Pernahkah Anda mendengar atau melihat kolaborasi dua brand yang sedang viral?
Misalnya di tahun 2020, kolaborasi antara Oreo dengan Supreme sangat menghebohkan sampai membuat harganya melonjak tinggi dari Rp2.000 hingga mencapai Rp700.000.
Ini adalah contoh dari co-branding yang pernah dilakukan oleh dua brand terkenal yang ada di dunia.
Co-branding ini dilakukan untuk menarik minat konsumen, terlebih ketika produk ini dijual secara terbatas membuat konsumen semakin antusias untuk mencobanya.
Pada artikel ini CRM.ID akan menjelaskan secara lengkap mengenai co-branding mulai dari pengertiannya, kelebihan dan kekurangannya, jenis, manfaat, hingga perbedaannya dengan co-marketing.
Untuk lebih lengkapnya Anda bisa menyimaknya di bawah ini:
Apa yang Dimaksud dengan Co-Branding?

Co-branding merupakan strategi kerja sama dua brand atau lebih yang dibuat dalam satu produk, layanan, ataupun kampanye yang bertujuan menciptakan nilai tambahan bagi pelanggan sehingga bisa memperkuat posisi di pasar.
Kolaborasi atau kerja sama ini bukan hanya berupa menempel logi pada kemasan produk, namun dalam co-branding akan mengintegrasikan kekuatan, nilai, dan keunggulan dari masing-masing brand.
Tujuan dari strategi ini adalah agar brand dapat menciptakan sesuatu yang menarik dan juga memiliki nilai.
Dalam strategi ini, setiap brand menyumbangkan identitas yang dimilikinya sehingga bisa tercipta brand yang menyatu melalui bantuan logo dan skema warna yang unik sehingga dapat menegaskan identitas dari brand.
Di sini co-branding dapat dilakukan oleh dua brand sekaligus yang melakukannya secara sadar sehingga tercipta kolaborasi di dalam produk edisi khusus atau edisi spesial.
Bentuk kolaborasi ini dapat beragam, mulai dari meluncurkan produk baru, berkolaborasi dalam promosi, menjalin kemitraan logistik, hingga melalui acara sponsorship.
Kunci dari kolaborasi ini adalah bisa menguntungkan kedua belah pihak.

Baca Juga: Rebranding adalah? Ini Pengertian dan Contohnya
Apa Kelebihan dan Kekurangan dari Co-Branding?
Berikut kelebihan dan kekurangan dari co-branding bagi bisnis:
Kelebihan:
- Memudahkan bagi produk untuk menarik perhatian konsumen baru, sehingga tidak hanya fokus ke konsumen yang telah loyal.
- Ketika strategi ini dilakukan dengan efektif, maka brand recognition dapat meningkat melalui kolaborasi yang dilakukan.
- Memberikan rasa hormat kepada brand dan juga meningkatkan kredibilitas ketika kolaborasi dilakukan oleh brand yang memiliki reputasi yang baik.
- Dapat lebih hemat pengeluaran ketika melakukan promosi produk baru.
Kekurangan:
- Melakukan kolaborasi artinya brand harus berbagi kepercayaan dan sumber daya, termasuk mengikuti pedoman yang ada dengan baik. Tanpa hal-hal ini, strategi ini akan sulit dilakukan.
- Perlu melakukan pertimbangan relasi konsumen dengan kolaborasi yang dilakukan. Jika tidak brand image dapat berbenturan dan dapat mengakibatkan kaburnya segmen pasar yang dituju jika brand gagal menunjukkan koneksi yang mulus dan juga masuk akal.
Baca Juga: Segmentasi Pasar: Jenis, Contoh, dan Strateginya
Apa Saja Jenis-Jenis Co-Branding yang Sering Digunakan?

Setiap bisnis pastinya memiliki karakteristik dan strategi yang berbeda-beda ketika menjalin kerja sama.
Ini membuat co-branding memiliki bentuk yang berbeda-beda menyesuaikan tujuan dan kekuatan dari masing-masing bisnis.
