7 Tips Meningkatkan Penjualan Selama Peak Season!

peak season banner

Periode ini merupakan peluang emas untuk meningkatkan pendapatan, menarik pelanggan baru, dan memperkuat brand.

Namun, keuntungan tersebut juga disertai dengan tekanan besar terhadap operasional perusahaan.

Oleh sebab itu, bisnis harus mempunyai strategi penjualan di saat peak season, agar tidak kewalahan dan menyebabkan delay. Apa saja strategi itu?

Pada artikel ini, kami akan membahas apa itu peak season, dampaknya pada bisnis, serta tips meningkatkan penjualan selama peak season.

Apa itu Peak Season?

“Peak season” adalah periode di mana terjadi lonjakan signifikan dalam permintaan terhadap produk dan jasa.

Peningkatan ini umumnya disebabkan oleh momen liburan, acara promosi, atau perubahan perilaku konsumen yang mendorong permintaan barang melebihi tingkat normal.

Peak season menuntut perusahaan untuk mengelola dan merencanakan proses manajemen sumber daya mereka dengan matang.

Tujuannya adalah mencegah agar lonjakan permintaan tidak berdampak buruk pada kualitas layanan dan kepuasan pelanggan.

Apa perbedaan peak season dan high season?

Meski terdengar mirip, tapi sebenarnya keduanya berbeda.

  • Peak Season: Periode dengan permintaan tertinggi dalam setahun. Biasanya, terjadi saat Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.
  • High Season: Permintaan yang tinggi, tetapi tidak setinggi peak season. Misalnya, seperti saat libur sekolah.

Baca Juga: 10 Indikator Kepuasan Pelanggan dan Cara Meningkatkannya

Apa Saja Dampak dari Peak Season?

peak season 1

Walau berpotensi meningkatkan keuntungan bisnis secara drastis, tapi ada juga tantangan operasional yang harus bisnis hadapi di masa peak season:

  • Potensi keterlambatan pengiriman: Lonjakan volume pengiriman selama peak season dapat membebani jaringan transportasi dan pusat sortir, yang berisiko menyebabkan keterlambatan. Masalah ini membuat pesanan sulit datang tepat waktu, sehingga memengaruhi kepuasan pelanggan.
  • Kemungkinan kenaikan biaya pengiriman: Permintaan yang tinggi selama peak season dapat mendorong naiknya tarif. Kenaikan biaya operasional ini dapat memengaruhi margin keuntungan perusahaan. Sehingga, perusahaan harus mengevaluasi ulang harga jual akhir atau menanggung peningkatan biaya logistik.
  • Potensi kapasitas infrastruktur kelebihan beban: Pelabuhan, bandara, gudang, dan pusat distribusi dapat mencapai batas kapasitas operasionalnya. Kelebihan beban ini bisa menyebabkan kemacetan dan keterlambatan proses pengiriman.
  • Pelacakan barang lebih sulit: Mengelola volume pengiriman yang tinggi bisa membuat pelacakan barang secara akurat menjadi lebih sulit. Tanpa sistem pelacakan yang efisien, risiko kesalahan dan kehilangan barang meningkat. Perusahaan juga sulit merespons masalah tak terduga secara cepat.
  • Kemungkinan kekurangan stok: Permintaan yang tinggi juga dapat menyebabkan kekurangan stok, terutama untuk produk-produk dengan permintaan tinggi.
  • Potensi peningkatan retur barang: Selama periode puncak, volume penjualan meningkat drastis, yang biasanya disertai dengan lonjakan jumlah retur, terutama di sektor e-commerce.

Baca Juga: 13 Strategi Jitu untuk Meningkatkan Repeat Order

Tips Meningkatkan Penjualan Selama Peak Season

1. Menentukan perkiraan permintaan

Mungkin sulit untuk mnentukan berapa tepatnya produk yang Anda butuhkan sebelum peak season dimulai.

Namun, ada metode peramalan inventaris atau forecasting yang akan membantu Anda lebih memahami jenis permintaan yang akan Anda hadapi.

