Personalisasi Konten: Pengertian, Manfaat, dan Caranya

personalisasi konten banner

Brand yang menyajikan konten yang terlalu umum biasanya menuai hasil yang biasa-biasa saja. Solusinya? Personalisasi konten.

Konsumen menyukai konten yang relevan dengan mereka dan otentik. Semakin otentik suatu konten, maka mereka akan semakin menyukai dan mendukung brand tersebut.

Dengan kata lain, jika Anda ingin pelanggan membeli produk atau layanan Anda, sediakan konten yang dipersonalisasi untuk mereka.

Dalam artikel ini, kami akan membahas apa itu personalisasi konten, manfaat, tantangan, dan cara melakukannya.

Apa itu Personalisasi Konten?

Personalisasi adalah strategi untuk menciptakan konten yang disesuaikan berdasarkan data pengunjung (seperti kebiasaan belanja, kebutuhan, kesukaan, dan informasi pribadi pengunjung).

Tujuannya adalah memberikan pengalaman yang relevan dan sesuai dengan keinginan serta kebutuhan pelanggan/calon pelanggan saat ini.

Hal ini dapat mendorong konversi, penjualan, dan loyalitas.

Karena satu pemasar melayani beragam audiens, maka mereka perlu melakukan segmentasi audiens untuk menyampaikan konten yang tepat kepada kelompok yang tepat.

Untuk melakukan segmentasi audiens, pemasar biasanya mempertimbangkan beberapa kategori seperti data demografis, sosial ekonomi, dan perilaku.

Berikut beberapa contohnya:

  • Usia (demografis)
  • Lokasi (demografis)
  • Tingkat pendidikan (demografis)
  • Jenis kelamin (demografis)
  • Status pekerjaan (sosial ekonomi)
  • Penghasilan (sosial ekonomi)
  • Riwayat pembelian (perilaku)
  • Riwayat penelusuran (perilaku)

Anda juga bisa mempersonalisasi konten berdasarkan tahapan yang sedang pelanggan lalui dalam saluran pemasaran.

Misalnya, Netflix mempelajari apa yang disukai pengguna untuk memberikan saran film dan acara berdasarkan minat mereka.

Jadi, jika seseorang sering menonton film komedi, kemungkinan besar Netflix akan merekomendasikan lebih banyak film komedi kepada orang tersebut.

Bahkan, Netflix dapat memberikan perkiraan seberapa besar kemungkinan pengguna akan menyukai saran tersebut.

crm 3

Baca Juga: Segmentasi Pelanggan: Jenis dan Cara Melakukan Segmentasi

Manfaat Konten yang Dipersonalisasi

Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penerapan personalisasi dalam konten Anda:

1. Meningkatkan pengalaman pelanggan

Personalisasi memastikan bahwa pelanggan menerima konten yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka.

Hal ini membuat pelanggan merasa bahwa merek memahami dan menghargai mereka.

Bayangkan betapa menariknya bagi seorang pelanggan ketika mereka melihat produk yang sedang diskon dan sesuai dengan preferensi mereka.

Rekomendasi seperti ini meningkatkan kualitas pengalaman pelanggan.

Hal ini bisa membuat mereka menghabiskan lebih banyak waktu di situs web Anda atau lebih sering berinteraksi dengan konten Anda.

2. Mendorong hasil bisnis

Pesan yang secara khusus disesuaikan untuk pelanggan memiliki kemungkinan lebih besar untuk menarik perhatian mereka. Ini dapat meningkatkan peluang konversi hingga pembelian.

Penelitian menunjukkan bahwa 76% konsumen lebih mungkin melakukan pembelian jika pesan yang mereka terima bersifat personal.

Bayangkan, seorang pengunjung menelusuri situs Anda tetapi pergi tanpa membeli apa pun.

Karena itu, Anda bisa menggunakan strategi retargeting dengan menampilkan iklan yang berisi produk yang telah mereka lihat sebelumnya.

Strategi ini dapat membantu mengingatkan pelanggan dan mendorong mereka kembali untuk membeli.

Misalnya, Anda sedang mencari power bank di situs belanja online, dan sudah menemukan beberapa yang cocok dengan Anda. Namun, Anda tidak bisa langsung membelinya karena ada hal mendesak lain yang harus Anda kerjakan.

