Dalam dunia digital marketing, setiap rupiah yang dikeluarkan untuk iklan harus memberikan hasil yang maksimal.
Oleh karena itu, bisnis yang ingin berkembang secara berkelanjutan harus bisa mengukur efektivitas kampanye iklan.
Salah satu metrik utama yang digunakan untuk menilai keberhasilan iklan adalah ROAS (Return on Ad Spend).
Namun, apa sebenarnya ROAS itu, bagaimana cara menghitungnya, dan bagaimana bisnis bisa mengoptimalkannya? Simak artikel ini sampai selesai untuk menemukan jawabannya!
Apa itu ROAS?
ROAS adalah singkatan dari return on ad spend atau pengembalian dari biaya yang Anda keluarkan untuk iklan.
Ini adalah metrik yang membantu Anda memahami iklan mana yang efektif (dan mana yang tidak) dengan mengukur berapa banyak pendapatan yang Anda peroleh dibandingkan dengan pengeluaran.
Return on ad spend biasanya dinyatakan dalam bentuk rasio. Semakin tinggi rasio tersebut, semakin baik kinerja iklannya.
Baca Juga: Digital Advertising: Pengertian, Cara Kerja, dan Tipsnya
Cara Menghitung ROAS
Return on ad spend = (Total pendapatan dari iklan) / (Total yang dihabiskan untuk iklan)
Misalnya, Anda menginvestasikan Rp24.000.000 dalam iklan untuk sebuah kampanye, dan kampanye tersebut menghasilkan pendapatan sebesar Rp96.000.000 untuk aplikasi Anda.
Maka, ROAS Anda adalah 4:1, yang berarti untuk setiap Rp1 yang Anda keluarkan untuk iklan, Anda menghasilkan Rp4 dalam pendapatan. Perhitungannya seperti berikut:
Rp96.000.000 (pendapatan) / Rp24.000.000 (pengeluaran iklan) = 4 atau 4:1 (ROAS)
Pengembalian yang rendah atau tinggi sering kali menjadi indikator kinerja kampanye secara keseluruhan serta profitabilitasnya.
Metrik ini membantu dalam pengambilan keputusan terkait anggaran kampanye dan diversifikasi sumber media.
Baca Juga: 14 Contoh Strategi Pemasaran dan Penjelasan Lengkapnya
Mengapa Memahami ROAS Penting?
ROAS adalah metrik yang membantu Anda menavigasi kampanye iklan, mengidentifikasi mana yang menghasilkan dampak besar dan mana yang justru menguras anggaran.
Memaksimalkan pengeluaran untuk iklan

Mengoptimalkan potensi pertumbuhan bisnis bergantung pada bagaimana Anda membelanjakan anggaran iklan secara cerdas.
Dengan mengonsolidasikan data tentang biaya, pendapatan, dan interaksi pengguna, Anda dapat mengoptimalkan pengeluaran iklan dan mendapatkan ROAS yang lebih tinggi.
Mengevaluasi kinerja kampanye
Evaluasilah kinerja kampanye Anda untuk mengetahui apa yang berhasil dan apa yang tidak.
ROAS adalah salah satu metrik utama, tetapi jangan berhenti di sini saja. Anda juga harus melihat metrik lain seperti click-through rate (CTR) dan conversion rate.
Selain itu, konteks sangat penting. Apa yang sedang terjadi di pasar? Bagaimana performa pesaing Anda? Faktor-faktor ini bisa membantu Anda mengambil keputusan yang lebih cerdas.
Contohnya, bayangkan Anda meluncurkan kampanye iklan di media sosial seperti Facebook atau Instagram. Berikut cara mengevaluasinya:
- ROAS: Jika Anda menghabiskan Rp8.000.000 untuk iklan dan menghasilkan Rp40.000.000 dalam penjualan, maka ROAS Anda adalah 5:1. Ini menunjukkan bahwa kampanye memberikan pengembalian investasi yang kuat.
- Tingkat Keterlibatan (Engagement Rate): Perhitungannya dari total interaksi (like, share, komentar) dibagi total tayangan. Jika tingkat keterlibatan rendah, bisa jadi konten iklan Anda kurang menarik bagi audiens.
- Tingkat Konversi (Conversion Rate): Perhitungannya dari jumlah konversi (misalnya, pendaftaran, pembelian, unduhan) dibagi total klik. Jika tingkat konversi rendah meskipun CTR tinggi, bisa jadi ada masalah pada halaman landing page atau proses pembayaran.
- Konteks Pasar: Selalu pertimbangkan tren pasar. Apakah ada faktor eksternal seperti tren musiman, langkah kompetitor, atau peristiwa besar yang memengaruhi performa kampanye Anda?
Perkiraan dan alokasi anggaran
Kedua proses ini krusial dalam membantu Anda merencanakan penggunaan sumber daya secara efektif.
Misalnya, Anda memiliki total anggaran pemasaran sebesar Rp10.000.000 untuk kuartal berikutnya. Berikut langkah-langkahnya:
1. Tetapkan target pendapatan
Katakanlah Anda menargetkan pendapatan Rp10.000.000 per bulan.
