9 Langkah Membuat Social Media Strategy dan Penerapannya

social media strategy banner

Social media strategy adalah hal yang Anda butuhkan jika Anda ingin mencapai jutaan pengikut yang aktif berinteraksi dengan Anda beserta audiens yang loyal.

Jadi, saat menggunakan media sosial untuk bisnis Anda, Anda tidak bisa hanya sekadar memposting konten secara acak saja.

Anda memerlukan strategi dalam menggunakan platform, agar bisa membangun koneksi yang berarti dengan audiens, mendorong mereka untuk bertindak, dan mencapai tujuan bisnis.

Pada artikel ini, kami akan membahas 9 langkah membuat social media strategy dan contoh penerapannya dari beberapa brand besar.

Apa itu Social Media Strategy?

Social media strategy adalah rencana terkait kapan, bagaimana, dan konten apakah yang harus brand Anda bagikan di berbagai channel sosmed.

Rencana ini membantu Anda menjangkau target audiens dengan menggunakan sumber daya seefisien mungkin.

Menurut statistik, sekitar 4,62 miliar orang di seluruh dunia adalah pengguna sosmed. Meskipun awalnya Instagram, Facebook, dan Twitter dibuat untuk komunikasi, sekarang tujuan utamanya sudah berubah.

Menurut tim marketing dari Oberlo, ada tiga alasan utama mengapa orang menghabiskan waktu di sosmed: mengikuti berita dan tren, mencari aktivitas yang menarik, dan menemukan produk untuk dibeli.

Karena banyak pelanggan menggunakan media sosial setiap hari, Anda perlu membuat strategi khusus untuk tiap platform.

Berikut adalah beberapa alasan penting mengapa Anda perlu mempertimbangkan untuk menyusun social media strategy:

  • Agar bisa eksis secara online
  • Memperluas jangkauan audiens
  • Meningkatkan jumlah lead dan pelanggan
  • Memaksimalkan penggunaan sumber daya
  • Menghemat waktu dan biaya
  • Menargetkan audiens dengan penawaran yang lebih personal
  • Meningkatkan interaksi dan keterlibatan
  • Menyajikan konten yang relevan untuk pengguna
  • Menjadi lebih unggul dari kompetitor
  • Tampil menonjol di pasar yang kompetitif
  • Menarik pelanggan baru dengan bantuan influencer
  • Membangun reputasi positif untuk brand
  • Meningkatkan brand awareness
  • Meraih loyalitas pelanggan

Dengan strategi yang tepat, Anda bisa mengoptimalkan semua potensi ini dan menjadikan social media sebagai alat yang efektif untuk pertumbuhan bisnis.

crm 3

Baca Juga: 12 Cara Menggunakan Social Proof dalam Marketing

9 Langkah untuk Membuat Social Media Strategy

1. Menentukan tujuan

Sebelum menjalankan campaign di media sosial, Anda perlu menetapkan tujuan yang jelas.

Social media strategy memang tidak bisa menyelesaikan semua masalah, tetapi dapat membantu Anda tetap fokus, mengevaluasi kinerja, dan memaksimalkan hasil.

Pastikan tujuan bisnis Anda bersifat SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Timely), sehingga lebih terukur dan realistis.

Misalnya, tujuan “Meningkatkan jangkauan media sosial” itu bagus, tetapi kurang spesifik.

Jadi, coba ganti dengan “Meningkatkan jangkauan media sosial di kalangan target audiens sebesar 10% pada Q1 2024”. Tujuan ini lebih spesifik dan dapat diukur.

Idealnya, tetapkan tidak lebih dari tiga tujuan marketing agar Anda tetap fokus dan tidak merasa kewalahan mengejar target.

2. Menentukan target audiens

Social media memungkinkan Anda menargetkan audiens secara spesifik.

Mengetahui siapa target audiens Anda akan membantu dalam memilih platform yang tepat, menentukan jenis konten yang menarik, serta menentukan waktu dan frekuensi posting yang paling efektif.

Sebelum merancang strategi konten, lakukan riset audiens terlebih dahulu. Identifikasi demografi seperti usia, jenis kelamin, minat, lokasi, bahasa, dan faktor lain yang relevan.

Gunakan laporan, survei, tren industri, serta analisis data pelanggan yang sudah ada untuk mendapatkan wawasan yang lebih akurat tentang audiens Anda.

3. Audit akun media sosial Anda

Jangan melewatkan langkah ini. Sebab, Anda perlu memahami kelebihan dan kekurangan akun media sosial Anda.