Kemudian, ROBOT, salah satu brand power bank akan mengirimkan iklan retargeting kepada Anda saat sedang membuka media sosial.

Iklan ini pun mengingatkan Anda bahwa Anda membutuhkan power bank dan Anda pun melanjutkan mencari di situs belanja online.

personalisasi konten 1

Membangun loyalitas pelanggan

Menyediakan konten yang dipersonalisasi secara konsisten kepada calon pelanggan dan pelanggan lama menunjukkan bahwa mereka dapat mempercayai merek Anda.

Hal ini membuat mereka lebih cenderung untuk menjadi pelanggan setia.

Mengapa begitu?

Karena, pelanggan cenderung tetap menggunakan merek yang mereka percayai daripada mencoba opsi baru yang berisiko.

Baca Juga: 10 Indikator Kepuasan Pelanggan dan Cara Meningkatkannya

Beberapa Bentuk Personalisasi Konten

1. Personalisasi halaman web

Halaman ini memberikan pengalaman situs web yang khusus untuk setiap pengunjung.

Alih-alih menyajikan konten umum yang sama untuk semua orang, personalisasi situs memungkinkan Anda menampilkan halaman yang dinamis dan berubah berdasarkan data real-time dari masing-masing individu.

Dengan konten yang disesuaikan menurut profil, minat, dan perilaku pengunjung, tingkat ketertarikan dan interaksi dapat meningkat.

2. Rekomendasi produk

Pelanggan dapat melihat produk yang terkait dengan pencarian mereka, seperti diskon atau penawaran untuk kategori tertentu atau rekomendasi berdasarkan pembelian pelanggan lain.

Mungkin Anda bertanya-tanya, dari mana Anda bisa mendapatkan data untuk personalisasi ini?

Data untuk rekomendasi ini dapat berasal dari:

  • Riwayat pencarian di situs, termasuk halaman tertentu yang mereka kunjungi.
  • Informasi dari pengaturan akun, survei, dan perilaku
  • Jenis perangkat yang digunakan
  • Data real-time seperti lokasi pelanggan

3. Iklan retargeting

Dengan iklan retargeting, Anda dapat menjangkau kelompok demografis tertentu atau mencoba kembali menawarkan produk kepada pengunjung yang baru saja meninggalkan situs.

Platform media sosial menyediakan akses ke data demografis seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dan minat khusus. Sehingga, retargeting menjadi lebih mudah.

Anda bisa membuat konten yang sesuai dengan target audiens, lalu menampilkan konten tersebut secara langsung kepada pelanggan saat mereka menggunakan media sosial.

Atau, Anda dapat menargetkan ulang orang-orang yang telah mengunjungi situs Anda sebelumnya tetapi belum menyelesaikan tindakan, misalnya hanya menelusuri tanpa membeli atau mengisi formulir kontak.

4. Aplikasi peta berbasis GPS

Aplikasi ini memungkinkan personalisasi konten berdasarkan lokasi pelanggan saat itu juga.

Misalnya saat seseorang mencari toko “dekat sini”, bisnis Anda bisa muncul sebagai hasil pencarian.

Aplikasi seperti Google Maps memberi saran dari bisnis lokal tentang tempat belanja, makan, wisata, dan lainnya.

5. Personalisasi email

personalisasi konten 2

Personalisasi email menunjukkan kepada pelanggan bahwa mereka bukan sekadar nama di dalam daftar Anda.

Anda bisa melakukan personalisi dengan mencantumkan nama pelanggan di baris subjek, atau bisa juga melalui kampanye email yang lebih kompleks dan dibagi berdasarkan jenis pelanggan.

Konten yang disesuaikan ini bisa membantu Anda menjalin hubungan lebih personal dengan pelanggan, sehingga lebih mungkin mendorong mereka mengunjungi situs dan melakukan tindakan yang Anda inginkan.

Baca Juga: Email Marketing: Jenis dan Langkah-Langkah Memulainya

Bagaimana Cara Melakukan Personalisasi Konten?

1. Kumpulkan dan analisis data audiens

Anda perlu mengumpulkan data sebelum menggunakannya untuk mempersonalisasi konten.

