Dalam membuat strategi pemasaran, customer persona menjadi bagian penting yang harus Anda pertimbangkan.
Mungkin Anda pernah merasa ketika membuat kampanye pemasaran tidak efektif, seperti target audiens yang melesat, hingga anggaran yang habis tanpa adanya hasil.
Nah, ini adalah salah satu keadaan yang terjadi karena customer persona yang Anda buat belum tepat.
Dari penelitian yang dilakukan oleh HubSpot, ada sekitar 96% pemasar yang mengatakan adanya personalisasi meningkatkan kemungkinan pelanggan menjadi pelanggan tetap dan 94% mengatakan personalisasi membantu meningkatkan penjyalan bisnis.
Ini artinya semakin spesifik Anda melakukan identifikasi customer persona maka akan semakin membaik karena dengan adanya hal ini bisa membantu Anda dalam memahami pelanggan secara mendalam.
Lalu apa yang dimaksud dengan customer persona ini, bagaimana cara membangunnya, dan contohnya?
Pada artikel ini CRM.ID akan menjelaskan secara lengkap mengenai customer persona mulai dari pengertiannya, tujuannya, cara membangun, hingga contohnya.
Anda dapat membaca penjelasan lengkapnya hanya di bawah ini:
Apa yang Dimaksud dengan Customer Persona?

Customer persona atau dalam bahasa Indonesia persona pembeli merupakan gambaran representasi semi-fiktif yang diambil dari pembeli ideal berdasarkan data dan riset yang dilakukan.
Persona pembeli ini mencakup karakteristik demografi, usia, pekerjaan, perilaku, tujuan, kebutuhan, hingga masalah utama yang dimiliki pelanggan.
Di sini persona pembeli akan mewakili karakteristik dan perilaku ideal dari pelanggan target, sehingga memberikan wawasan berharga yang memandu strategi pemasaran dan pengembangan produk.
Ketika sebuah bisnis telah menggunakan persona pembeli, maka bisnis dapat menyusun pesan pemasaran, produk, hingga layanan yang relevan sehingga bisa menarik perhatian audiens secara tepat.
Dalam persona pembeli, membuat profil pelanggan bisa dijadikan sebagai proses berkelanjutan dalam mendampingi bisnis melalui berbagai tahapan (awal, pertumbuhan, dan kematangan).
Di sini profiling akan membantu melakukan validasi kesesuaian pasar dengan cara mengidentifikasi profil pelanggan ideal melalui riset, wawancara, hingga analisis kompetitor.
Profiling mempertajam strategi pemasaran, penjualan, dan produk dengan menganalisis pelanggan awal dan pelanggan bernilai tinggi, mendorong akuisisi dan retensi, yang krusial seiring pertumbuhan bisnis.

Baca Juga: Apa itu Buyer Persona? Cara Membuat dan Contohnya
Apa Tujuan dari Customer Persona?
Dalam persona pembeli, ada tujuan utama yang ingin dicapai yakni bisa memahami pelanggan secara mendalam sehingga dapat meningkatkan efektivitas pemasaran, pengembangan produk, hingga memberikan pengalaman pelanggan secara keseluruhan.
Berikut beberapa manfaat utama yang dimilikinya:
1. Lebih Memahami Pelanggan
Tujuan yang pertama adalah agar bisa lebih memahami pelanggan secara mendalam.
Di sini persona pembeli memungkinkan bagi bisnis untuk mengenali kebutuhan, tantangan, hingga kekhawatiran dari pelanggan secara lebih mendalam.
Dengan adanya pemahaman ini bisa membantu menciptakan solusi yang benar-benar relevan bagi para audiensnya.
2. Pemasaran yang Lebih Efektif
Tujuan yang kedua adalah mendukung pemasaran yang lebih efektif, di mana dengan adanya wawasan yang jelas terkait siapa pelanggan Anda, maka kampanye pemasaran dapat dibuat dengan lebih spesifik, menarik, dan tepat sasaran.
Dari sini hasilnya bisa membuat anggaran pemasaran yang lebih efisien sehingga bisa memberikan dampak yang besar bagi bisnis.
Baca Juga: Personalisasi Konten: Pengertian, Manfaat, dan Caranya
3. Mendorong Mengembangkan Produk
Dengan adanya persona pelanggan, maka bisnis bisa mendapatkan pendan untuk mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Inovasi ini dilakukan sesuai dengan data ini bisa meningkatkan peluang keberhasilan produk yang ada di pasaran.
4. Membangun Loyalitas
Tujuan yang keempat adalah untuk membangun loyalitas pelanggan.
Membangun loyalitas ini dapat dilakukan dengan memprioritaskan pelanggan sehingga bisa memenuhi kebutuhan mereka, di mana ini akan membuat rasa percaya brand dapat meningkat.
Ini akan mendorong pelanggan bisa tetap setia dan bahkan memberikan rekomendasi bisnis kepada orang lain.
5. Dapat Memperkuat Komunikasi Internal
Tujuan yang terakhir adalah dapat memperkuat komunikasi internal perusahaan.
Ketika bisnis memiliki persona pelanggan, maka setiap tim yang ada, baik tim pemasaran, sales, hingga tim pengembangan produk dapat bekerja dengan visi yang sama.
Ini juga dapat menciptakan sinergi yang dapat mendukung terciptanya strategi bisnis yang lebih baik.
Baca Juga: 10 Strategi Pemasaran Produk untuk Bisnis Anda dan Contohnya
Kapan Waktu Terbaik bagi Bisnis untuk Membuat Customer Persona?

