Bisnis Retail: Jenis, Elemen, dan Tips Suksesnya

bisnis retail

Bisnis retail menjadi salah satu bisnis yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat.

Anda pastinya pernah membeli barang di mal, supermarket, hingga toko online atau e-commerce, bukan?

Toko-toko ini adalah beberapa jenis dari bisnis retail yang menjadi pusat masyarakat melakukan perbelanjaan.

Dalam kehidupan masyarakat, bisnis retail memegang peranan yang sangat penting dalam menghubungkan produk dengan konsumen, serta menyediakan berbagai pilihan barang yang dapat dibeli oleh konsumen.

Pada artikel ini CRM.ID akan menjelaskan secara lengkap mengenai bisnis retail mulai dari pengertiannya, perbedaan bisnis retail dengan grosir, jenis-jenisnya, hingga tips sukses bisnis retail.

Anda bisa membaca penjelasan lengkapnya hanya di bawah ini:

Apa yang Dimaksud dengan Bisnis Retail?

bisnis retail

Bisnis retail merupakan bisnis yang fokus kegiatannya ada pada penjualan barang dan jasa kepada konsumen dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang berasal dari transaksi yang dilakukan dengan pelanggan.

Pada bisnis retail terdapat kontak langsung dengan konsumen, baik itu dilakukan melalui telepon, situs e-commerce, hingga siaran langsung yang dilakukan di toko.

Pada aktivitasnya, retail akan membeli barang untuk kemudian dijual kembali kepada konsumen di mana membeli barang ini dilakukan dari produsen baik secara langsung ataupun secara grosir.

crm banner 1

Baca Juga: 7 Rekomendasi Aplikasi CRM untuk Bisnis Retail dan Fiturnya

Apa Perbedaan Bisnis Retail dan Grosir?

Retail dan grosir memang dua bagian dalam bisnis yang tidak bisa dipisahkan, meski begitu keduanya adalah dua hal yang berbeda.

Ritel melibatkan penjualan langsung kepada konsumen akhir, sedangkan grosir merujuk pada penjualan dalam jumlah besar kepada bisnis yang menggunakan atau menjual produk tersebut dengan margin keuntungan.

Misalnya, perusahaan kasur Casper Sleep menjual kasur dalam jumlah besar kepada mitra ritel seperti toko furnitur, yang dianggap sebagai grosir.

Toko-toko ini kemudian menjual kasur secara individual kepada pelanggan, yang merupakan ritel.

Harga grosir lebih rendah karena penjualan dalam jumlah besar, sedangkan harga ritel seringkali lebih tinggi karena perlu menutupi biaya seperti penyimpanan, tenaga kerja, pembelian dalam jumlah kecil, dan pengalaman berbelanja di toko.

Baca Juga: Pahami 5 Kategori Key Activities dan Cara Menentukannya

Apa Saja Jenis Bisnis Ritel?

bisnis retail

Tidak semua bisnis ritel beroperasi dengan cara yang sama.

Beberapa menjual berbagai macam barang, beberapa fokus pada satu kategori, dan lainnya tidak memiliki toko fisik sama sekali.

Berikut ini adalah gambaran sederhana tentang jenis-jenis bisnis ritel yang paling umum dan cara kerjanya:

1. Departemen Store

Toko serba ada adalah pemain besar yang ada di dalam industri ritel.

Mereka menjual berbagai macam barang, mulai dari pakaian, kecantikan, perlengkapan rumah tangga, dan lain-lain.

Daya tarik mereka bagi pelanggan adalah kenyamanan dan variasi yang ditawarkan.

Contoh dari department store yang ada di Indonesia seperti Lotte Shopping Avanue, Matahari, hingga Gardena.

2. Discount Store

Toko-toko ini menjaga harga rendah dengan menjual dalam volume besar barang-barang kecil dengan margin keuntungan yang lebih rendah per item.

Produk mereka tidak mewah, namun mereka menawarkan barang-barang praktis dan terjangkau yang dibutuhkan sehari-hari.

Banyak konsumen yang merasa terbebani oleh biaya hidup menyukai mendapatkan lebih banyak dengan harga lebih murah.

3. Specialty Store

Toko spesialis fokus pada satu kategori dan melakukannya dengan baik, seperti barang olahraga, buku, atau elektronik.

Konsumen datang ke sini ketika mereka ingin lebih banyak pilihan.

Sementara toko departemen mungkin memiliki beberapa jenis sepatu, toko seperti Betts akan memiliki lebih banyak pilihan di bawah satu atap.

