Berbeda dari kepercayaan pada umumnya, perusahaan sebenarnya bukan menjual produk, tetapi mereka menjual branding.
Yang mereka jual adalah pengalaman, perasaan, dan ideologi. Bisnis dengan brand hebat seperti Coca-Cola tahu jelas apa yang pelanggan mereka inginkan.
Dengan branding yang baik, bisnis apa pun bisa mengontrol pengalaman pelanggan dalam membeli barang. Tapi, apa sebenarnya branding itu?
Branding memang merupakan salah satu konsep dalam marketing yang sedikit samar-samar dan cukup membingungkan, bahkan bagi yang sudah lama mempelajarinya.
Pada artikel ini, kami akan menjelaskan pengertian branding, cara memulai strateginya, serta tips branding untuk bisnis kecil.
Definisi Produk dan Branding
Definisi produk
Produk adalah barang atau jasa apa saja yang bisa ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan.
Artinya, produk bisa berupa apa saja dari baju, makanan, minuman, jasa penerbangan, sewa kamar, kursus bahasa, dan sebagainya.
Untuk memahami pengertian produk dan perannya dalam branding, coba pahami contoh ini:
Air adalah sumber daya yang tersedia secara gratis dan penting untuk kehidupan umat manusia. Tapi, air menjadi produk begitu manusia dan perusahaan mengkomersialisasinya.
Misalnya, dengan cara menjual air mineral di kemasan botol dan gelas plastik.
Tapi, bukankah air selalu terlihat sama? Air selalu berupa zat cair dan transparan. Jadi, bagaimana perusahaan menjual produk yang sama tapi tetap meyakinkan orang-orang agar membeli air mereka daripada air dari kompetitor?
Jawabannya adalah dengan membuat brand.
Baca juga: Rebranding adalah? Pengertian dan Contohnya
Definisi brand dan branding
Brand adalah suatu nama, istilah, desain, simbol, atau fitur apa pun yang membedakan barang dari satu penjual dengan barang penjual lainnya.
Anda bisa menganggap brand sebagai ide atau gambaran yang orang pikirkan tentang suatu produk atau jasa, baik itu secara praktisnya (sepatu yang ringan) atau secara emosional (sepatu yang membuat Anda tampil keren).
Karena itulah, tidak hanya karakteristik fisik barang yang membentuk suatu brand, tapi juga perasaan yang dialami pelanggan terhadap produk atau perusahaan.
Siapa saja bisa dengan mudah meniru suatu produk dan mereplikanya, tapi brand akan selalu unik.
Misalnya, rasa Coca-Cola dan Pepsi sangat mirip, tapi entah mengapa, beberapa orang lebih merasa ‘terhubung’ dengan Coca-Cola, sementara yang lainnya dengan Pepsi.
Jika kita hubungkan dengan kasus air mineral di atas tadi, maka Anda pasti sudah melihat berbagai brand air minum kemasan yang mencoba meyakinkan pelanggan dengan cara yang berbeda-beda.
Misalnya, Le Minerale rasanya lebih enak karena ada manis-manisnya, AQUA terasa berkualitas, Pristine lebih sehat, dan Equil terasa premium dan mewah.
Jadi pada akhirnya, apa itu branding?
Branding adalah proses memberikan makna kepada suatu perusahaan, produk, atau jasa dengan membentuk dan menciptakan brand di pikiran konsumen.
Ini adalah strategi untuk membantu pelanggan mengidentifikasi dan merasakan brand mereka, serta memberi alasan agar pelanggan memilih produk tertentu daripada kompetitor.
Tujuannya adalah menarik dan mempertahankan pelanggan serta pemangku kepentingan dengan memberikan produk yang selalu sesuai dengan apa yang dijanjikan.
Baca Juga: Brand Identity: Definisi, Contoh, dan Cara Membuatnya
Cara Memulai Branding untuk Bisnis Anda
1. Memahami cerita brand Anda
Setiap brand memiliki cerita, seperti alasan mengapa pendiri perusahaan memulai brand dan permasalahan apakah yang mereka atasi.