  • Peramalan kuantitatif (Quantitative forecasting): Menggunakan data numerik, Anda dapat membuat model yang akan menunjukkan permintaan suatu produk berdasarkan data historis.
  • Peramalan grafis (Graphical forecasting): Mengubah data dalam peramalan kuantitatif ke dalam bentuk visual seperti grafik. Karena, biasanya mengidentifikasi data dalam bentuk visual lebih mudah daripada mengidentifikasi angka-angka.
  • Peramalan tren (Trend forecasting): Menggunakan kondisi pasar saat ini, pola pertumbuhan historis, dan penjualan, peramalan tren fokus pada satu produk untuk menentukan permintaan di masa depan.
  • Peramalan kualitatif (Qualitative forecasting): Jika bisnis Anda masih baru, atau Anda belum mengumpulkan data sebelumnya, Anda bisa mencoba survei, riset pasar, atau focus group.

Forecasting bukanlah metode yang dijamin selalu 100% akurat.

Tetapi dengan memperkirakan permintaan, Anda akan bisa menyeimbangkan inventaris Anda sebelum peak season dimulai.

Baca juga: Apa Itu Flash Sale: Ini Pengertian dan Tips Suksesnya

2. Mempersiapkan diri dan tim

peak season 2

Mempersiapkan diri dan tim Anda untuk peak season sedini mungkin akan sangat bermanfaat.

Tim yang terlatih dengan baik dan percaya diri, serta paham akan tugas dan peran mereka akan membuat peak season jadi terasa lebih mudah untuk dikelola.

Namun, bagaimana jika Anda menjalankan bisnis e-commerce dan melakukan semuanya sendiri?

Nah, cobalah membuat rencana yang nantinya bisa Anda gunakan sebagai rujukan saat bersiap untuk peak season.

Berikut beberapa hal yang bisa Anda prioritaskan untuk toko e-commerce Anda:

  • Buat situs yang mobile-friendly: Sebagian besar orang berbelanja melalui perangkat mobile. Jadi, optimalkan toko Anda untuk mereka agar penjualan Anda meningkat. Optimalkan situs agar Anda bisa memperlihatkan produk terlaris dan penawaran apa pun yang Anda miliki.
  • Ketahui kapan Anda harus memesan dari pemasok: Memesan stok lebih awal berarti Anda akan memiliki waktu untuk memperbaiki masalah dan
  • Tambahkan opsi pay later: Menawarkan pelanggan kesempatan untuk membeli dengan mencicil dapat meningkatkan penjualan. Karena itu, cobalah bermitra dengan penyedia layanan pay later.
  • Lakukan inventarisasi: Melakukan inventarisasi lebih awal dan rutin akan membantu menjaga jumlah lebih akurat. Jumlah yang akurat ini akan memastikan produk dipesan ulang sesuai kebutuhan dan pelanggan tidak perlu menunggu barang yang dipesan kembali tiba.

Baca Juga: Survey Kepuasan Pelanggan: Pengertian, Cara Membuat, dan Contohnya

3. Mempersiapkan customer support

Kualitas customer support atau layanan pelanggan sering kali menjadi penentu reputasi sebuah perusahaan.

Waktu respons yang lambat menyebabkan 52% pelanggan berhenti membeli dari sebuah perusahaan, dan 77% pelanggan percaya bahwa layanan terbaik yang dapat diberikan perusahaan adalah respons yang cepat.

Pelanggan berekspektasi mendapat dukungan yang cepat, personal, dan efisien.

Karena itu, persiapkan tim Anda sebaik mungkin untuk menghadapi lonjakan permintaan selama peak season.

Berikut ini tips mempersiapkan customer support Anda:

  • Analisis perkiraan beban kerja tim customer support.
  • Karyawan sebaiknya aktif berlatih menghadapi berbagai skenario yang mungkin terjadi saat melayani pelanggan.
  • Terapkan sistem prioritas dalam menangani permintaan. Bagi tim menjadi beberapa level dukungan berdasarkan tingkat kerumitan pertanyaan.
  • Tawarkan jadwal kerja yang fleksibel untuk menghindari kelelahan, libatkan anggota dari tim lain jika memungkinkan,
  • Gunakan otomatisasi untuk menangani pertanyaan standar agar staf bisa fokus pada kasus yang lebih kompleks.