Contoh: Sport Station, Gramedia, Nike, dan lainnya.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Software CRM Perusahaan Ritel dan Tantangannya

4. E-commerce

E-commerce adalah istilah lain untuk pengecer online yang menjual melalui situs web atau aplikasi.

Keuntungannya adalah konsumen dapat berbelanja kapan saja, membandingkan harga, dan mendapatkan produk dikirim langsung ke pintu mereka.

Contoh: Tokopedia, Shopee, Amazon, Lazada, Blibli, dan sejenisnya.

5. Warehouse Club

Warehouse club merupakan retail yang menjual barang dalam jumlah besar dengan harga yang lebih rendah.

Pada jenis retail ini pembelian dilakukan dengan keanggotaan hingga bisa mendapatkan diskon.

6. Pop-up Store

Pop-up store merupakan toko sementara yang muncul pada lokasi atau waktu tertentu dengan tujuan menjual produk dengan tema atau musim tertentu.

Pop-up store ini juga sering digunakan untuk melakukan pengujian pasar atau untuk menciptakan buzz pada produk baru.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Aplikasi CRM untuk Bisnis Retail dan Fiturnya

7. Franchise Retail

Jenis berikutnya adalah retail franchise, yakni toko retail yang dimiliki oleh pihak yang membeli hak menjalankan merek dari perusahaan besar.

Retail jenis ini akan beroperasi dengan menggunakan model bisnis asli untuk pengelolaannya dilakukan oleh pemilik franchise lokal.

Contoh: Indomaret, Alfamart, McDonald’s, KCF, dan sejenisnya.

8. Convenience Store

Convenience store merupakan bisnis retail yang menyediakan produk sehari-hari dengan lokasi yang mudah untuk dijangkau, di mana biasanya berada di area pemukiman penduduk.

Indomaret, Seven Eleven menjadi contoh dari convenience store ini di mana biasanya produk dijual dengan terbatas dan sering dilakukan untuk pembelian cepat.

9. Toko Kecil (Toko Independen)

Bisnis retail yang dimiliki secara independen, seringkali dikelola oleh keluarga, menawarkan layanan personal dan koneksi komunitas yang unik, yang membuat banyak pembeli merasa nostalgia.

Contohnya termasuk toko roti lokal, butik, dan toko kelontong yang terdapat di lingkungan perumahan.

Baca Juga: 16 KPI Marketing yang Harus Anda Ketahui untuk Bisnis

Apa Saja Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Bisnis Retail?

ritel

Agar bisnis retail dapat berjalan dengan baik, tentunya ada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya atau dikenal dengan rantai pasok.

Rantai ini biasanya melibatkan empat pihak utama: produsen, distributor, pengecer, dan konsumen.

Berikut adalah deskripsi singkat masing-masing.

  • Produsen: Di sinilah produk diproduksi. Produsen biasanya mengelola proses produksi, kualitas, dan pengemasan.
  • Pengecer grosir: Pengecer grosir membeli stok dalam jumlah besar dari produsen dengan harga lebih murah. Mereka menyimpan barang-barang tersebut dan kemudian menjualnya dalam jumlah kecil kepada pengecer.
  • Logistik: Perusahaan logistik di belakang layar menangani penyimpanan, pengiriman, dan pengantaran sehingga produk sampai ke tujuan yang diinginkan.
  • Pengecer: Pengecer kemudian memilih produk yang ingin mereka stok, menampilkannya di toko atau online, dan menjualnya kepada pelanggan.
  • Konsumen: Ini adalah orang yang membeli produk dan menggunakannya, yang merupakan tautan terakhir dalam rantai.

Baca Juga: Cara Mudah Membuat KPI untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis

Apa Saja Elemen yang Mendukung Bisnis Retail?

Untuk mendukung bisnis retail bisa diminati oleh konsumen, ada elemen-elemen yang harus ada di dalamnya, yakni:

1. Marketing Mix

Marketer menggunakan empat elemen dalam campuran pemasaran untuk mendorong orang membeli dari pengecer, mulai dari produk, harga, tempat, dan promosi.

Mereka perlu memilih produk yang tepat, menetapkan harga yang kompetitif, menjualnya di tempat yang tepat (baik online maupun di toko), dan mempromosikan produk dengan cara yang membuat orang ingin membelinya.

Beberapa strategi pemasaran ritel paling efektif sering terjadi di tempat pelanggan sudah berada, seperti media sosial, iklan berbayar di media sosial, Google Shopping, kampanye email, dan papan iklan di toko.

2. Layanan Pelanggan

Yang membuat orang kembali bukan hanya produknya, melainkan keseluruhan pengalaman berbelanja.