Audit ini mencakup:

  • Meninjau konten dan strategi sebelumnya untuk melihat strategi seperti apa yang sudah pernah dilakukan.
  • Mengevaluasi seberapa sukses strategi sebelumnya dan platform mana yang paling efektif dalam menjangkau audiens.
  • Mengidentifikasi tema atau jenis konten yang paling audiens minati.
  • Menganalisis pola keberhasilan yang bisa diterapkan ke strategi berikutnya.

Bersikaplah jujur dalam proses audit ini. Jangan mengabaikan kelemahan yang ada dalam strategi atau hanya mengandalkan asumsi.

Selain itu, lakukan tindakan berikut:

  • Hapus platform yang tidak memberikan hasil signifikan.
  • Perbaiki bug, informasi yang sudah tidak relevan, atau elemen desain lama.
  • Fokus pada platform dengan performa terbaik.
  • Hapus konten yang tidak relevan.
  • Perbarui profil pelanggan ideal dan aset lain yang perlu disesuaikan.

Baca Juga: Cara Promosi di Instagram untuk Meningkatkan Penjualan

4. Analisis kompetitor

social media strategy 1

Apakah bisa membuat kalender konten tanpa melihat strategi kompetitor? Bisa.

Namun, akan lebih baik jika Anda mempelajari apa yang mereka lakukan untuk mendapatkan inspirasi dan menghindari kesalahan yang sama.

Analisis kompetitor mencakup:

  • Jenis konten yang mereka buat.
  • Topik yang mereka bahas.
  • Platform yang mereka gunakan.
  • Strategi engagement yang mereka terapkan.
  • Frekuensi posting.

Anda tidak perlu menganalisis terlalu banyak kompetitor. Biasanya, tiga kompetitor utama sudah cukup untuk mendapatkan gambaran tentang industri Anda.

5. Tetapkan KPI

Tujuan adalah gambaran besar dari apa yang ingin Anda capai. Sementara itu, KPI (Key Performance Indicator) adalah metrik spesifik yang untuk mengukur kemajuan usaha Anda.

Beberapa KPI yang relevan untuk social media strategy meliputi:

  • Tingkat engagement pada video.
  • Jangkauan posting terhadap target audiens.
  • Jumlah leads yang dihasilkan dari kampanye media sosial.
  • Biaya per lead dari masing-masing channel marketing.
  • Jumlah subscriber baru di YouTube.

6. Pilih platform media sosial

Setelah mengetahui apa yang berhasil dan tidak, saatnya memilih platform yang tepat untuk bisnis Anda.

Kuncinya adalah fokus pada platform yang paling banyak digunakan oleh target audiens Anda, dan sesuaikan jenis konten untuk setiap platform.

Berikut beberapa pilihan utama:

  • Facebook: Populer di kalangan usia 25-34 tahun, dengan lebih dari 2 miliar pengguna aktif.
  • Twitter (X): Memiliki lebih dari 335 juta pengguna global.
  • Instagram: Banyak digunakan oleh usia 18-34 tahun.
  • LinkedIn: Fokus pada networking profesional, dengan lebih dari 1 miliar pengguna.
  • YouTube: Diproyeksikan mencapai 1,1 miliar pengguna pada 2028.
  • Pinterest: Digunakan oleh 482 juta orang per bulan.
  • TikTok: Populer di kalangan generasi muda.
  • Google Business Profile: Sumber utama untuk mencari informasi kontak bisnis.

Selan itu, Anda juga bisa menambahkan platform khusus seperti Reddit, Quora, BeReal, Twitch, atau Mastodon, jika memang relevan untuk audiens Anda.

Baca Juga: Digital Marketing: Pengertian, Jenis, dan Strateginya

7. Buat kalender konten media sosial

social media strategy 2

Kalender konten membantu merencanakan postingan agar lebih terstruktur dan terorganisir.

Kalender ini harus mencakup:

  • Platform yang digunakan.
  • Jadwal posting.
  • Jenis konten (GIF, video, foto, teks).
  • Target audiens.
  • Pemantauan kinerja.
  • Kategori topik (misalnya edukasi, hiburan, atau iklan).
  • Anggaran untuk setiap posting.

8. Atur workflow tim Anda

Untuk menjalankan social media strategy yang sukses, Anda membutuhkan tim yang solid.