Membangun brand yang terasa otentik dan beresonansi dengan pelanggan artinya Anda memahami dan bisa mengkomunikasikan cerita ini pada orang lain.
Contoh: Airbnb
Cerita Airbnb adalah pendirinya sempat tidak bisa membayar uang sewa rumah, jadi mereka menyewakan sebuah kamar di apartemennya untuk mendapat uang tambahan.
Pengalaman mereka ini membuat mereka sadar bahwa ada peluang untuk membuat marketplace untuk pengalaman dan akomodasi.
Dengan cerita ini, Airbnb telah menjadi perusahaan yang bergerak berdasarkan misi dan fokus kepada komunitas.
Baca juga: Brand Equity adalah? Pengertian dan Cara Membangunnya
2. Menentukan target audiens
Branding dapat mendorong produk Anda untuk mendapat awareness, pengakuan, kepercayaan, dan pendapatan dari konsumen.
70% konsumen mengatakan bahwa mereka menginginkan pengalaman yang dipersonalisasi.
Namun, bagaimana Anda dapat menawarkan pengalaman tersebut jika Anda tidak mengenal siapa audiens Anda?
Jika merek Anda tidak menarik bagi audiens Anda, Anda tidak akan mendapat pengakuan, kepercayaan, kesadaran, dan pendapatan dari mereka.
Di sinilah riset pasar bisa membantu Anda. Lakukan riset untuk memahami:
- Untuk siapa produk Anda ditujukan?
- Siapa pelanggan ideal Anda?
- Mengapa Anda membuat bisnis Anda?
Jadikan langkah ini sebagai prioritas. Sebab, pengetahuan tentang target pasar dan buyer persona bisa memengaruhi keputusan terkait branding di kemudian hari.
Baca Juga: Brand Positioning: Pengertian, Contoh, dan Strateginya
3. Menetapkan pernyataan misi
Mengapa Anda membuat bisnis Anda? Jawaban pertanyaan ini akan menunjukkan tujuan dan keinginan Anda sebagai sebuah organisasi, atau pernyataan misi.
Sebelum Anda dapat membuat merek yang dikenali, dihargai, dan dipercaya oleh audiens Anda, tunjukkan dulu apa yang bisa bisnis Anda berikan.
Kemudian, cerminkan hal tersebut dalam setiap bagian dari brand Anda (logo, slogan, citra, suara, dan persona).
Pernyataan misi Anda adalah pernyataan yang mencakup alasan keberadaan bisnis Anda dan mengapa orang-orang harus peduli dengan merek Anda.
Contoh: Patagonia
Patagonia adalah brand pakaian dengan tujuan untuk “menyelamatkan planet kita”.
Tujuan yang jelas ini menjadi panduan untuk apa pun yang mereka lakukan, mulai dari desain produk hingga aktivitas lingkungan.
4. Tentukan nilai, kualitas, dan manfaat unik Anda
Mungkin di industri dan niche pasar Anda sudah ada banyak pesaing. Tetapi untuk saat ini, fokuslah pada bisnis Anda sendiri.
Apa satu hal yang dimiliki bisnis Anda yang tidak dapat ditiru oleh orang lain? Ya, merek Anda.
Karena itu, pastikan bahwa Anda membuat brand Anda dari elemen-elemen yang eksklusif untuk Anda, yaitu nilai, manfaat, dan kualitas yang membuat perusahaan Anda unik.
Luangkan waktu sejenak untuk menuliskan daftar hal-hal yang membedakan bisnis Anda dari yang lain.
Perbedaan ini bukan soal fitur, kemampuan, atau tampilan produk, melainkan bagaimana ia dapat meningkatkan kehidupan orang banyak dan berkontribusi pada kesuksesan.
Contoh: Wardah

Wardah adalah salah satu pemain dalam industri kecantikan di Indonesia.
Seperti di gambar di bawah ini, Wardah memiliki filosofi yang jelas: halal, alami, bebas alkohol, dan diformulasikan oleh para ahli lokal dan global dan tidak menyakiti hewan dalam prosesnya.