Berikut 4 jenis co-branding yang paling umum dan efektif untuk diterapkan ke dalam bisnis Anda:
1. Product-Based Co-Branding
Pada jenis ini dua brand akan berkolaborasi menciptakan produk baru yang dapat menggabungkan kekuatan yang dimiliki.
Strategi ini dapat membantu menciptakan sensasi pasar karena akan menciptakan produk unik yang belum ada sebelumnya.
Contoh dari jenis kolaborasi ini adalah kolaborasi yang dilakukan Oreo x Supreme yang sukses besar di tahun 2020 di mana mereka memadukan Oreo sebagai brand snack legendaris dengan Supreme, brand streetwear eksklusif sehingga menciptakan produk baru yang diminati banyak orang.
Baca Juga: Pengertian Pemasaran, Jenis, dan Strateginya
2. Communication-Based Co-Branding
Jenis ini memiliki fokus pada kampanye yang dilakukan dengan melakukan promosi gabungan.
Tujuannya adalah untuk memperluas jangkauan, meningkatkan keterlibatan, hingga membangun persepsi positif mengenai produk.
Contoh dari jenis ini adalah kolaborasi antara McDonald x BTS yang dilakukan pada tahun 2021 di mana memanfaatkan popularitas yang dimiliki boy group asal Korea Selatan tersebut.
Dengan strategi ini, dapat meningkatkan brand awareness melalui kampanye emosional dan relevan dengan budaya anak muda.
Baca Juga: 10 Strategi Pemasaran Produk untuk Bisnis Anda dan Contohnya
3. Value Chain Co-Branding
Value Chain Co-Branding merupakan strategi yang dilakukan di belakang layar yang tidak langsung terlihat oleh konsumen, namun dampaknya dapat dirasakan melalui peningkatan kepuasan pelanggan.
Contohnya adalah kolaborasi yang dilakukan oleh menyedia teknologi digital dan perusahaan logistik guna menciptakan layanan pengiriman instan yang cepat, akurat, dan terintegrasi.
Baca Juga: Apa Itu Branding dan Manfaat yang Bisa Didapatkan
4. Event-Based Co-Branding
Jenis ini dilakukan dengan dua brand tampil bersama di dalam sebuah event yang akhirnya memperkuat brand positioning.
Jenis ini terjadi ketika dua brand melakukan kerja sama di dalam sebuah kegiatan, misalnya pada kegiatan konser, pameran, hingga festival.
Contoh dari jenis ini adalah ketika brand makanan menjadi sponsor konser Coldplay, kemudian logo dan pesan brand akan ditampilkan di dalam berbagai media promosi, sehingga bisa menciptakan asosiasi positif di kalangan para penggemar ataupun audiens dari event.
Baca Juga: Branding adalah? Pengertian, Cara Memulai dan Tipsnya
Apa Apa Manfaat Co-Branding bagi Bisnis?
Ketika co branding dapat dijalankan dengan strategi yang tepat, maka brand bisa mendapatkan dampak jangka panjang.
Di sini dapat mendukung pertumbuhan brand untuk jangka panjang dan memberikan keuntungan sebagai berikut:
1. Dapat Meningkatkan Brand Awareness
Dengan co branding ini, bisnis dapat mempercepat eksposur brand ke publik melalui jaringan audiens partner yang sudah lebih besar ataupun sudah lebih mapan.
Melalui strategi ini, bisnis dapat tampil di panggung yang lebih besar tanpa perlu membangun semuanya dari 0.
Baca Juga: Brand Marketing: Pengertian, Manfaat, dan Fungsinya
2. Membantu Memperluas Target Pasar
Manfaat yang kedua adalah dapat membantu meningkatkan kredibilitas dan citra positif yang dimiliki oleh brand.
Ini secara otomatis dapat membantu meningkatkan kepercayaan dari konsumen terhadap brand Anda.