Gunakan aplikasi CRM.ID untuk membantu mengotomatiskan pekerjaan yang repetitif seperi membalas pertanyaan sederhana, mengirim pesan follow up, dan membagi tugas.

Anda bisa mencoba CRM.ID dengan klik gambar di bawah ini:

crm 1

Baca juga: Niche Market: Pengertian, Cara Menjangkau, dan Contohnya

4. Mulai marketing lebih awal

Memasarkan bisnis di periode biasa saja sudah cukup menantang, apalagi memasarkan bisnis untuk peak season.

Saran terbaik yang bisa kami berikan: mulai lebih awal dari perkiraan.

Dengan memulai lebih awal, Anda akan memperoleh beberapa keunggulan:

  • Lebih unggul dari kompetitor. Menjadi nama pertama yang dilihat calon pelanggan bisa memberikan dampak besar pada keputusan pembelian mereka. Pemasaran yang dilakukan lebih awal tak hanya menciptakan brand recognition, tapi juga menunjukkan bahwa Anda memahami dan mengantisipasi kebutuhan pelanggan di masa mendatang.
  • Memberi lebih banyak data untuk mengukur permintaan. Dengan digital marketing, Anda bisa mengakses berbagai data dan analitik untuk melihat performa kampanye. Memiliki data ini sebelum memasuki peak season akan membantu Anda membuat forecasting yang lebih akurat.
  • Memungkinkan Anda menyesuaikan strategi pemasaran sesuai permintaan. Data dari pemasaran digital juga bisa menunjukkan strategi mana yang efektif dan mana yang tidak. Jika Anda mulai lebih awal, Anda memiliki waktu untuk melakukan penyesuaian jika kampanye Anda belum memberikan hasil seperti harapan.

Lalu, kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemasaran lebih awal? Tidak ada patokannya.

Hal ini sangat tergantung pada berbagai faktor, termasuk industri Anda, penjualan dalam setahun, dan lokasi bisnis.

Baca Juga: 8 Strategi Marketing Terbaik untuk Bisnis Anda dan Tipsnya

5. Gunakan dynamic pricing agar tetap kompetitif dan meningkatkan keuntungan

Dynamic pricing selama peak season adalah strategi yang dapat meningkatkan keuntungan Anda secara signifikan.

Anda memantau harga kompetitor untuk produk yang sama (atau serupa) dan menyesuaikan harga Anda agar tetap bersaing.

Ini bisa berarti menurunkan harga di waktu tertentu, tapi juga bisa berarti menaikkan harga jika kompetitor juga melakukan hal yang sama.

Ada beberapa metode dynamic pricing yang perlu dipertimbangkan saat Anda menyusun strategi penjualan untuk peak season:

Price discrimination

Jenis penetapan harga ini memungkinkan bisnis mengenakan harga berbeda untuk produk yang sama, tergantung dari kanal tempat pelanggan menemukan produk tersebut.

Contohnya, sepasang sepatu di toko fisik Anda dijual seharga Rp750.000, tetapi di toko online dijual seharga Rp950.000.

Bentuk lain dari price discrimination termasuk diskon pembelian dalam jumlah besar, potongan harga, atau menetapkan harga setiap produk di titik maksimum yang masih bisa diterima pasar.

Price skimming

Strategi ini melibatkan penetapan harga tinggi untuk produk baru.

Walau terdengar tidak masuk akal, pelanggan yang senang menjadi pengguna awal (early adopter) biasanya bersedia membayar harga tingi tersebut.

Yield management

Untuk produk dengan permintaan rendah, Anda bisa menurunkan harga untuk membantu menggerakkan penjualannya.

Strategi ini membantu menghabiskan stok produk yang lambat terjual, meskipun biasanya hanya efektif saat harga diturunkan.