Selain karena kecocokan terhadap produk Wardah, filosofi Wardah ini juga bisa menjadi alasan mengapa penggunanya lebih memilih Wardah daripada brand lain.
5. Membuat aset visual
Di tahap ini, Anda sudah memahami target audiens, pernyataan misi, dan keunikan yang menjadi kekuatan dari bisnis Anda.
Setelah Anda benar-benar memahami tahapan ini, sekarang saatnya Anda menyusun desain visual dari brand Anda yang meliputi logo, palet warna, tipografi, ikon, dan komponen visual lainnya.
Selagi Anda membuat elemen-elemen ini, tulislah brand guideline yang menjelaskan penggunaan elemen visual brand Anda.
Panduan ini memastikan bahwa siapa saja yang hendak menggunakan branding Anda bisa melakukannya dengan akurat dan konsisten.
Contoh: Apple
Anda pasti sudah familiar dengan brand yang satu ini. Elemen visual Apple selalu khas, konsisten, dan unik.
Misalnya, mereka selalu menggunakan logo dan font yang sama dalam produk, situs web, bahkan tampilan di dalam aplikasi mereka.

Baca Juga: Marketing Funnel: Pengertian, Tahapan, dan Strateginya
6. Temukan brand voice Anda
Selanjutnya, pertimbangkan brand voice atau suara merek Anda. Seperti apa suara merek Anda jika Anda berbicara dengannya, atau jika merek tersebut mengirimi Anda pesan teks?
Cara Anda berkomunikasi dengan target pasar juga juga merupakan bagian dari branding. Temukanlah suara yang terhubung dan beresonansi dengan audiens Anda.
Karena itu, jangan ragu untuk kembali ke langkah pertama untuk mengenal siapa target audiens Anda, atau siapa yang Anda ajak bicara.
Nada bicara Anda harus konsisten di dalam setiap materi, baik itu iklan dan teks Instagram hingga posting blog dan cerita merek Anda,
Contoh: Duolingo

Gambar di atas adalah tangkapan layar dari media sosial Duolingo di X. Dari gambar di atas, terlihat jelas bahwa Duolingo adalah karakter yang ‘lebay’ dan sangat cocok dengan kepribadian target pasarnya, Gen Z.
Duolingo memiliki suara yang ekspresif, senang bermain, singkat, lugas, dan tertarik. Suara ini konsisten di seluruh aplikasi dan media sosial mereka.
7. Terapkan branding Anda
Branding Anda hanya akan berhasil jika Anda menerapkannya. Setelah Anda selesai mendesain dan membuat merek baru (atau melakukan rebrand), padukan di setiap sudut bisnis Anda.
Pastikan branding Anda bisa selalu berinteraksi dengan pelanggan Anda. Berikut ini adalah beberapa tipsnya:
- Menerapkan elemen branding visual pada antarmuka platform, situs web, profil media sosial, dan materi pemasaran apa pun.
- Menyempurnakan pesan di situs web dan copy agar selaras dengan suara merek
- Melatih anggota tim tentang pedoman merek yang baru.
- Kembangkan konten khas merek seperti postingan blog, postingan media sosial, dan buletin email.
- Memastikan visual dan suara merek digunakan secara konsisten di semua desain, pembaruan produk, dan interaksi pelanggan di masa mendatang.
Baca Juga: Marketing Mix: Pengertian dan Contoh Penerapannya
Tips Branding untuk Bisnis Kecil
1. Perlakukan merek Anda seperti manusia
Untuk memahami proses branding dengan lebih baik, anggaplah merek Anda sebagai manusia.
Brand Anda harus memiliki identitas (siapa merek tersebut), kepribadian (bagaimana merek tersebut berperilaku), dan pengalaman (bagaimana merek tersebut diingat).
Tanyakan kepada diri Anda pertanyaan-pertanyaan berikut tentang merek Anda:
- Bagaimana merek Anda akan memperkenalkan dirinya?
- Bagaimana penampilan merek Anda?