Data ini mencakup informasi tentang pelanggan saat ini maupun calon pelanggan.

Untuk mempelajari lebih banyak tentang pelanggan saat ini, Anda bisa mengirim survei pasca-pembelian guna menanyakan preferensi mereka.

Anda juga bisa menggunakan Google Analytics 4 (GA4) untuk mengetahui informasi tentang pengunjung situs web Anda saat ini, seperti kota tempat tinggal, bahasa, usia, minat, dan lainnya.

Lalu, bagaimana dengan calon pelanggan?

Cobalah untuk mengumpulkan informasi mereka (termasuk nama, jabatan, dan sebagainya) melalui formulir prospek di konten yang dikunci, atau dengan meminta mereka mendaftar ke daftar email Anda.

Catat platform media sosial yang paling sering audiens kunjungi, karena hal ini dapat memberikan petunjuk mengenai format dan saluran mana yang sebaiknya Anda fokuskan.

Sebagai contoh, jika audiens menunjukkan ketertarikan besar terhadap Facebook, maka memasang iklan retargeting di platform tersebut bisa menjadi pilihan yang tepat.

2. Identifikasi target segmen audiens yang sangat spesifik

Gunakan data yang telah Anda kumpulkan untuk menentukan segmen audiens spesifik yang ingin Anda sasar.

Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan beberapa buyer persona yang menggambarkan karakteristik unik dari setiap segmen.

Buyer persona ini dapat mencakup usia, jenis kelamin, lokasi, minat, riwayat pembelian, dan lain-lain.

Namun, Anda juga dapat menciptakan pengalaman yang sangat personal hanya dengan satu titik data saja. Misalnya lokasi pengguna, nama, atau produk tertentu yang mereka lihat atau beli.

Sebagai contoh, lihatlah email di bawah ini.

personalisasi konten 3

Ini adalah email dari Google yang ditujukan kepada orang yang pernah membeli perangkat Pixel.

Setelah Anda mengidentifikasi segmen yang menjanjikan, pilih satu segmen yang paling sesuai dengan tujuan bisnis Anda dan paling berpotensi.

Dengan data tersebut, Anda bisa merancang strategi penargetan dan konten pemasaran yang lebih tepat sasaran dan relevan, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan dan konversi secara signifikan.

3. Tentukan format konten

Selanjutnya, pilih format dan/atau saluran yang sesuai untuk menjangkau audiens yang Anda targetkan, berdasarkan data yang Anda miliki.

Misalnya, Anda tahu bahwa sebagian besar audiens Anda berada di Jakarta dan aktif di Instagram.

Karena itu, Anda dapat membuat iklan dengan pesan yang relevan untuk prospek di Jakarta melalui Instagram, serta menyesuaikan pesan dengan minat warga lokal.

Perlu diingat bahwa setiap format konten mungkin memerlukan titik data yang berbeda untuk membuat personalisasi yang efektif.

Berikut beberapa idenya:

  • Gunakan data terkait usia, lokasi, dan minat jika Anda membuat unggahan media sosial organik untuk berbagai audiens
  • Personalisasi konten email dengan riwayat pembelian, perilaku penelusuran, dan data demografis
  • Gunakan data seperti lokasi, minat, dan interaksi sebelumnya dengan merek Anda untuk kampanye iklan berbayar

4. Membuat konten

Sekarang, saatnya membuat konten yang dipersonalisasi dan berbicara langsung kepada segmen audiens Anda.

Jenis konten yang Anda buat akan bergantung pada segmen audiens, format, dan saluran yang Anda gunakan.

Misalnya, jika Anda adalah merek pakaian yang ingin menyasar milenial pecinta fashion di Jakarta yang tertarik pada fashion ramah lingkungan.

Anda bisa membuat unggahan dan cerita Instagram yang menarik secara visual untuk menampilkan produk ramah lingkungan yang cocok dengan cuaca di Jakarta.

Bahkan, Anda dapat menyertakan landmark terkenal di kota tersebut dalam foto-foto Anda.

Pastikan juga pesan Anda mencerminkan komitmen terhadap keberlanjutan dan pemahaman tentang daerah lokal.

Misalnya, dengan menjelaskan bahan ramah lingkungan yang digunakan dan bagaimana bahan tersebut cocok untuk cuaca panas.