Saat ini, Anda bisa menggunakan teknologi berbasis AI untuk memantau harga di internet dan secara otomatis menyesuaikan harga Anda berdasarkan harga pasar.

Dan untuk menjaga konsistensi harga di mata pelanggan, Anda bisa menyusun sistem agar harga yang mereka lihat tetap sama jika mereka pertama kali mengklik iklan Anda dan kembali lagi melalui kanal yang berbeda.

6. Hargai loyalitas pelanggan

peak season 3

Semua orang suka diberi penghargaan atas loyalitas mereka terhadap brand favorit.

Hanya karena sedang peak season, bukan berarti hal itu harus berubah. Justru peak season adalah waktu yang sangat tepat untuk mulai memberikan apresiasi kepada pelanggan.

Karena, baik pelanggan lama maupun baru akan berbelanja di periode ini. Jika Anda menunjukkan bahwa Anda menghargai mereka, mereka akan terus kembali.

Buatlah program loyalitas pelanggan dan sistem penghargaan yang tidak harus rumit maupun mahal.

Untuk mulai menumbuhkan loyalitas pelanggan:

  • Minta alamat email pelanggan agar Anda bisa menindaklanjuti pembelian mereka dan memberikan akses eksklusif ke diskon atau promo tertentu.
  • Beri diskon khusus bagi pelanggan pertama saat mereka membuat akun di toko online Anda.
  • Buat sistem referral bonus bagi pelanggan yang merekomendasikan bisnis Anda ke orang lain. Bonus ini bisa berupa potongan harga atau akses lebih awal ke produk terbaru.

Kalau Anda belum yakin jenis program loyalitas seperti apa yang paling sesuai dengan pelanggan Anda, tanyakan saja kepada mereka melalui survei.

7. Tawarkan interaksi yang personal

Layanan yang dipersonalisasi membuat pelanggan merasa dihargai, bahkan saat jam sibuk sekalipun.

Menyapa pelanggan dengan nama, merujuk pada interaksi sebelumnya, dan menyesuaikan respons Anda bisa secara signifikan meningkatkan skor CSAT (Customer Satisfaction Score).

Interaksi yang dipersonalisasi menciptakan kesan bahwa Anda memperhatikan konsumen.

Bahkan menurut statistik, 91% konsumen lebih memilih berbelanja dengan brand yang memberikan penawaran dan rekomendasi yang relevan.

Cara menawarkan interaksi yang dipersonalisasi:

  • Gunakan Data Pelanggan secara Efektif: Manfaatkan CRM Anda untuk mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan seperti preferensi dan interaksi sebelumnya, sehingga Anda dapat memberikan rekomendasi produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
  • Sesuaikan Respons Berdasarkan Riwayat Interaksi: Gunakan informasi dari interaksi sebelumnya untuk menyesuaikan respons Anda. Ini menunjukkan bahwa Anda mengingat dan memahami kebutuhan serta preferensi spesifik mereka.
  • Segmentasikan Pelanggan Anda: Untuk memberikan komunikasi yang lebih relevan dan personal, kelompokkan pelanggan berdasarkan perilaku, preferensi, dan demografi mereka.

Baca Juga: 9 Tips Meningkatkan Retensi Pelanggan dan 5 Contohnya

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peak season adalah periode dimana permintaan untuk barang dan jasa meningkat secara signifikan.

Ini adalah peluang bisnis untuk mendapat penghasilan yang lebih besar. Namun, jika Anda tidak mempersiapkan strategi sebelumnya, peak season juga bisa membuat bisnis Anda kewalahan.

Salah satu strategi yang bisa Anda terapkan adalah mempersiapkan customer support, mengotomatiskan tugas repetitif, dan memberikan interaksi yang personal.

Tugas-tugas ini bisa Anda sederhanakan dengan CRM.ID, penyedia WhatsApp Business API dengan fitur pesan blast dan broadcast tanpa batas, pengelolaan pelanggan, fitur tagging, dan masih banyak lagi.

Ingin mencoba CRM.ID untuk meningkatkan pelayanan bisnis Anda? Yuk, jadwalkan demo melalui tautan ini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

twelve − nine =