Mengenal Paid Media: Jenis dan Tips Mengoptimalkannya

paid media banner

Bagaimana cara mempercepat proses membangun brand awareness, mengonversi pelanggan, dan meningkatkan trafik ke situs web? Paid media jawabannya.

Paid media atau media berbayar membantu memperkuat kampanye pemasaran dan mempercepat hasil, sehingga Anda bisa mencapai tujuan pemasaran lebih cepat.

Media berbayar merupakan elemen penting dalam strategi digital apa pun.

Karena itu, artikel ini akan membahas apa itu paid media, jenis-jenisnya, manfaatnya, dan juga tips mengoptimalkan hasilnya.

Apa itu Paid Media?

Paid media mengacu pada seluruh saluran pemasaran berbayar, seperti search engine, media sosial, jaringan iklan display, TV, atau podcast.

Paid media merupakan komponen penting dalam strategi promosi yang dapat digunakan di seluruh tahapan marketing funnel.

Kampanye paid media dapat membantu Anda untuk:

  • Membangun brand awareness
  • Menjangkau pelanggan baru
  • Meningkatkan trafik ke situs web
  • Menemukan prospek yang lebih berkualitas
  • Menghasilkan pendapatan
  • Meningkatkan loyalitas pelanggan
crm banner 1

Baca Juga: Media Promosi: Pengertian, Jenis, dan Tips Memilihnya

Perbedaan antara Paid Media, Owned Media, dan Earned Media

Paid media hanyalah salah satu cara untuk mempromosikan bisnis.

Banyak pemasar yang menggabungkan paid, owned, dan earned media untuk hasil yang lebih maksimal.

Owned Media

Owned media adalah konten pemasaran yang diproduksi dan dipublikasikan langsung oleh bisnis Anda.

Jadi, seluruh prosesnya berada di bawah kendali tim internal.

Contoh owned media:

  • Artikel blog
  • Testimoni pelanggan
  • Konten media sosial buatan sendiri

Meskipun tidak membayar untuk tempat penayangannya, owned media tetap memerlukan biaya produksi yang bisa cukup besar.

Namun, Anda dapat mempublikasikannya di website atau akun media sosial Anda tanpa biaya tambahan.

Mengapa owned media penting dalam strategi digital? Karena bisa membantu menarik audiens secara organik melalui konten yang relevan dan bernilai.

Earned Media

Earned media adalah bentuk promosi yang datang dari pihak eksternal, tanpa kendali langsung dari bisnis Anda.

Contoh earned media:

  • Ulasan pelanggan
  • Artikel pihak ketiga tentang bisnis Anda
  • Sebutan di media sosial atau situs web lain

Secara teknis, earned media tidak memerlukan biaya langsung.

Namun, upaya untuk mendapatkannya sering kali membutuhkan strategi seperti:

  • Content marketing dan SEO untuk mendapatkan backlink
  • Merespons permintaan dari jurnalis
  • Membangun hubungan dengan pelanggan agar mereka bersedia memberi ulasan atau membagikan konten Anda

Mengapa earned media penting? Karena datang dari pihak ketiga, earned media berfungsi sebagai bentuk social proof yang dapat meyakinkan calon pelanggan baru.

Berbeda dari owned dan earned media yang bersifat inbound, paid media adalah bentuk outbound marketing yang bergantung pada jaringan iklan.

Media berbayar memungkinkan Anda menjangkau segmen audiens tertentu dan memperluas basis pelanggan secara cepat dan terukur.

Bergantung pada jaringan iklan yang digunakan, Anda bisa menargetkan berdasarkan:

  • Kata kunci pencarian
  • Data demografis
  • Minat atau kategori perilaku
  • Riwayat interaksi pengguna dengan situs Anda

Keunggulan lainnya, media berbayar dapat memberikan hasil (seperti klik atau konversi) secara hampir instan dan skalanya bisa Anda sesuaikan dengan tujuan pemasaran.

Baca Juga: Campaign Marketing Adalah? Ini Manfaat, Jenis, dan Contohnya

Apa Manfaat Paid Media untuk Bisnis Anda?

paid media 1

Meskipun owned dan earned media sangat berperan dalam membangun keeksisan Anda di unia digital, paid media tetap menjadi pendorong utama.