Tahukah Anda, bawah customer persona bisa berubah sesuai dengan kebutuhan, prioritas, hingga strategi yang digunakan?
Di setiap fase yang ada akan menghadirkan tantangan yang berbeda di mana berpengaruh pada cara bisnis memahami dan menjangkau pe;anggan.
Oleh karenanya penting bagi Anda untuk membuat lebih dari satu personal pembeli untuk setiap tahapan yang ada.
Berikut waktu yang tepat untuk membuatnya:
1. Sebelum Produk Diluncurkan
Waktu terbaik yang pertama adalah sebelum Anda meluncurkan produk ke pasaran.
Di tahap ini, Anda bisa memfokuskan diri untuk memahami potensi pasar yang ada.
Persona pelanggan di sini dirancang sesuai dengan riset awal misalnya dari survei atau wawancara.
Di sini persona akan menggambarkan kebutuhan umum dari pelanggan yang belum spesifik karena produk masih ada di tahap pengembangan.
Pada tahapan ini Anda dapat fokus untuk menjawab pertanyaan mengenai kebutuhan pelanggan sehingga cara bisnis bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Sebelum Dimulainya Kampanye Marketing
Waktu terbaik kedua adalah sebelum kampanye marketing mulai dilakukan.
Ketika Anda membuat kampanye marketing, personal pelanggan akan dibuat dengan lebih spesifik.
Di sini Anda dapat menggunakan data yang lebih akurat, misalnya dari perilaku konsumen dan preferensi komunikasi, sehingga bisa membuat pesan kampanye yang disesuaikan.
Di sini persona mencakup hal-hal detail seperti saluran pemasaran favorit yang dipilih pelanggan, masalah yang sering dihadapi, hingga solusi yang dicari.
Di sini Anda bisa fokus untuk menciptakan pesan yang relevan dan bisa menarik perhatian dari audiens.
Baca Juga: Customer Segment: Manfaat dan 10 Contohnya
3. Ketika Mengubah Target Pasar
Waktu berikutnya adalah ketika Anda ingin mengubah target pasar.
Target pasar ini dapat berubah ketika bisnis ingin memperluas jangkauan ataupun memberikan respons dari tren baru.
Pada tahap ini persona sering kali berbeda karena karakteristik segmen baru tidak lagi sama dengan audiens sebelumnya.
Oleh karenanya penting bagi Anda untuk menggali kebutuhan, preferensi, ataupun perilaku segmen baru sehingga bisa memastikan startegi pemasaran dapat berjalan secara relevan.
4. Setelah Mendapatkan Feedback dari Pelanggan
Waktu terbaik yang terakhir adalah setelah mendapatkan feedback dari pelanggan.
Biasanya ini didapatkan setelah produk digunakan oleh pelanggan, Anda bisa mendapatkan data yang berhubungan dengan pelanggan ini.
Di sini Anda bisa mengidentifikasi pola perilaku yang dimiliki pelanggan, tantangan apa saja yang belum dipenuhi, hingga fitur-fitur yang perlu untuk ditingkatkan.
Dengan adanya persona ini bisnis bisa menyesuaikan strategi sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas dari pelanggan.
Baca Juga: Segmentasi Pelanggan: Jenis dan Cara Melakukan Segmentasi
Bagaimana Cara Membangun Customer Persona?