Pertanyaan utama yang harus Anda jawab: Berapa banyak anggaran pemasaran yang dibutuhkan untuk mencapai target ini?
2. Analisis performa saluran iklan sebelumnya
Ada dua hal utama yang perlu Anda pertimbangkan saat meninjau performa saluran pemasaran sebelumnya:
- ROAS Saluran: Lihat ROAS dari masing-masing saluran untuk memahami mana yang paling efektif dalam menghasilkan pendapatan dibandingkan dengan biaya iklan.
- Batas Skalabilitas Kampanye: Tidak semua saluran dapat terus berkembang tanpa batas. Biasanya, saat anggaran meningkat, ROAS cenderung menurun karena efektivitas tambahan anggaran lebih rendah.
3. Menentukan kombinasi saluran berdasarkan data historis
Misalkan Anda mempertimbangkan ROAS dari tiga saluran berikut:
- Google Search Ads: 5
- Google Display Ads: 0.5
- Facebook Ads: 2
Anda mungkin ingin mengabaikan Google Display dan Facebook, lalu hanya fokus pada Google Search Ads.
Sebab, Anda membayangkan jika target pendapatan Anda Rp160.000.000 dan ROAS dari Google Search Ads adalah 5, maka Anda hanya perlu mengalokasikan Rp32.000.000 untuk iklan (Rp160.000.000 ÷ 5).
Namun, dalam praktiknya, pencapaian target dengan satu saluran sering kali tidak memungkinkan.
Google Search Ads mungkin tidak memiliki jangkauan yang cukup untuk mencapai target pendapatan Anda. Jika ini terjadi, Anda bisa mengalami dua kemungkinan:
- Anggaran tidak terpakai, sehingga target pendapatan tidak tercapai.
- Anda mulai membelanjakan anggaran untuk kata kunci tambahan yang kurang efektif, yang pada akhirnya menurunkan ROAS dan menyebabkan pengeluaran yang melebihi anggaran.
Oleh karena itu, penting untuk memahami batasan realistis dari setiap saluran dan menyusun strategi campuran saluran yang memberikan hasil terbaik.
Sebagai aturan umum, selalu perkirakan bahwa ROAS akan menurun seiring dengan peningkatan anggaran.
Baca Juga: Tugas Marketing, Peran, dan Tanggung Jawabnya di Perusahaan
Apa Perbedaan ROAS dan ROI?

ROAS dan ROI mungkin terlihat serupa, tetapi sebenarnya mereka memiliki fokus yang berbeda.
ROI (Return on Investment) mengukur total keuntungan dari seluruh investasi, sementara ROAS (Return on Ad Spend) hanya menghitung pengembalian dari kampanye iklan tertentu.
Bayangkan ROI sebagai gambaran besar, sedangkan ROAS adalah gambaran mendetail tentang performa iklan Anda.
ROI memperhitungkan semua biaya dalam sebuah proyek atau kampanye, termasuk biaya pemasaran, teknologi, dan operasional.
Sementara itu, ROAS hanya mempertimbangkan biaya iklan secara spesifik.
Perbandingan ROI dan ROAS
Aspek | ROI (Return on Investment) | ROAS (Return on Ad Spend) |
---|---|---|
Formula | (Keuntungan – Biaya Investasi) / Biaya Investasi | Pendapatan dari Iklan / Biaya Iklan |
Komponen | Mempertimbangkan semua biaya kampanye dan semua keuntungan (langsung dan tidak langsung). | Hanya mempertimbangkan biaya iklan dan pendapatan langsung dari iklan. |
Tujuan | Memberikan gambaran menyeluruh tentang profitabilitas kampanye. | Mengukur efektivitas iklan dalam menghasilkan pendapatan. |
Baca Juga: Digital Marketing: Pengertian, Jenis, dan Strateginya
Berapakah ROAS yang Bagus?
Ini adalah pertanyaan klasik yang sering diajukan. Tapi, jawaban sejujurnya adalah… tidak ada jawaban yang pasti.
Hal utama yang perlu Anda ingat adalah, Anda memerlukan waktu, terkadang berbulan-bulan, untuk mendapatkan keuntungan dari seorang konsumen atau kampanye.
Namun, ROAS yang dianggap baik bagi satu perusahaan belum tentu baik untuk perusahaan lain. Ini semua kembali lagi ke target masing-masing.
Sebagai contoh, margin keuntungan dalam aplikasi gim hyper-casual sangat rendah karena pendapatan iklan biasanya hanya beberapa rupiah per tayangan.
Ini berarti cost per install (CPI) lebih murah dan skala menjadi faktor utama dalam mencapai profitabilitas.
Sementara itu, aplikasi berbasis langganan seperti Netflix atau Spotify bisa mendapatkan margin yang lebih tinggi berkat pendapatan berulang dari pelanggan, meskipun biaya akuisisi awal relatif tinggi.
