Dalam dunia bisnis, pasti Anda sudah memahami apa itu klien.
Hal ini karena klien adalah bagian penting yang akan menentukan keberlangsungan bisnis.
Namun masih banyak yang tidak memahami apa perbedaan antara klien dan pelanggan, bahkan menganggapnya adalah dua hal yang sama.
Padahal, tentunya klien dan pelanggan ini berbeda dan sebagai pelaku bisnis, Anda wajib memahami perbedaan keduanya.
Pada artikel ini CRM.ID akan menjelaskan mengenai apa itu klien dan perbedaannya dengan pelanggan.
Baca selengkapnya hanya pada penjelasan yang ada di bawah ini:
Apa Itu Klien?

Klien atau dalam bahasa Inggris disebut dengan client, adalah individu atau sekelompok orang yang membeli layanan profesional dari sebuah bisnis atau perusahaan untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah.
Untuk mendapatkan layanan atau jasa tersebut, client akan membayar sejumlah uang setelah pekerjaan dilakukan ataupun dengan pembayaran di awal.
Jangka waktu pemberian layanan atau jasa dari bisnis kepada klien berbeda-beda tergantung dengan kebijakan yang dimiliki bisnis ataupun sesuai dengan kesepakatan.
Namun biasanya client akan menggunakan jasa tersebut secara berkelanjutan sehingga mereka dianggap loyal karena terus menggunakan layanan atau jasa yang sama untuk waktu yang lama.
Oleh karenanya, dalam menggunakan layanan atau jasa ini, klien akan membutuhkan pendampingan dari pihak perusahaan.
Pendampingan ini dilakukan untuk memberikan layanan terbaik, khususnya ketika terjadi kendala atau permasalahan sehingga bisa diselesaikan dengan cepat dan tepat.
Banyak perusahaan yang menawarkan layanan profesional sering kali menyebut orang yang berbisnis dengan mereka sebagai client.
Klien biasanya membutuhkan layanan yang memenuhi kebutuhan pribadi atau komersial secara berulang.
Berikut adalah beberapa contoh industri dan bisnis yang menangani klien:
- Firma hukum
- Biro pemasaran dan periklanan
- Layanan akuntansi
- Studio desain
- Perusahaan asuransi
- Agen real estat
Baca Juga: Sales Representative: Definisi, Tugas, dan Gaji
Apa Itu Pelanggan?

Jika klien adalah orang yang menggunakan layanan atau jasa, maka pelanggan adalah orang yang membayar barang dan jasa dari perusahaan atau toko tanpa menjalin hubungan bisnis formal dengan perusahaan tersebut.
Dalam bahasa Inggris, pelanggan ini disebut dengan customer dimana mereka akan melakukan transaksi, baik itu pembelian produk, penggunaan jasa, ataupun pembelian lainnya.
Dibandingkan dengan klien, pelanggan memiliki kebutuhan yang lebih umum dan tidak kompleks.
Keberadaan mereka ini sangat penting bagi sebuah bisnis, karena mereka adalah sumber pendapatan utama yang akan memainkan peran penting dalam keberlanjutan bisnis.
Pelanggan melakukan transaksi moneter untuk membeli produk atau layanan dari bisnis dan toko.
Transaksi ini mungkin tidak berulang, tetapi mungkin ada beberapa pelanggan yang melakukan pembelian berulang kali.
Berikut adalah beberapa contoh bisnis yang menangani pelanggan:
- Toko ritel
- Perusahaan makanan dan minuman
- Hotel
- Bank
- Salon rambut
- Supermarket
Baca Juga: Customer Service Representative: Tugas dan Tanggung Jawabnya
Apa Perbedaan Klien (Client) dengan Pelanggan (Customer)?

Dalam bisnis, klien biasanya membeli solusi atau saran, sedangkan pelanggan biasanya membeli produk dan jasa.
Klien mungkin memiliki hubungan jangka panjang dengan bisnis tempat mereka membeli.