- Bagaimana merek Anda akan berbicara tentang produk atau layanan Anda? Apakah akan serius dan profesional, atau akan lucu dan berani?
- Apa yang akan dikatakan seseorang tentang merek Anda setelah “bertemu” dengannya untuk pertama kalinya?
- Apa saja beberapa kalimat yang akan mereka gunakan untuk menggambarkannya?
Tujuan branding adalah untuk menjalin hubungan dengan pelanggan Anda.
Cara termudah untuk melakukannya adalah dengan memperlakukan merek Anda sebagai manusia agar pelanggan melakukan hal yang sama.
2. Prioritaskan konsistensi
Menurut penelitian Semrush, pelanggan ingin hal yang “alami”, konten pelanggan, dan sesuatu yang terasa tulus.
Konsistensi penting untuk branding karena membangun kepercayaan dan menunjukkan kepada pelanggan bahwa nilai-nilai Anda autentik.
Tanpa konsistensi, Anda bisa membuat pelanggan merasa bingung, dan image dari merek Anda tidak lagi sama di mata pelanggan.
Baca Juga: Pengertian Brand Awareness dan Strategi Membangunnya
3. Susun strategi brand
Strategi tidak sama dengan brand guideline. Ini adalah rencana dengan tujuan jangka panjang spesifik yang dapat dicapai oleh tim Anda seiring brand Anda berkembang.
Tujuan ini biasanya berkisar pada tujuan, emosi, fleksibilitas, kesadaran akan persaingan, dan keterlibatan karyawan merek Anda.
Branding adalah proses yang berkelanjutan, dan strategi brand dapat mendukung proses tersebut sehingga lancar dan sukses.
4. Jangan menjiplak kompetitor
Analisis kompetitor itu penting.
Tidak hanya memberi Anda informasi tentang posisi pesaing Anda dan keunggulan mereka, tetapi juga memberi Anda ide untuk meningkatkan atau lebih menonjolkan merek Anda.
Namun, berhati-hatilah agar tidak menjiplak kompetitor Anda. Batasi riset Anda dan fokuslah pada apa yang bisnis Anda tawarkan.
Hanya karena satu atau dua pesaing menggunakan metode tertentu, bukan berarti Anda harus mengikutinya.
Sebaliknya, masyarakat bisa jadi lebih mudah mengingat merek yang baru, unik, dan bahkan provokatif.
5. Gunakan branding untuk mempekerjakan karyawan
Branding yang kuat membuat karyawan Anda bangga. Jadi, manfaatkan branding Anda untuk menarik orang-orang berbakat.
Dedikasikan sebagian waktu dan usaha Anda untuk branding perusahaan. Branding perusahaan adalah cara Anda memasarkan perusahaan Anda kepada para pencari kerja dan karyawan saat ini.
Jika Anda bangga dengan bisnis Anda di depan masyarakat luas, orang lain juga akan merasa bangga.
Baca Juga: Mengenal Pentingnya Loyalitas Pelanggan Bagi Bisnis
Kesimpulan
Branding adalah strategi untuk membedakan produk, perusahaan, atau jasa Anda dengan kompetitor. Sering kali, brand menjadi alasan pelanggan memilih Anda daripada kompetitor.
Menggabungkan branding dengan customer relationship management (CRM) akan membuat brand Anda terus eksis dan bisa menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan.
Salah satu cara Anda bisa mengelola hubungan tersebut adalah memberikan layanan terbaik dengan aplikasi CRM.ID.
CRM.ID adalah penyedia WhatsApp Business API yang memungkinkan Anda untuk mengirim pesan blast dan broadcast tanpa batas, mengelola pelanggan, dan membagi tugas antar agen dengan efektif.
Tertarik menggunakan CRM.ID sebagai bagian dari strategi branding Anda? Yuk, jadwalkan demo sekarang juga!
- Analisis Kompetitor: Pengertian, Cara, dan Contohnya - 20 Maret 2025
- Unique Selling Proposition (USP): Pengertian dan Contohnya - 19 Maret 2025
- Pain Point: Contoh, Cara Identifikasi, dan Solusinya - 19 Maret 2025