ROAS yang baik juga bervariasi tergantung pada platform iklan yang digunakan.
Berdasarkan penelitian dari Databox, perusahaan biasanya mencapai pengembalian sebesar 6 hingga 10 kali lipat (atau 600% hingga 1000%) pada iklan Facebook.
Sementara itu, untuk Google Ads, rata-rata ROAS berada di sekitar 200%.
Angka-angka ini memang terlihat mengesankan, tetapi perlu diingat bahwa ini hanya rata-rata.
Angka tersebut tidak dibedakan berdasarkan industri, ukuran perusahaan, atau audiens tertentu. Jadi, jangan panik jika hasil kampanye Anda terlihat berbeda.
Baca Juga: 16 KPI Marketing yang Harus Anda Ketahui untuk Bisnis
Bagaimana Cara Meningkatkan ROAS?
Ingin meningkatkan ROAS? Kuncinya adalah menetapkan tujuan yang jelas, menargetkan audiens yang tepat, mengoptimalkan kampanye iklan, dan terus menganalisis kinerja.
Berikut langkah-langkahnya:
1. Tetapkan tujuan dan metrik utama
Mulailah dengan menetapkan tujuan pemasaran Anda. Apakah Anda ingin meningkatkan penjualan, mendapatkan prospek baru, atau membangun brand awareness?
Lalu, pilih metrik yang akan Anda gunakan untuk mengukur kesuksesan, seperti:
- Conversion rate (tingkat konversi)
- Cost per acquisition (biaya per akuisisi pelanggan)
- Click-through rate (CTR)
Ingat, apa yang Anda ukur, itulah yang bisa Anda kelola.
2. Targetkan audiens yang tepat
Pastikan Anda menargetkan audiens yang benar. Tanyakan:
- Siapa mereka?
- Apa kebutuhan dan preferensi mereka?
- Bagaimana perilaku mereka di dunia digital?
Dengan memahami audiens, Anda bisa menciptakan iklan yang lebih relevan dan berdampak.
3. Optimalkan kampanye iklan

Tingkatkan efektivitas iklan Anda dengan cara:
- Menyesuaikan copywriting dan desain iklan
- Meningkatkan halaman landing page
- Memilih kata kunci yang lebih tepat
- Menargetkan ulang audiens potensial
- Mengatur strategi bidding dengan lebih efisien
Bahkan perubahan kecil dapat memberikan dampak besar pada ROAS Anda.
4. Pantau dan analisis performa
Selalu evaluasi kampanye Anda. Carilah pola dan peluang untuk perbaikan:
- Apakah ada iklan tertentu yang performanya lebih baik?
- Apakah CTR tinggi tetapi konversi rendah? Jika ya, mungkin ada masalah di halaman landing page atau proses checkout.
Gunakan data untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan mengoptimalkan strategi pemasaran Anda.
5. Iterasi dan skalakan
Jangan takut untuk bereksperimen dan mengembangkan strategi Anda.
Coba pendekatan yang berbeda, ukur dampaknya, dan terus perbaiki strategi berdasarkan apa yang bekerja paling baik.
Ingat, meningkatkan ROAS adalah perjalanan, bukan tujuan akhir. Teruslah bereksperimen, belajar, dan berkembang!
Baca Juga: SEO Marketing: Pengertian, Cara Kerja, dan Strategi Memulainya
Kesimpulan
Kesimpulannya, ROAS adalah metrik penting yang membantu bisnis memahami efektivitas iklan mereka dalam menghasilkan pendapatan.
Dengan menganalisis dan mengoptimalkan ROAS, Anda dapat mengalokasikan anggaran pemasaran dengan lebih efisien, meningkatkan profitabilitas, dan memastikan bahwa setiap rupiah yang dihabiskan pada iklan memberikan hasil yang maksimal.
Untuk memastikan bisnis Anda bisa berhasil, ROAS bukanlah satu-satunya hal yang perlu Anda lacak.
Tetapi, Anda juga harus menjaga hubungan baik dengan pelanggan agar mereka tetap loyal dan terus berkontribusi terhadap pendapatan jangka panjang.
Untuk itulah. CRM.ID sebagai mitra resmi WhatsApp Business API hadir sebagai solusi yang akan membantu Anda.
Aplikasi CRM.ID memungkinkan bisnis untuk mengelola komunikasi dengan pelanggan secara lebih efisien melalui WhatsApp, meningkatkan interaksi secara personal, dan mengotomatisasi respons untuk meningkatkan pengalaman pelanggan.
Jika Anda berminat untuk meningkatkan layanan bisnis Anda dengan CRM.ID, Anda bisa mulai menjadwalkan demo melalui tautan ini.
- Mengapa Bisnis Tidak Boleh Mengirim Spam WhatsApp? - 17 April 2025
- 8 Strategi Layanan After Sales Terbaik untuk Pelanggan - 17 April 2025
- 10 Cara Mempromosikan Produk Anda di Tahun 2025 - 15 April 2025