Multi Level Marketing: Pengertian dan Cara Kerjanya

multi level marketing banner

Tentunya Anda sudah pernah mendengar tentang bisnis MLM atau multi level marketing. MLM adalah suatu strategi penjualan produk dan layanan dalam sistem komisi berbentuk piramida.

Meski multi level marketing adalah strategi penjualan yang efektif, tetapi sebagian besar masyarakat menganggap bisnis MLM sebagai bisnis yang kontroversial.

Namun, apakah bisnis MLM memang seperti anggapan masyarakat? Atau apakah MLM tidak selamanya buruk?

Pada artikel ini, kami akan membahas multi level marketing (MLM), cara kerja, perbedaannya dengan skema piramida, hingga apakah strategi ini cocok untuk Anda.

Apa itu Multi Level Marketing (MLM)?

multi level marketing 1

Multi level marketing (MLM) adalah model bisnis yang menggunakan dua cara utama untuk menghasilkan pendapatan:

  • Melakukan direct sales atau menjual produk atau jasa secara langsung kepada konsumen
  • Merekrut distributor baru

Strategi ini juga dikenal sebagai referral marketing atau bisnis jaringan marketing. Orang-orang yang direkrut akan diposisikan di bawah jaringan distributor yang kemudian dikenal sebagai “downline”.

Suatu perusahaan bisa memiliki banyak anggota sekaligus, ratusan, atau bahkan ribuan. Semua anggota bisa mendapatkan pemasukan dan komisi seiring rantai bisnisnya semakin berkembang.

Banyak multi level marketing yang statusnya legal. Yang tidak legal adalah yang beroperasi dengan skema piramida.

Baca Juga: Tugas Marketing, Peran, dan Tanggung Jawabnya di Perusahaan

Istilah Dalam Strategi Multi Level Marketing

multi level marketing 2

Berikut ini adalah beberapa istilah yang digunakan dalam multi level marketing:

  • Aktif: Jika seorang distributor mampu menghasilkan sekian jumlah penjualan atau perekrutan, mereka akan menyandang status ‘aktif’. Biasanya, status ini akan menjadi KPI untuk mendapat kompensasi.
  • Affiliate: Affiliate adalah seseorang yang telah memperoleh materi penjualan dan menandatangani perjanjian affiliate. Affiliate marketing adalah strategi di mana pihak ketiga atau affiliate meningkatkan penjualan produk dengan menggunakan teknik pemasaran mereka sebagai ganti dari komisi.
  • Bonus: Selain komisi, distributor juga bisa mendapat bonus tergantung dari kinerja mereka. Bonus dapat tersedia di berbagai level MLM dan dapat berupa uang atau hadiah lainnya.
  • Downline: Jaringan peserta yang distributor rekrut. Seseorang yang bergabung dengan perusahaan di bawah naungan distributor berhak memperoleh komisi yang dibayarkan kepada upline mereka.
  • Upline: Distributor atau orang-orang yang membawahi peserta yang mereka rektur. Upline distributor MLM akan mendapat kompensasi untuk penjualan mereka. Upline mencarikan prospek untuk downline mereka dan membantunya berkembang.
  • Komisi Berjenjang: Distributor memperoleh komisi berdasarkan penjualan dari orang yang mereka rekrut. Inilah yang disebut dengan komisi berjenjang.
  • Rencana Kompensasi: Adalah metode pembayaran komisi distributor berdasarkan penjualan pribadi dan penjualan downline. Tergantung rencana kompensasi yang dipilih, distributor menerima komisi berdasarkan penjualan mereka sendiri dan penjualan orang-orang di bawah mereka. Beberapa faktor terpenting yang perlu dipertimbangkan saat memilih rencana kompensasi meliputi produk atau layanan, pelatihan dan pemasaran, undang-undang yang berlaku di pasar, dan rasio biaya produk terhadap harga jual.

Baca Juga: Perbedaan Sales dan Marketing yang Harus Anda Ketahui

Cara Kerja Multi Level Marketing

ilustrasi cara kerja mlm

MLM adalah strategi bisnis yang sah dan umum digunakan oleh bisnis yang sangat bergantung pada penjualan untuk menghasilkan pendapatan.