Termasuk menciptakan efek domina di mana membantu memperkuat persepsi positif dan membantu meningkatkan kepercayaan konsumen dalam jangka panjang.
3. Meningkatkan Citra Brand
Ketika bisnis melakukan kerja sama dengan brand yang telah memiliki reputasi yang baik, maka kepercayaan konsumen terhadap brand dapat ikut meningkat.
Melalui cara ini bisa menciptakan efek domino sehingga dapat memperkuat persepsi positif dan membantu membangun kepercayaan konsumen untuk jangka panjang.
Baca Juga: Apa itu Brand Value? Contoh dan Cara Mengembangkannya
4. Mendukung Efisiensi Anggaran Promosi
Strategi ini memungkinkan bagi bisnis untuk membagikan biaya promosi yang ada dengan partner, mulai dari memproduksi konten, melalui media placement, hingga menyelenggarakan event.
Dari biaya yang lebih rendah ini, maka hasil promosi tetap bisa didapatkan secara maksimal karena kekuatan dua brand digabungkan.
5. Menciptakan Loyalitas
Manfaat yang terakhir, melalui co branding, Anda dapat menciptakan loyalitas di mana melalui kampanye pemasaran yang kreatif dan menyentuh emosional dapat mendorong lonjakan penjualan di dalam waktu yang singkat.
Ini tidak hanya berlaku untuk meningkatkan pembelian pertama, namun kampanye seperti ini juga dapat membangun kedekatan secara emosional sehingga mendorong peningkatan loyalitas.
Baca Juga: Apa itu Marketing Communication? Langkah dan Tantangannya
Apa Perbedaan antara Co-Branding dan Co-Marketing?

Selain co-branding, di dalam bidang pemasaran juga dikenal istilan co-marketing.
Meski keduanya memiliki istilah yang mirip, namun keduanya memiliki makna yang berbeda.
Co-branding merupakan kolaborasi yang dilakukan oleh dua brand atau lebih sehingga bisa menghasilkan produk baru melalui kombinasi ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing brand tersebut.
Dari co branding ini, nantinya setiap brand dapat berkesempatan untuk memperkenalkan produk mereka kepada target konsumen dari brand lainnya.
Berbeda dengan co branding, co marketing merupakan strategi marketing yang disepakati oleh beberapa brand dalam rangka mempromosikan masing-masing produk secara bersamaan.
Melalui co-marketing ini, masing-masing brand dapat memperluas target konsumen yang dimilikinya sehingga bisa meningkatkan engagement.
Kesimpulan
Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai co-branding yang dapat menjadi referensi Anda.
Dari penjelasan artikel di atas dapat diketahui bahwa co-branding dilakukan sebagai strategi menjangkau pasar yang lebih luas melalui kerja sama dua atau lebih brand ke dalam satu kampanye atau kegiatan.
Cara ini bisa membuat brand menjangkau pasar yang dimiliki partner sehingga jangkauan bisa semakin luas.
Untuk mendukung kesuksesan co-branding yang dilakukan oleh bisnis Anda, pastikan Anda memberikan layanan pelanggan dengan baik.
Layanan pelanggan yang baik akan meningkatkan kepuasan pelanggan sehingga pelanggan bisa loyal dengan produk dari brand Anda.
Dalam memberikan layanan pelanggan terbaik ini, Anda membutuhkan aplikasi CRM untuk mengotomatisasi sehingga layanan pelanggan bisa diberikan secara maksimal.
Gunakan aplikasi CRM dari CRM.ID karena CRM.ID merupakan aplikasi CRM yang dilengkapi berbagai fitur untuk memudahkan pengelolaan layanan pelanggan.
Yuk daftar CRM.ID sekarang juga dan jadwalkan demo bersama tim hebat kami dengan klik tautan ini.
- Co-Branding: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya - 27 November 2025
- Client Adalah: Ini Perbedaannya dengan Customer - 26 September 2025
- Software CRM Usaha Dagang: Tantangan dan Rekomendasinya - 22 September 2025