Media berbayar bisa mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan trafik secara signifikan, terutama jika Anda menginginkan hasil yang cepat.

Dengan menggunakan media berbayar, Anda dapat memperoleh berbagai manfaat berikut:

  • Tingkat keterlibatan lebih tinggi: Paid media memungkinkan Anda menargetkan audiens dengan demografi atau karakteristik tertentu, sehingga kampanye cenderung menghasilkan lebih banyak interaksi dari waktu ke waktu.
  • Menjangkau lebih banyak audiens: Dengan paid media, Anda bisa menjangkau kelompok orang yang mungkin tidak akan menemukan bisnis Anda melalui metode pemasaran lainnya. Ini sangat efektif untuk memperluas jangkauan Anda secara eksponensial.
  • Meningkatkan retensi pelanggan: Ingin tetap relevan di mata pelanggan? Paid media memastikan bisnis Anda tetap terlihat di platform yang biasa dikunjungi prospek dan pelanggan setiap hari.
  • Membangun kredibilitas: Melalui paid advertising, Anda dapat memperkuat brand recognition dan membangun kepercayaan dengan cara memberikan solusi atau konten yang relevan sesuai yang target audiens Anda cari.
  • Meningkatkan trafik ke situs: Dengan kesediaan membayar untuk menjangkau audiens baru, Anda akan lebih mudah mendapatkan pengunjung yang siap mengenal lebih jauh tentang bisnis Anda.
  • Mengurangi biaya pemasaran secara keseluruhan: Dengan mengombinasikan paid, owned, dan earned media, Anda bisa menguji strategi melalui paid media terlebih dahulu, lalu menyempurnakan konten di owned media berdasarkan data. Strategi ini pada akhirnya akan meningkatkan efektivitas earned media secara keseluruhan.

Baca Juga: Brand Marketing: Pengertian, Manfaat, dan Fungsinya

Jenis-Jenis Paid Media

Berikut adalah lima jenis paid media yang paling umum untuk mempromosikan bisnis Anda:

1. Paid Social Media

Ini adalah jenis media berbayar yang paling populer dan sering kita temui saat scrolling media sosial.

Platform seperti Facebook, Instagram, YouTube, LinkedIn, Twitter, Snapchat, dan Pinterest menyediakan layanan iklan berbayar.

Anda dapat membuat iklan atau mempromosikan postingan yang sudah ada, dengan opsi penargetan berdasarkan minat, perilaku, demografi, lokasi, dan lainnya.

Platform yang sering digunakan:

  • Facebook & Instagram: Menawarkan Ads Manager untuk membuat kampanye dengan berbagai tujuan.
  • TikTok & Snapchat: Cocok untuk influencer marketing di mana brand bekerja sama dengan influencer untuk mempromosikan produk.
  • LinkedIn: Ideal untuk B2B marketing dengan fitur lead generation dan content sponsorship.

Contoh:
Setelah mendaftar di Facebook Ads Manager, Anda bisa memilih tujuan kampanye (seperti traffic, engagement, atau conversions), menentukan audiens, anggaran, serta mengatur materi iklan.

2. Search Engine Ads

Jenis ini meliputi dua format utama:

  • Pay-Per-Click (PPC): Iklan muncul di hasil pencarian atau situs partner, dan Anda hanya membayar ketika seseorang mengklik iklannya.
  • Pay-Per-Impression (PPI): Iklan dikenakan biaya setiap kali tayang, tanpa perlu diklik. Umumnya dihitung per 1.000 tayangan (Cost Per Mille/CPM).

PPC lebih cocok jika Anda menarget calon pelanggan yang aktif mencari solusi.

Namun, agar efektif, Anda perlu memilih kata kunci yang tepat dan mengelola biaya per klik agar ROI tetap positif.

PPI bisa efektif untuk membangun awareness, terutama jika CTR (Click-Through Rate) iklan cukup tinggi dan biaya per tayang kompetitif.

Contoh:
Saat seseorang mencari kata kunci tertentu di Google dan Anda telah menawar keyword tersebut, iklan Anda bisa muncul di bagian atas hasil pencarian, sebelum hasil organik.

3. Banner Ads (Display Ads)

Banner ads adalah iklan bergambar atau animasi (GIF) yang ditampilkan di situs web dalam jangka waktu tertentu.