Tidak seperti saluran penjualan tradisional, program MLM menggunakan jaringan untuk menjual produk dan layanan mereka serta merekrut peserta baru. Karena itu, mereka sering disebut sebagai network marketing (pemasaran jaringan).

Seperti inilah cara kerja MLM:

  • Orang bergabung ke bisnis sebagai kontraktor, pemilik bisnis independen, distributor, atau tenaga penjualan langsung.
  • Orang-orang ini kemudian ditugaskan untuk menjual produk dan/atau layanan perusahaan kepada orang lain, termasuk keluarga dan teman. Mereka boleh melakukan menjual secara langsung ataupun daring. Mereka lalu mendapat komisi untuk setiap penjualan yang mereka lakukan.
  • Peserta juga didorong untuk merekrut orang lain ke dalam program sebagai peserta. Jika berhasil merekrut, maka atasan akan memberikan insentif finansial. Selain itu, mereka juga akan menerima persentase dari penjualan orang yang mereka rekrut, termasuk rekrutan lain di bawahnya.

Bisa ada ratusan bahkan ribuan peserta, tergantung pada ukuran perusahaan. Anggota di semua tingkatan menerima beberapa bentuk komisi, selama rantai tersebut terus berjalan.

Semakin banyak lapisan yang ada, semakin banyak uang yang mereka hasilkan. Anggap saja seperti piramida. Orang yang berada di atas memperoleh penghasilan paling banyak, sementara mereka yang berada di bawah memperoleh lebih sedikit komisi.

Karena multi level marketing bekerja berdasarkan komisi, maka pesertanya tidak menerima gaji. Artinya, MLM cocok untuk orang-orang dengan jiwa pebisnis yang tinggi, yang ahli dalam menjual, dan bisa membentuk koneksi dengan orang lain.

Koneksi ini tidak hanya untuk menjual produk, tapi juga untuk merekrut peserta baru.

Baca Juga: Marketing 360: Pengertian, Kelebihan, dan Tipsnya

Perbedaan Multi Level Marketing dan Skema Piramida

Skema piramida terlihat sangat mirip dengan MLM. Skema ini juga memperluas bisnis dengan merekrut beberapa lapisan anggota, yang membentuk sistem piramida. Namun, skema piramida adalah penipuan ilegal, sedangkan MLM merupakan strategi yang sah.

Perbedaan utamanya terletak pada tujuan mereka. Tujuan perusahaan MLM adalah menjual produk atau layanan yang nyata. Sebaliknya, skema piramida tidak menyediakan produk atau investasi nyata apa pun.

Peserta yakin bahwa perusahaan memiliki produk atau proyek investasi yang berharga. Mereka hanya menerima “pembayaran yang dijanjikan” dengan merekrut peserta. Semakin banyak peserta yang direkrut, semakin banyak orang yang terseret ke dalam aktivitas penipuan.

Distributor MLM, terutama yang tingkatannya lebih rendah, biasanya menghasilkan sedikit uang. Tapi, peserta yang tertipu oleh skema piramida biasanya kehilangan semua uang yang mereka investasikan atau bayarkan sebagai “biaya keanggotaan”.

Jika suatu bisnis lebih berfokus dalam merekrut daripada menjual, bisnis tersebut kemungkinan besar merupakan skema piramida.

Baca Juga: 11 Teknik Marketing untuk Bisnis Kecil yang Efektif

Kelebihan dan Kekurangan Multi Level Marketing

multi level marketing 3

Memahami kelebihan dan kekurangan multi level marketing sangat penting untuk menerka potensi dari strategi ini.

Mengetahui kelebihannya akan membantu dan memotivasi Anda, sedangkan mengetahui kekurangannya akan membantu Anda fokus pada perbaikan yang perlu dilakukan agar berhasil dalam bisnis MLM.