Sebaliknya, pelanggan sering kali mengakhiri hubungan mereka dengan penjual setelah mereka menerima barang atau jasa yang ingin mereka beli.
Meskipun klien dan pelanggan adalah sumber pendapatan yang penting bagi bisnis, ada perbedaan di antara keduanya dalam hal perilaku dan kebutuhan mereka.
Bisnis yang sukses memahami cara melayani klien atau pelanggan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Berikut adalah beberapa perbedaan di antara keduanya:
1. Tingkat Personalisasi
Bisnis yang melayani klien dapat membedakan layanan mereka sesuai dengan kebutuhan klien.
Sebagai contoh, perusahaan konsultan SDM dapat menawarkan berbagai macam layanan.
Jika klien membutuhkan layanan profesional dalam pemrosesan penggajian dan perekrutan, perusahaan konsultan dapat menyesuaikan penawarannya untuk menargetkan dua area ini.
Tingkat personalisasi lebih rendah untuk pelanggan, karena mereka biasanya membeli produk atau layanan yang sudah jadi tanpa penyesuaian.
Baca Juga: Cross-Selling dan Upselling: Pengertian dan Cara Melakukannya
2. Tingkat Eksklusivitas
Klien biasanya mencari layanan profesional dari satu penyedia.
Misalnya, klien mungkin hanya mengandalkan bank swasta untuk kebutuhan perbankan dan investasi mereka.
Tingkat eksklusivitas yang lebih rendah biasanya dimiliki oleh pelanggan.
Misalnya, pelanggan restoran cenderung membandingkan restoran satu dengan restoran lainnya.
Baca Juga: Apa Itu Pelanggan: Ini Pengertian, Jenis, dan Karakteristiknya
3. Adanya Dukungan Layanan
Bisnis yang berhubungan dengan klien dapat memberikan dukungan layanan yang lebih baik.
Sebagai contoh, perusahaan konsultan hukum untuk perusahaan manufaktur sering menerima permintaan dukungan yang berkaitan dengan aspek hukum perusahaan.
Sedangkan pelanggan kemungkinan juga memerlukan dukungan layanan, seperti meminta pengembalian uang atau penukaran produk dari toko ritel.
Namun dukungan untuk pelanggan biasanya hanya untuk pembelian tersebut, dan keterlibatan biasanya berakhir setelah layanan pelanggan menyelesaikan masalah tersebut.
Baca Juga: BSP WhatsApp: Pengertian dan Fitur yang Dimilikinya
4. Strategi Pemasaran dan Penjualan
Perusahaan dapat menggunakanstrategi pemasaran dan penjualan yang berbeda tergantung pada apakah mereka melayani klien atau pelanggan.
Perusahaan berbasis client mungkin memiliki target pasar yang lebih kecil, tetapi fokus pada retensi klien mereka.
Misalnya, firma hukum dapat mengandalkan basis kecil client utama jangka panjang yang memberikan pendapatan bisnis mereka untuk jangka waktu yang lama.
Mereka dapat menarik bisnis baru dengan menekankan tingkat layanan dan testimoni klien.
Sebaliknya, perusahaan yang mengandalkan pelanggan dapat menggunakan strategi pemasaran yang menarik lebih banyak pelanggan dan mendorong mereka untuk membelanjakan lebih banyak uang.
Mereka biasanya bertujuan untuk menghasilkan basis pelanggan transaksional yang lebih besar, karena mereka membutuhkan jumlah pembelian yang lebih tinggi untuk mencapai target pendapatan
5. Durasi Penjualan
Sering kali dibutuhkan waktu lebih lama untuk menjual ke klien daripada ke pelanggan.
Proses penjualan dimulai dari kontak awal dengan clienr hingga terjadinya kesepakatan dan tindak lanjut.