Saat pengguna mengklik banner tersebut, mereka akan diarahkan ke website atau landing page milik pengiklan.

Kinerja banner ads biasanya diukur dari click-through rate (CTR), yaitu rasio antara jumlah klik dan jumlah penayangan iklan.

Contoh:
Seorang profesional di bidang pemasaran bisa melihat banner ads di situs seperti MarTech Advisor, sementara profesional HR mungkin melihatnya di HR Technologist.

Baca Juga: 9 Langkah Membuat Social Media Strategy dan Penerapannya

4. Native Ads

Native ads adalah iklan yang tampil dengan desain, font, dan tata letak yang menyatu dengan konten di situs publisher, sehingga tidak terasa seperti iklan. Formatnya bisa berupa:

  • In-feed (di dalam alur konten)
  • Recommended content (konten yang disarankan)
  • Promoted listings atau promoted stories
  • Advertorial (konten iklan berbentuk artikel informatif)

Menurut Outbrain, native ads mendapatkan perhatian 53% lebih banyak daripada display ads karena tampilannya yang tidak mengganggu dan lebih alami di mata pembaca.

Contoh:
Situs seperti Forbes menampilkan native ads bertanda Promoted di akhir artikel mereka.

5. OOH dan DOOH

paid media 2

Out-of-Home (OOH) advertising adalah iklan luar ruang seperti billboard, poster, atau iklan di halte bus dan bioskop.

Ini merupakan bentuk iklan tradisional yang menjangkau audiens saat mereka beraktivitas di luar rumah.

Digital Out-of-Home (DOOH) adalah versi digital dari OOH yang dapat ditayangkan secara programatik, misalnya:

  • Layar digital di pusat perbelanjaan atau gedung perkantoran
  • Billboard digital interaktif
  • Iklan dalam transportasi umum yang berbasis digital

Meskipun OOH tidak digital pada awalnya, DOOH kini memungkinkan pengiklan menyesuaikan pesan secara real-time, termasuk berdasarkan lokasi dan waktu.

Baca Juga: Apa itu Marketing Inbound? 10 Strategi dan Cara Mengukurnya

Tips untuk Mengoptimalkan Hasil dari Paid Media

Apakah biaya iklan Anda terasa lebih mahal dari rata-rata?

Gunakan tips berikut untuk menyempurnakan strategi Anda dan mendapatkan hasil yang lebih maksimal dari media berbayar.

1. Tentukan channel yang paling tepat

Jika Anda berfokus pada channel yang tidak sesuai dengan target audiens atau taktik akuisisi, Anda tidak bisa mengharapkan ROI/return on investment iklan yang optimal.

Beberapa contoh saluran yang umum digunakan:

  • Google Ads cocok untuk menjangkau calon pelanggan yang secara aktif mencari solusi seperti yang Anda tawarkan.
  • Facebook Ads efektif untuk menarget ulang pengguna yang sudah pernah berinteraksi dengan bisnis Anda.
  • LinkedIn Ads ideal untuk B2B, terutama dalam kampanye lead generation dan thought leadership.

Cobalah mengalokasikan anggaran kecil pada channel sekunder untuk uji coba.

Jika hasilnya baik, Anda bisa mempertimbangkan menggeser sebagian anggaran utama ke channel tersebut.

2. Temukan target audiens yang tepat

Kemampuan Anda menjangkau audiens yang relevan sangat memengaruhi hasil kampanye.

Apa pun channel yang Anda gunakan, temukan keseimbangan antara penargetan otomatis dan segmentasi khusus.

  • Untuk kampanye top-of-funnel, gunakan penargetan luas seperti Facebook Advantage+ Audiences atau Google Optimized Targeting.
  • Untuk bottom-of-funnel, gunakan data internal Anda, misalnya dengan menarget ulang audiens yang sudah pernah berinteraksi atau menjadi lead.

Hindari pengaturan otomatis yang memperluas jangkauan tanpa kendali, seperti “Audience Expansion” di LinkedIn yang seringkali merugikan performa kampanye.

3. Tetapkan strategi bidding yang lebih cerdas

Meskipun Google, Facebook, dan LinkedIn mendorong penggunaan bidding otomatis, strategi ini tidak selalu memberikan hasil terbaik.