Kelebihan

  1. Peluang untuk Pebisnis: MLM merupakan peluang emas untuk memulai bisnis dengan biaya awal yang murah. Anda bisa membuat produk sendiri dan menjualnya lewat perusahaan MLM Anda atau menjadi distributor bagi perusahaan MLM lain.
  2. Strategi yang Hemat Biaya: Lewat MLM, Anda bisa mengakses basis pelanggan yang besar dengan investasi yang lebih sedikit. Karena sistem kerjanya, perusahaan tidak perlu membayar gaji tetap untuk peserta, sementara mereka mendapat keuntungan dari komisi penjualan. Dengan sistem ini, biaya penjualan MLM bisa ditekan semaksimal mungkin.
  3. Jadwal yang Fleksibel: Peserta MLM bisa bebas memilih waktu kerja mereka, senyaman pelanggan dan distributor. Singkatnya, peserta bisa bekerja dari mana saja dan kapan saja dalam bisnis MLM.
  4. Membantu Mengembangkan Kemampuan Komunikasi: Dalam MLM, Anda akan aktif melakukan pemasaran langsung. Dengan begitu, kemampuan komunikasi akan berkembang.
  5. Mentoring: MLM terdiri dari beberapa lapisan peserta. Performa masing-masing peserta sangat penting dalam menghasilkan laba. Peserta di setiap lapisan memiliki mentor di lapisan atas dan para mentor ini membantu dan membimbing peserta di lapisan bawah untuk menghasilkan lebih banyak laba, yang pada akhirnya akan menguntungkan mentor itu sendiri.
  6. Manajeme Inventaris yang Efisien: Dalam bisnis MLM, Anda bisa mengelola inventaris dengan efisien, sehingga mencegah kebanyakan stok, mengurangi biaya, dan meningkatkan efisiensi operasional.

Kekurangan

  1. Ancaman Penipuan: Sebenarnya, jumlah perusahaan MLM di pasar cukup banyak. Namun, mereka mendapat dampak buruk dari penipuan terkait dengan bidang ini (skema piramida). Hal ini mengakibatkan masyarakat menjadi takut dan enggan bergabung dengan perusahaan MLM. Karena itu, penipuan tersebut mengurangi nilai bisnis ini.
  2. Pendapatan MLM Rendah: Pendapatan melalui MLM sangat rendah. Persaingan yang tinggi antara perusahaan MLM membuat para pesertanya semakin sulit untuk mendapatkan keuntungan. Keengganan orang untuk bergabung dan membeli produk MLM juga menjadi tantangan bagi para peserta.
  3. Tingkat Pertumbuhan yang Lambat: Perusahaan MLM membutuhkan waktu untuk mendapatkan keuntungan dan menjadi sukses. Melakukan presentasi dan mengajak orang untuk bergabung dengan perusahaan Anda merupakan proses yang memakan waktu. Hal ini juga tidak menjamin bahwa tugas tersebut mencapai tujuannya. Orang-orang bergabung atau menolak tawaran tersebut.
  4. Penolakan dan Kekecewaan: Masyarakat tidak terlalu menerima MLM dengan baik. Bisnis semacam itu membutuhkan waktu untuk mendapatkan kepercayaan orang. Jika ingin bergabung dengan MLM, Anda harus bersiap menghadapi kekecewaan dan penolakan.
  5. Kurangnya Pelatihan dan Dukungan Penjualan: MLM tidak menuntut peserta yang profesional. Perusahaan juga tidak menyediakan pelatihan khusus. Hal ini mengakibatkan kurangnya tenaga kerja dengan kemampuan mumpuni. Untuk berhasil dalam bisnis, peserta memerlukan pengetahuan tentang taktik bisnis dan informasi terkini tentang perubahan nilai pasar. Kurangnya peserta dengan kemampuan seperti ini akan berdampak sangat buruk bagi perusahaan.

Baca Juga: 16 KPI Marketing yang Harus Anda Ketahui untuk Bisnis

Apakah Multi Level Marketing Cocok untuk Anda?