Karena bisnis berbasis client biasanya melibatkan komitmen keuangan yang lebih besar, siklus penjualan mungkin lebih lama karena klien menghabiskan lebih banyak waktu untuk memilih penyedia terbaik yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pelanggan mungkin memiliki siklus penjualan yang lebih pendek karena mereka melakukan transaksi cepat yang biasanya melibatkan satu pembelian.
Baca Juga: Customer Journey Mapping: Pengertian dan Langkahnya
6. Kewajiban Kontrak
Klien sering kali menandatangani kontrak formal ketika mereka memasuki hubungan penjualan dengan perusahaan.
Sebagai contoh, jika klien menggunakan jasa perusahaan konsultan akuntansi, kedua belah pihak dapat menandatangani kontrak yang mencakup ruang lingkup layanan, biaya, dan klausul penarikan.
Biasanya tidak ada kewajiban kontrak untuk pelanggan, karena nilai produk dan layanan biasanya lebih rendah.
7. Gaya Hubungan
Perusahaan yang berpusat pada klien dapat memberikan perhatian lebih pribadi kepada masing-masing klien.
Perusahaan-perusahaan ini dapat menginvestasikan lebih banyak sumber daya untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan klien mereka, seperti mempekerjakan client service representative yang berdedikasi.
Sedangkan pelanggan mendasarkan keputusan pembelian mereka pada kenyamanan, lokasi, dan harga.
Hubungan dengan bisnis tertentu dan staf layanan mereka mungkin merupakan faktor yang kurang penting untuk dipertimbangkan oleh pelanggan.
Baca Juga: Customer Engagement: Pengertian, Strategi, dan Cara Mengukur
Apa Perbedaan Pelanggan dengan Konsumen?
Selain klien dan pelanggan, ada istilah lainnya dalam bisnis yang wajib dipahami yakni konsumen.
Lalu apa itu konsumen?
Konsumen adalah istilah lain yang dapat dipertukarkan dengan pelanggan, tetapi ada perbedaan di antara keduanya.
Konsumen mengacu pada orang-orang yang merupakan pengguna akhir produk dan layanan.
Konsumen mungkin membeli produk dan layanan, tetapi mereka mungkin bukan orang yang menggunakannya, mengetahui perbedaan ini berguna bagi bisnis yang mungkin menargetkan konsumen dan pelanggan.
Bisnis yang sukses memahami bahwa konsumen dapat mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan.
Bisnis-bisnis ini dapat menyesuaikan strategi penjualan dan pemasaran mereka agar sesuai dengan preferensi konsumen.

Baca Juga: 8 Cara Mengoptimalkan Customer Acquisition Cost (CAC)
Bagaimana Cara Mengubah Pelanggan Menjadi Klien?

Perusahaan yang melayani pelanggan dan konsumen biasanya melakukan transaksi tunggal dan jarang mengembangkan hubungan yang mendalam dengan mereka yang membayar produk dan layanan mereka.
Ada beberapa perusahaan yang bertujuan untuk mengubah pelanggan jangka pendek menjadi klien jangka panjang.
Pelanggan setia menjadi klien ketika mereka mendukung bisnis tertentu secara teratur, melakukan transaksi berulang, dan mengembangkan hubungan dengan pemilik atau staf bisnis.
Perusahaan yang menginvestasikan sumber daya untuk mengubah pelanggan menjadi klien menyadari bahwa mungkin lebih mudah untuk mempertahankan pelanggan yang kembali daripada mencari pelanggan baru.
Berikut adalah beberapa tips tentang cara mengubah pelanggan menjadi klien yang dapat Anda ikuti:
1. Berikan Insentif yang Menarik
Untuk menarik pelanggan yang sudah ada agar kembali dan melakukan pembelian berulang, Anda bisa menawarkan insentif seperti konsultasi gratis dan uji coba yang disesuaikan
Sebagai contoh, salon kecantikan dapat mengubah pelanggan yang baru pertama kali datang menjadi klien dengan menawarkan layanan manikur gratis.