Layanan pelanggan yang baik, staf yang membantu, rekomendasi yang dipersonalisasi, pengembalian barang yang mudah, dan toko yang nyaman untuk dikunjungi semuanya membuat perbedaan.

Beberapa toko ritel mewah benar-benar mengadopsi konsep ini dan menawarkan pelanggan segelas champagne saat berbelanja untuk membuat pengalaman terasa lebih istimewa.

Baca Juga: Mengenal Strategi Price Skimming untuk Bisnis Anda

3. Sistem POS

Sistem POS telah berkembang jauh dari sekadar mesin kasir sederhana.

Kini, sistem ini dapat melacak produk yang laris, mengelola inventaris, mengumpulkan data pelanggan, dan membantu staf mempercepat proses checkout.

4. E-commerce dan Omnichannel Retail

Belanja online telah sepenuhnya mengubah cara orang berbelanja.

Sebagian besar pembeli kini memeriksa situs web sebelum mengunjungi toko fisik, bahkan jika mereka lebih suka berbelanja secara langsung.

Pengecer harus beradaptasi dengan perubahan ini, mengembangkan toko online, aplikasi seluler, layanan klik-dan-ambil, dan opsi pengiriman untuk bersaing.

Ritel omnichannel (yang berarti menjual melalui multiple saluran) memberikan pengalaman yang sama bagi pelanggan, terlepas dari cara mereka berbelanja: online, di toko, atau kombinasi keduanya.

Baca Juga: Analisis SWOT: Pengertian dan Tips Mengerjakannya

Apa Saja Tips Sukses Bisnis Retail?

bisnis retail

Pada akhirnya, menjalankan bisnis ritel bergantung pada memahami apa yang diinginkan pelanggan dan melakukan perubahan kecil yang berakumulasi seiring waktu.

Berikut beberapa praktik terbaik yang dapat Anda terapkan untuk membuat perbedaan yang signifikan pada bisnis ritel Anda:

1. Kenali pelanggan Anda

Tentukan apa yang mereka inginkan, kapan mereka membeli, dan bagaimana mereka berbelanja, lalu gunakan informasi tersebut untuk menentukan stok produk dan strategi pemasaran Anda.

2. Latih tim Anda dengan baik

Baik online maupun di toko fisik, staf Anda harus memahami produk dan cara membantu pelanggan tanpa terkesan memaksa.

3. Jadikan pengalaman berbelanja mudah

Pastikan tata letak visual yang menarik, navigasi yang jelas, dan proses checkout yang cepat.

Tingkat kompleksitas apa pun dapat membuat pembeli meninggalkan situs.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Software CRM untuk Bisnis B2B

4. Tentukan harga dengan bijak

Seimbangkan nilai produk Anda dengan apa yang pelanggan bersedia bayar.

Ini termasuk menyesuaikan harga dengan harga yang ada di pasaran sekitar.

Anda bisa mengikuti langkah pesaing, tetapi jangan berlomba-lomba menurunkan harga hingga titik terendah.

5. Pastikan situs web Anda cepat dan ramah mobile

Kebanyakan orang berbelanja melalui ponsel.

Jika situs Anda lambat, kaku, atau tidak dioptimalkan untuk mobile, pelanggan akan meninggalkan situs Anda.

Baca Juga: 15 Rekomendasi Software CRM untuk Bisnis di Indonesia

Kesimpulan

Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai bisnis retail yang bisa menjadi referensi Anda.

Dari penjelasan artikel di atas dapat diketahui bahwa bisnis retail menjadi bisnis yang memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian di masyarakat.

Bahkan bisa dibilang bisnis retail ini jadi bisnis yang sangat dekat dengan masyarakat karena di retail ini biasanya masyarakat akan membeli kebutuhan sehari-hari.

Buat Anda yang ingin memulai bisnis retail, pastikan akan mengoptimalkan layanan pelanggan yang ada pada bisnis Anda.

Gunakan aplikasi CRM dari CRM.ID untuk mendukung memaksimalkan layanan pelanggan pada bisnis Anda.

CRM.ID merupakan aplikasi manajemen hubungan pelanggan yang dilengkapi berbagai fitur untuk mendukung layanan pelanggan pada bisnis Anda.

Dengan CRM.ID Anda tidak perlu khawatir akan adanya batasan mengirimkan pesan karena CRM.ID memberikan fitur pesan unlimited sehingga Anda bisa memberikan layanan kepada pelanggan dengan optimal.

Jadi tunggu apa lagi, daftar CRM.ID sekarang juga dan jadwalkan demo bersama tim hebat kami dengan klik tautan ini.

Desi Murniati

Tinggalkan Komentar

14 − 9 =