Coba opsi seperti:

  • Manual CPC bidding di Google
  • Bid caps di Facebook
  • Manual bidding di LinkedIn

Sebagian besar pengiklan tidak menyadari bahwa opsi bidding manual di LinkedIn sebenarnya sering lebih hemat, meski tersembunyi dan tidak direkomendasikan oleh sistem.

Cobalah untuk mengabaikan rekomendasi bid yang terlalu tinggi dan mulai dengan angka yang jauh lebih rendah, cukup untuk menghabiskan anggaran harian.

4. Kembangkan variasi kreatif

Meningkatkan kualitas konten iklan (creative) bisa meningkatkan performa sekaligus mengurangi kelelahan iklan (ad fatigue).

Namun, proses pengujian konten ini perlu pendekatan yang seimbang antara seni dan data.

Jika ROAS sudah sesuai target, fokuslah mencari sudut baru. Namun jika performa belum optimal, lakukan iterasi konten yang ada.

Dalam pengujian konten, hindari menguji lebih dari 3–5 variasi sekaligus agar hasilnya tetap signifikan secara statistik.

Selain itu, amati juga iklan kompetitor yang tidak berhasil, karena hal tersebut bisa menghemat waktu dan biaya Anda.

Baca Juga: Search Engine Marketing: Cara Kerja dan Bedanya dengan SEO

5. Menjalankan pengujian A/B

paid media 3

Kebanyakan jaringan iklan juga mendukung pengujian A/B untuk audiens, penempatan, dan format.

Namun, bagaimana Anda mengetahui elemen mana yang perlu Anda uji, dan bagaimana urutannya?

Paul Fairbrother dari The Fairbrother Agency memulai dari satu audiens yang punya potensi tinggi, misalnya lookalike 1% dari data pelanggan sebelumnya.

Lalu, ia fokus pada A/B testing elemen kreatif, mulai dari gambar atau video yang paling berpengaruh.

Setelah menemukan visual terbaik, ia lanjut ke headline, lalu teks utama. Dengan metode ini, ia mengaku bisa memangkas biaya per lead dari $10 menjadi $2.

Testing seperti ini membentuk dasar optimalisasi lanjutan.

Setelah Anda menemukan iklan dengan performa terbaik, Anda bisa mulai menarget audiens yang lebih luas.

Karena iklannya sudah “teruji”, biaya konversi tetap bisa terkendali.

Begitu fase pembelajaran berakhir dan distribusi iklan sudah optimal, biaya per konversi akan semakin turun dan stabil.

Inilah saat terbaik untuk meningkatkan anggaran dan memperluas jangkauan audiens.

6. Fokus pada format iklan yang paling efektif

Dari hasil testing dan iterasi, Anda akan mengetahui format iklan mana yang menghasilkan ROI tertinggi.

Fokuslah pada format tersebut untuk memaksimalkan performa.

Meski eksperimen dengan format baru terdengar menarik, keputusan tetap harus berdasarkan data.

7. Bangun sistem pelaporan yang andal

Pelaporan yang jelas dan bisa ditindaklanjuti adalah kunci dari optimalisasi paid media.

Sayangnya, fitur laporan bawaan dari platform iklan sering kali terbatas.

Karena itu, Anda bisa memanfaatkan alat eksternal untuk memperkuat sistem pelaporan.

Dengan laporan yang menunjukkan bagaimana prospek dari iklan berubah menjadi peluang penjualan, proses evaluasi dan peningkatan bisa berjalan jauh lebih akurat.

Baca Juga: Marketing Plan: Jenis, Cara Membuat, dan Contohnya

Kesimpulan

Paid media adalah salah satu strategi digital marketing yang memungkinkan Anda untuk membeli ruang iklan dan mempromosikan bisnis Anda secara online.

Dengan saluran, format, dan strategi media berbayar yang tepat, Anda bisa menjangkau setiap tujuan pemasaran dengan efisien.

Namun, untuk mendukung strategi ini, tentu Anda memerlukan alat komunikasi dengan pelanggan yang terintegrasi.

Karena itu, gunakan aplikasi CRM.ID yang akan membantu Anda fokus melayani pelanggan dengan fitur broadcast dan blast WA, segmentasi, dan pembagian chat antar agen.

Jadi, tunggu apa lagi? Klik tautan ini untuk menjadwalkan demonya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

12 − 10 =