Gunakan metode REACT untuk mengelola workflow:

  • R (Resources): Kumpulkan semua aset, sumber daya, dan akses akun di satu tempat.
  • E (Environment): Tentukan tujuan, metrik, dan proses pengambilan keputusan.
  • A (Accountability): Bagikan peran dan tanggung jawab dalam tim.
  • C (Communication): Tetapkan standar komunikasi dan jadwal meeting.
  • T (Timelines): Tentukan deadline dan milestone setiap proyek.

9. Analisis kinerja dan optimalkan strategi

Meninjau dan mengoptimalkan strategi secara rutin adalah kunci keberhasilan social media marketing.

Pantau performa konten Anda untuk mengetahui apa yang berhasil dan apa yang perlu Anda perbaiki.

Fokus pada metrik yang paling relevan dengan strategi Anda, dan gunakan data ini sebagai umpan balik untuk meningkatkan kinerja.

Proses ini tidak bisa dilakukan dalam semalam. Anda perlu waktu, eksperimen, dan analisis yang berkelanjutan untuk menemukan formula yang paling efektif.

Baca Juga: 8 Strategi Marketing Terbaik untuk Bisnis Anda dan Tipsnya

Kesalahan Umum dalam Membangun Social Media Strategy (dan Cara Menghindarinya)

social media strategy 3

Membuat strategi media sosial yang efektif memang bukan hal yang mustahil, tapi juga tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan.

Berikut ini lima kesalahan umum yang sering menghambat upaya marketing di media sosial beserta cara menghindarinya.

1. Sibuk mengejar metrik yang salah

Mengejar pertumbuhan jumlah follower mungkin terdengar seperti hal yang wajib dilakukan, padahal belum tentu berdampak langsung ke bisnis Anda.

Metrik seperti ini sering menyesatkan. Jika Anda tidak fokus pada metrik yang lebih penting seperti engagement, tingkat pertumbuhan audiens, dan konversi, berarti Anda hanya mengejar angka tanpa makna.

Cara menghindarinya:

Selaraskan tujuan media sosial Anda dengan objektif bisnis yang nyata. Pantau engagement, klik, dan konversi dengan bantuan software social media management.

Ingat, kualitas lebih penting daripada kuantitas.

2. Menyamaratakan semua platform

Jangan mengunggah konten yang sama persis ke semua platform, karena cara ini bisa menurunkan engagement.

Setiap platform punya karakter audiens dan preferensi yang berbeda. Jika Anda mengabaikan hal ini, maka kehadiran brand Anda akan terasa hambar.

Cara menghindarinya:

Sesuaikan konten untuk setiap platform. Audiens di Facebook punya selera berbeda dengan audiens di LinkedIn.

Gunakan alat manajemen konten agar Anda bisa menyesuaikan pesan tanpa harus membuat semuanya dari nol.

Baca Juga: Digital Advertising: Pengertian, Cara Kerja, dan Tipsnya

3. Mengabaikan brand voice

Pesan yang tidak konsisten bisa membingungkan audiens. Jika brand Anda tidak mempunyai suara yang jelas dan selaras dengan identitas perusahaan, orang bisa jadi akan merasa bingung.

Padahal, kepercayaan tidak akan bisa terbangun jika konsumen Anda merasa kebingungan.

Cara menghindarinya:

Tentukan brand identity yang jelas. Pastikan semua anggota tim sosmed memahami gaya komunikasi brand, dan jaga konsistensi pesan dalam setiap postingan, komentar, hingga DM.

4. Tidak melakukan social listening

Banyak brand yang hanya “berbicara” tapi tidak “mendengarkan”. Kalau Anda tidak memperhatikan apa yang dibicarakan audiens, Anda akan melewatkan wawasan penting yang bisa memperkuat strategi Anda.

Cara menghindarinya:

Lakukan social listening secara aktif. Perhatikan percakapan di akun-akun dan juga mention dari audiens.

Dari sana, Anda bisa menemukan insight untuk meningkatkan interaksi dan membangun awareness lebih dalam.

5. Tidak menetapkan tujuan dan tidak mengukur hasil

Banyak brand yang tidak punya tujuan yang jelas di media sosial, atau lupa mengukur hasil kerjanya.

Tapi jika Anda tidak melacak metrik, bagaimana Anda bisa tahu apakah kampanye Anda berhasil atau tidak?

Cara menghindarinya:

Tentukan tujuan yang jelas dan selaras dengan objektif bisnis. Gunakan software manajemen media sosial untuk memantau hasil seperti engagement, konversi, atau efektivitas pesan di DM.