5. Evaluasi dan tingkatkan

Melakukan pemantauan secara terus-menerus terhadap kinerja konten yang dipersonalisasi akan membantu Anda mengetahui mana konten yang efektif dan mana yang tidak. Dengan begitu, Anda dapat melakukan penyesuaian jika diperlukan.

Alat yang Anda gunakan untuk mengukur kinerja konten akan bergantung pada format konten yang Anda pilih.

Sebagai contoh, misalnya Anda membuat halaman web yang dipersonalisasi dengan menampilkan gambar utama (hero image) yang berbeda tergantung pada lokasi pengguna.

Anda bisa memeriksa kinerja hero image tersebut menggunakan alat seperti Semrush atau lainnya.

Baca Juga: Cara Mudah Membuat KPI untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis

Tantangan dalam Personalisasi Konten

Untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang personal, Anda perlu memiliki akses terhadap data mereka.

Namun, apa yang terjadi jika Anda memiliki terlalu banyak data? Atau jika data tersebut tidak akurat?

Berikut adalah tantangan utama terkait data:

1. Volume data pelanggan yang sangat besar

ilustrasi kualitas data yang buruk

Sebagai pelanggan, kita menghasilkan jumlah data yang luar biasa besar, sebagian dari data ini sangat berguna bagi bisnis.

Namun, tidak semua data pelanggan memiliki nilai yang sama.

Agar dapat memanfaatkan data pelanggan untuk personalisasi secara maksimal, bisnis perlu fokus mengidentifikasi dan mengekstraksi informasi yang paling bernilai.

Tujuan personalisasi bukanlah menggunakan semua data pelanggan. Sebagai pelaku bisnis, tujuan Anda seharusnya adalah memanfaatkan data seminimal mungkin untuk menyesuaikan konten bagi setiap prospek.

Mengetahui data apa yang paling penting sangatlah krusial, namun menyaring tumpukan data untuk menemukan informasi yang bernilai adalah tantangan tersendiri.

2. Kualitas data yang buruk

Menurut laporan, separuh pemasar menyatakan bahwa kualitas data merupakan salah satu tantangan utama dalam melakukan personalisasi secara efektif.

Selain itu, Marketing Sherpa menyebutkan bahwa 2,1% data pelanggan menjadi tidak valid setiap bulan.

Data buruk bisa berarti:

  • Data yang sudah usang
  • Data yang tidak relevan
  • Data yang tidak akurat

Karena data yang buruk, Anda bisa saja mengirimkan pesan atau konten yang tidak sesuai kepada pelanggan, yang pada akhirnya memberikan pengalaman yang kurang memuaskan dan membuat pelanggan meninggalkan bisnis Anda.

3. Privasi dan regulasi

Menyeimbangkan kebutuhan akan data pelanggan dengan kewajiban untuk melindungi privasi pengguna bukanlah hal yang mudah.

Selain itu, gagal melindungi privasi pengguna bisa menurunkan tingkat kepercayaan pelanggan dan bahkan dapat menyebabkan denda dari pihak berwenang.

Meski begitu, riset terbaru menunjukkan bahwa 69% konsumen menghargai personalisasi, selama hal tersebut dilakukan berdasarkan data yang secara sadar mereka bagikan kepada bisnis.

Baca Juga: Cara Mengukur Kepuasan Pelanggan dan Tips Meningkatkannya

Kesimpulan

Personalisasi konten bisa membantu Anda membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan, meningkatkan kemungkinan mereka berinteraksi dengan brand Anda, dan membuat mereka lebih merasa dihargai.

Cara lain untuk menghargai pelanggan Anda adalah dengan memberikan layanan pelanggan terbaik yang membantu dan responsif.

Untuk mewujudkan hal ini secara efektif, Anda membutuhkan alat yang tepat seperti aplikasi CRM.ID. Sebagai penyedia WhatsApp Business API, CRM.ID membantu Anda mengirim template pesan yang personal, pesan follow up dengan cepat, serta pesan blast atau broadcast tanpa takut terblokir.

Jika Anda tertarik mencoba CRM.ID, Anda bisa menjadwalkan demo sekarang juga melalui tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8 − 2 =