Tidak semua orang cocok dengan multi level marketing. Meskipun ada perusahaan legal yang menjual produk mereka melalui MLM, sebaiknya Anda melakukan riset dahulu sebelum bergabung.

Anda bisa mempertimbangkan hal ini dulu sebelum mengikuti MLM:

  • Anda bisa dan cocok berjualan, karena ini akan menjadi sumber penghasilan Anda nantinya. Selain menjual produk dan layanan perusahaan, tetapi Anda juga harus pandai ‘menjual’ perusahaan untuk merekrut orang.
  • Anda punya cukup biaya. Seperti peluang bisnis lainnya, ada biaya awal yang harus Anda bayar, seperti lisensi atau pendaftaran. Mungkin juga ada biaya lain yang Anda butuhkan, seperti biaya perjalanan dan komisi. Ingat, jika Anda tidak menjual atau merekrut orang lain, Anda tidak akan menghasilkan uang.
  • Anda memiliki jaringan untuk menjual dan merekrut. Memiliki jaringan dapat membantu Anda melakukan penjualan dan merekrut anggota baru.

Sebelum Anda berkomitmen pada apa pun, sebaiknya lakukan riset terlebih dahulu. Ajukan pertanyaan, baca ulasan (positif dan negatif) tentang perusahaan dan penawarannya, dan pahami kewajiban finansial Anda.

Anda juga harus meneliti produk/layanan perusahaan dan memutuskan apakah produk/layanan tersebut dapat Anda jual.

Baca Juga: Direct Marketing: Pengertian dan 10 Tips Terbaik Melakukannya

Contoh Multi Level Marketing (MLM)

contoh produk mlm tupperware

Ada banyak contoh multi level marketing di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa contohnya:

  • Herbalife Nutrition (HLF): Merupakan perusahaan MLM yang memproduksi dan mendistribusikan produk untuk menurunkan berat badan dan produk bernutrisi. Perusahaan HLF berargumen bahwa mayoritas penghasilan mereka berasal dari penjualan produk, bukan dari rekrutmen.
  • Tupperware: Tupperware yang terkenal dengan produk wadah makanan dan minumannya ini juga menerapkan skema bisnis MLM. Sayangnya, Tupperware mengalami kebangkrutan karena penurunan penjualan yang drastis dan disrupsi digital.
  • Oriflame: Oriflame adalah perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan dan perawatan kulit. Perusahaan ini juga menerapkan skema MLM.
  • Young Living: Perusahaan MLM selanjutnya adalah Young Living, yang memproduksi dan mendistribusikan minyak esensial dan produk terkait lainnya.
  • Amway: Merupakan perusahaan MLM terkenal yang menjual produk kesehatan, kecantikan, serta alat rumah tangga di lebih dari 100 negara. Dari jumlah penghasilan, Amway merupakan bisnis MLM terbesar di dunia.

Baca Juga: Marketing Funnel: Pengertian, Tahapan, dan Strateginya

Kesimpulan

Multi level marketing adalah strategi pemasaran yang mengandalkan dua cara untuk menghasilkan pendapatanm yaitu merekrut distributor baru dan menjual produk atau jasa secara langsung kepada konsumen.

Dalam strategi ini, networking dan melakukan penjualan langsung kepada pelanggan sangatlah penting. Karena itu, Anda membutuhkan alat untuk menunjang upaya Anda dalam berinteraksi dengan pelanggan atau jaringan MLM lainnya.

Gunakanlah software CRM seperti CRM.ID untuk mengelola hubungan dengan pelanggan. Dengan CRM.ID, Anda dapat mengirim pesan tanpa batasan jumlah agen dan kontak. Selain itu, Anda akan mendapatkan centang hijau untuk meningkatkan kredibilitas bisnis dan chatbot untuk membantu membalas pertanyaan pelanggan.

Dengan fitur-fitur ini, upaya penjualan Anda bisa menjadi lebih mudah, lebih baik, dan lebih efisien.

Tertarik untuk menggunakan CRM.ID? Yuk, klik tautan ini untuk menjadwalkan demo sekarang juga!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

four × four =