Hal ini dapat mendorong pelanggan yang sudah ada untuk kembali secara teratur dan berhasil mengubah mereka menjadi client.
Baca Juga: Customer Centric Adalah? Ini Arti, Cara Mengukur, dan Tips
2. Menyediakan Layanan Pelanggan Terbaik
Tahukah Anda, perusahaan yang menyediakan layanan pelanggan terbaik dapat melakukan bisnis berulang dengan pelanggan mereka.
Ketika pelanggan menerima layanan yang sangat baik, mereka cenderung kembali untuk melakukan pembelian lagi dan merekomendasikan bisnis ini kepada orang lain.
Misalnya, manajer toko kelontong yang menyapa pelanggan dengan nama mereka kemungkinan besar akan mengembangkan hubungan yang baik dengan mereka dan mengubahnya menjadi klien tetap.
3. Menjaga Komunikasi
Pelanggan memiliki kecenderungan bertransaksi lagi dengan bisnis yang mendengarkan pendapat mereka dan memenuhi kebutuhan mereka.
Anda dapat melakukannya dengan berkomunikasi secara teratur dengan pelanggan seolah-olah Anda sedang melayani klien dan mengatasi masalah mereka.
Tunjukkan bahwa Anda memahami kebutuhan mereka dan tawarkan penawaran atau diskon yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Bisnis yang sukses menjaga hubungan pribadi dengan pelanggan mereka untuk mengembangkan mereka menjadi klien.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Centang Hijau WhatsApp, Manfaat, dan Syaratnya
4. Pastikan Kualitas Produk atau Layanan
Kualitas produk atau layanan Anda adalah faktor yang sangat memengaruhi keputusan pembelian pelanggan Anda.
Pastikan Anda menawarkan produk dan layanan yang konsisten dalam kualitas terbaik.
Ketika pelanggan merasa yakin bahwa mereka dapat mengharapkan produk dan layanan berkualitas baik setiap kali mereka mendukung bisnis Anda, kemungkinan mereka melakukan pembelian berulang akan lebih tinggi.
5. Mengadopsi Model Penjualan Relasional
Model penjualan relasional bertujuan untuk membangun hubungan jangka panjang dengan orang-orang yang memberikan pendapatan bagi bisnis Anda.
Hal ini berbeda dengan model penjualan transaksional, yang fokusnya adalah menutup penjualan jangka pendek.
Ketika Anda menggunakan penjualan relasional, Anda mengutamakan kepentingan pelanggan di atas kepentingan pribadi Anda.
Perusahaan yang berhasil dalam penjualan relasional memiliki peluang yang lebih baik untuk mengubah pelanggan menjadi klien.
Baca Juga: 25 Contoh Kata-Kata Promosi Lewat WhatsApp
Kesimpulan
Itulah penjelasan lengkap mengenai apa itu klien yang dapat menjadi referensi Anda.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa setiap bisnis dapat berupaya untuk mengubah pelanggan menjadi klien, karena ketika seseorang telah menjadi klien, maka hubungan bisnis dapat terjalin lebih lama.
Salah satu cara untuk mengubah pelanggan menjadi klien adalah dengan memberikan layanan terbaik.
Anda dapat menggunakan aplikasi CRM.ID untuk mendukung pelayanan terbaik kepada pelanggan sehingga mereka merasakan kepuasan dan bertahan dengan bisnis Anda dalam jangka waktu yang lama.
Aplikasi CRM.ID merupakan aplikasi dengan layanan WhatsApp Business API yang akan memberikan layanan terbaik tanpa takut kan diblokir.
Yuk daftar CRM.ID sekarang juga dan jadwalkan demo bersama tim hebat kami di tautan ini.
- Key Performance Indicator (KPI): Pengertian dan Karakteristiknya - 17 April 2025
- Brand Marketing: Pengertian, Manfaat, dan Fungsinya - 16 April 2025
- Marketing Adalah: Ini Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya - 16 April 2025