dikirim ke rumah Anda.
Kemudahan dan ragam produk yang tampak tak terbatas inilah yang sulit ditiru oleh perusahaan lain.
Komitmen Amazon terhadap nilai utama inilah yang menjadi alasan utama keberhasilan Amazon.
Tesla
Tesla adalah contoh sempurna Golden Circle brand yang benar-benar memahami tujuan dan bagaimana cara mencapainya.
“Why” Tesla sederhana: Mereka ingin mempercepat transisi ke transportasi dengan energi berkelanjutan secepat mungkin.
“What” dari Golden Circle Tesla terdiri dari produk inovatif seperti Powerwall, Solar Roof, dan lini kendaraan listrik yang menarik.
Kecenderungan Tesla untuk terus berinovasi demi masa depan, bahkan dengan mengorbankan keuntungan jangka pendek, membuat mereka dipandang lebih terhormat di antara kompetitor, sekaligus mendorong pertumbuhan dan kesuksesan berkelanjutan.
Spotify
Layanan streaming ini juga menjadi contoh luar biasa dari perusahaan yang dibangun berdasarkan ide Golden Circle theory.
Misi Spotify adalah “unlock the potential of human creativity,” yang diwujudkan “dengan memberikan kesempatan bagi jutaan artis kreatif untuk hidup dari karya mereka, serta miliaran penggemar untuk menikmatinya dan terinspirasi oleh karya tersebut.”
Saat ini, Spotify menawarkan lebih dari 70 juta lagu dan podcast untuk mewujudkan visi tersebut dan menjadi salah satu perusahaan streaming terbesar di dunia.
Seperti halnya perusahaan lain dalam daftar ini, Spotify memahami bahwa “Why” lebih penting daripada apa yang mereka tawarkan.
Selain itu, pengguna Spotify merasa lebih nyaman ketika menggunakan layanan ini, karena mereka telah berkontribusi dalam mendukung artis yang menciptakannya.
Situasi saling menguntungkan inilah yang menjadi alasan utama Spotify berhasil meraih kesuksesan besar.
Baca Juga: Brand Marketing: Pengertian, Manfaat, dan Fungsinya
Kesimpulan
Golden Circle adalah teori untuk memahami alasan ‘mengapa’ suatu bisnis menjalankan bisnis mereka.
Jika Anda terus konsisten dalam “why,” “how”, dan “what” dalam setiap hal yang bisnis Anda lakukan, maka Anda bisa menjalin hubungan yang lebih emosional dengan pelanggan Anda.
Untuk membantu Anda merawat hubungan dengan pelanggan, jangan lupa menggunakan tool seperti aplikasi CRM.ID.
Dengan CRM.ID, Anda akan mendapat akses ke WhatsApp Business API dan fitur-fitur tanpa batas untuk membantu Anda dan agen dalam berkomunikasi dengan pelanggan.
Jika Anda tertarik, Anda bisa menjadwalkan demo CRM.ID dengan klik tautan ini.
- 7 Strategi Diferensiasi Produk Untuk Hadapi Persaingan Pasar - 27 November 2025
- Rekomendasi 7 Aplikasi CRM Untuk Bisnis Asuransi - 23 September 2025
- Mengenal Pentingnya Business Plan, Komponen, dan Jenisnya - 19 September 2025