Evaluasi data secara rutin untuk menyesuaikan strategi dan meningkatkan hasil.

Baca Juga: Tugas Marketing, Peran, dan Tanggung Jawabnya di Perusahaan

Contoh Penerapan Social Media Strategy

Menerapkan strategi media sosial secara efektif adalah hal yang cukup menantang. Cara terbaik dalam mempelajarinya adalah belajar dari merek lain yang sudah pernah menerapkannya:

1. Nike

Pada tahun 2024, Nike meluncurkan kampanye “Move to Zero”, sebuah inisiatif yang berfokus pada keberlanjutan dan aksi iklim.

Kampanye ini menargetkan Gen Z dan Milenial yang peduli lingkungan. Nike memadukan storytelling, teknologi, dan konten berbasis komunitas yang memberi dampak signifikan.

Elemen utama dalam strategi ini mencakup:

  • Integrasi Augmented Reality (AR): Nike meluncurkan filter AR di Instagram dan Snapchat yang memungkinkan pengguna memvisualisasikan jejak karbon mereka dan melihat bagaimana produk-produk ramah lingkungan dari Nike dapat membantu menguranginya. Teknologi interaktif ini membuat kampanye lebih menarik sekaligus edukatif.
  • Konten Buatan Pengguna (User-Generated Content): Nike meluncurkan hashtag #MoveToZero, yang mendorong pengguna untuk membagikan kisah dan kepedulian mereka terhadap kondisi iklim. Strategi ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan, tetapi juga membangun rasa kebersamaan.
  • Kolaborasi dengan Influencer: Nike bekerja sama dengan influencer dan atlet yang peduli lingkungan, yang membagikan kisah pribadi dan tips terkait lingkungan. Pendekatan ini membuat pesan kampanye terasa lebih otentik dan relevan.

Intinya, kesuksesan Nike datang dari perpaduan antara:

  • Keterlibatan komunitas
  • Integrasi teknologi
  • Kolaborasi dengan influencer

Ketiganya membuat kampanye Nike menjadi lebih bermakna.

2. Harley-Davidson

Selama ini dikenal dengan basis pelanggan yang lebih tua, Harley-Davidson ingin menjangkau pria berusia 18–35 tahun, terutama di Australia dan Selandia Baru.

Merek ini mengubah strategi media sosialnya dengan berfokus pada Instagram, di mana audiens dengan rentang usia ini aktif berinteraksi.

Taktik utama:

  • Konten Spesifik Platform: Harley menciptakan iklan carousel dan ilustrasi visual yang disesuaikan untuk estetika Instagram, sangat berbeda dari pendekatan pemasaran tradisional mereka. Gaya visual yang modern dan berjiwa petualang ini berhasil menarik perhatian audiens muda.
  • Iklan yang Ditargetkan Secara Spesifik: Kampanye yang sangat terarah ini menjangkau 1,4 juta pria berusia 18–35 tahun hanya dalam dua minggu dan menghasilkan lebih dari 8.000 klik ke situs web Harley. Ini adalah bukti bahwa pesan yang tepat di platform yang tepat sangat efektif.
contoh ilustrasi kampanye media sosial harley davidson

Intinya, perubahan strategi Harley-Davidson menegaskan pentingnya:

  • Menjaga relevansi secara visual
  • Mengenal audiens secara mendalam
  • Menyesuaikan konten dengan karakteristik platform

Baca Juga: Relationship Marketing: Pengertian, Strategi, dan Contohnya

Kesimpulan

Setelah membuat social media strategy, Anda bisa terus memantau dan mengevaluasinya. Namun, ingatlah bahwa media sosial terus bergerak.

Tren terus bergulir, dan bisnis Anda juga akan melalui berbagai periode perubahan juga.

Karena itu, social media strategy akan menjadi dokumen untuk review dan penyesuaian yang Anda butuhkan.

Berpedomanlah pada panduan ini agar strategi Anda tidak keluar dari tujuan. Namun, jangan takut untuk membuat perubahan juga agar panduan ini tetap relevan dengan tujuan baru Anda.

Untuk meningkatkan strategi media sosial Anda, gunakanlah aplikasi CRM.ID. Dengan fitur WA blast, manajemen pelanggan, template chat, dan centang hijau WhatsApp, Anda bisa fokus melayani pelanggan Anda tanpa takut terblokir.

Jadi, tunggu apa lagi? Jadwalkan demo CRM.ID lewat tautan ini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eighteen + 3 =