Untuk membangun personal pembeli, berikut cara yang bisa Anda lakukan:
1. Lakukan Riset secara Mendalam
Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk membangun persona pelanggan adalah dengan melakukan riset secara mendalam.
Di sini Anda bisa memulai dengan mengumpulkan data yang didapatkan dari berbagai sumber, seperti dari survei, wawancara, data CRM, hingga dari media sosial.
Dari riset ini Anda bisa memahami siapa saja pelanggan Anda dan apa saja kebutuhan dari pelanggan Anda.
2. Tentukan Target Demografi
Langkah kedua adalah dengan menentukan target demografi yang terdiri dari nama, usia, jenis kelamin, lokasi, pekerjaan, hingga status sosial pekerjaan.
Dari informasi ini Anda bisa mendapatkan gambaran awal terkait siapa yang menjadi target pelanggan Anda.
Baca Juga: Segmentasi Pasar: Jenis, Contoh, dan Strateginya
3. Lakukan Identifikasi Kebutuhan dan Masalah
Setelah menentukan target demografi target pelanggan, selanjutnya adalah melakukan identifikasi kebutuhan dan masalah.
Di sini Anda dapat mencari informasi yang menjadi kebutuhan dan juga tantangan utama dari pelanggan Anda.
Dari sini Anda bisa memahami apa sebenarnya permasalahan mereka, sehingga bisa memberikan solusi yang tepat melalui produk atau layanan yang Anda miliki.
4. Tentukan Tujuan dari Target
Langkah berikutnya, Anda bisa menentukan tujuan dari target Anda.
Tentukan apakah di sini mereka mencari kemudahan, efisiensi, atau solusi atas permasalahan yang ada?
Dengan adanya pengetahuan ini bisa membantu Anda dalam menyelaraskan produk sesuai dengan harapan dari mereka.
Baca Juga: Apa itu Customer Journey? Arti, Langkah Membuat, dan Contohnya
5. Tentukan Hambatan dari Target
Dalam menentukan hambatan dari target Anda, Anda bisa mulai mengenai faktor-faktor yang mungkin menjadi penghalang bagi pelanggan untuk mencapai tujuan yang ingin mereka capai.
Misalnya keterbatasan anggaran, keterbatasan informasi, hingga keterbatasan waktu yang dimiliki.
Dari memahami hambatan ini, Anda bisa menawarkan solusi yang lebih efektif untuk permasalahan tersebut.
6. Berikan Nama dan Wajah pada Persona
Membuat persona pelanggan Anda menjadi lebih nyata bisa memudahkan Anda memvisualisasikan pelanggan dengan lebih jelas.
Anda bisa mencobanya dengan membuat nama, pekerjaan, atau bisa juga dilengkapi dengan gambar ilustratif.
Berikut beberapa hal yang bisa dibuat dalam profil semi-fiktif:
- Nama, usia, pekerjaan, dan latar belakang yang dimiliki
- Tantangan utama yang dihadapi pelanggan
- Kebutuhan dan tujuan yang dimiliki pelanggan
- Preferensi komunikasi pelanggan
7. Buat Kelompok Data Pelanggan menjadi Customer Persona
Langkah terakhir yang dapat dilakukan adalah dengan membuat kelompok data pelanggan menjadi customer persona.
Anda bisa menggabungkan pelanggan dengan karakteristik serupa sehingga bisa menjadi satu persona.
Proses ini memudahkan Anda dalam menciptakan persona untuk audiens yang berbeda, memastikan strategi telah sesuai untuk setiap kelompok.
Beberapa tips yang dapat dilakukan di antaranya:
- Hindari tebakan dan pastikan menggunakan data aktual
- Jangan memfokuskan diri pada demografis, tetapi juga pahami psikografi pelanggan
- Libatkan tim yang ada di lintas departemen sehingga bisa mendapatkan perspektif yang lebih luas
Baca Juga: Cara Efektif Menentukan Target Audience Bisnis Anda
Apa Saja Contoh Customer Persona?

Agar Anda bisa lebih memahami customer persona ini, berikut contoh customer persona untuk Anda:
Persona 1:
- Nama: Aruna (Wanita, CEO, 30 tahun)
- Latar belakang: Seorang CEO di perusahaan fashion, belum menikah.
- Pekerjaan: Memiliki tanggung jawab dalam membuat strategi bisnis dan kepuasan pelanggan.
- Tantangan: Adanya kesulitan dalam mengelola komunikasi secara real-time di berbagai platform.
- Tujuan: Dapat mengintegrasikan sistem omnichannel sehingga bisa meningkatkan efisiensi dan respons pelanggan.
Persona 2:
- Nama: Gilang (Pria, Sales Manager, 35 Tahun)
- Latar belakang: Sales manager di perusahaan teknologi
- Pekerjaan: Memimpin tim penjualan sehingga bisa memberikan layanan terbaik bagi pelanggan
- Tantangan: Memahami pola perilaku pelanggan sehingga bisa memberikan layanan yang sesuai
- Tujuan: Meningkatkan kepuasan pelanggan atas layanan yang diberikan.
Baca Juga: Customer Engagement: Pengertian, Strategi, dan Cara Mengukur
Kesimpulan
Itulah penjelasan lengkap mengenai customer persona yang dapat menjadi referensi Anda.
Dari penjelasan artikel di atas dapat diketahui bahwa customer persona menjadi bagian penting untuk mendukung pemasaran yang lebih efektif.
Untuk mendukung persona pelanggan ini, penting bagi bisnis Anda untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan.
Layanan pelanggan ini menjadi dasar utama untuk membuat pelanggan merasa puas sehingga bisa meningkatkan loyalitas.
Anda bisa menggunakan aplikasi CRM dari CRM.ID untuk mendukung peningkatan kepuasan pelanggan pada bisnis Anda.
CRM.ID merupakan aplikasi CRM yang dilengkapi berbagai fitur untuk mendukung kemudahan pengelolaan layanan pelanggan.
Yuk daftar CRM.ID sekarang juga dan jadwalkan demo bersama tim hebat kami dengan klik tautan ini.
- Co-Branding: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya - 27 November 2025
- Client Adalah: Ini Perbedaannya dengan Customer - 26 September 2025
- Software CRM Usaha Dagang: Tantangan dan Rekomendasinya - 22 September 2025