Kesuksesan dari suatu konten marketing yang Anda buat akan bergantung pada tingkat pemahaman Anda terhadap target audiens Anda. Landing page yang dibuat untuk generasi milenial tidak akan mempan untuk menarik boomer menekan tombol CTA.
Mengapa begitu? Penyebabnya karena satu marketing campaign saja tidak bisa menarik perhatian semua orang. Seorang mahasiswa berusia 20 tahun akan memiliki selera, keinginan, dan kebutuhan yang berbeda dibanding kepala keluarga berusia 45 tahun.
Memahami persamaan dan perbedaan di antara segmen audiens berbeda akan membantu Anda memahami kebutuhan pasar dan mengelompokkan pelanggan Anda ke dalam beragam segmen.
Karena itu, kampanye pemasaran Anda nantinya akan dapat menjadi lebih tepat karena Anda bisa fokus untuk melayani segmen pelanggan yang lebih kecil dan spesifik. Konsep inilah yang dinamakan segmentasi demografis.
Pada artikel ini, kami akan membahas pengertian segmentasi demografis, keuntungan menerapkannya, dan contohnya dalam pemasaran.
Apa Pengertian Segmentasi Demografis?
Segmentasi demografis adalah salah satu metode segmentasi yang membagi pelanggan ke dalam beberapa kelompok dengan karakteristik tertentu seperti usia, jenis kelamin, atau status pernikahan.
Metode segmentasi ini adalah salah satu yang paling sering digunakan. Sebab, dibandingkan dengan metode segmentasi lainnya seperti segmentasi perilaku, psikografis, dan geografis.
Beberapa faktor yang paling umum digunakan dalam segmentasi demografis adalah:
- Usia
- Jenis kelamin
- Etnis
- Pemasukan
- Tingkat pendidikan
- Agama
- Pekerjaan
- Keluarga
Cara termudah untuk menggunakan segmentasi demografis adalah dengan memakai faktor usia, jenis kelamin, dan pemasukan. Akan tetapi, ada faktor karakteristik lain yang bisa Anda fokuskan sesuai kebutuhan.
Misalnya, untuk pebisnis toko ritel, faktor pemasukan dan struktur keluarga akan sangat berguna untuk membuat segmen pelanggan yang mungkin akan tertarik pada produk-produk tertentu.
Namun, pemasar bisnis-ke-bisnis (B2B) biasanya akan lebih mengandalkan segmentasi pekerjaan untuk memastikan bahwa mereka menargetkan orang-orang yang benar-benar punya kemampuan untuk membeli produk mereka.
Baca Juga: Segmentasi Pelanggan: Jenis dan Cara Melakukan Segmentasi
Apa Keuntungan Menerapkan Segmentasi Demografis bagi Bisnis?
Segmentasi demografis digunakan untuk menargetkan audiens spesifik. Logikanya, Anda tidak akan bisa berkomunikasi dengan target audiens jika Anda tidak tahu apa-apa tentang mereka, bukan?
Padahal, pendekatan yang personal itu penting agar bisnis Anda bisa mengalokasikan biaya pengiklanan dengan efektif. Karena itu, segmentasi demografis sangat penting dalam bisnis.
Segmentasi demografis juga memiliki beberapa kelebihan seperti berikut ini:
1. Meningkatkan personalisasi
Pasar yang tersegmentasi akan membantu Anda mempresentasikan pesan yang berbeda pada demografis yang berbeda. Satu produk bisa dipasarkan dengan cara yang berbeda-beda.
Misalnya, suatu mobil bisa dipasarkan sebagai ‘kendaraan family-friendly‘ pada orang tua. Sementara itu, untuk memasarkan mobil ini pada pasangan yang tidak memiliki anak, tentu pesannya akan berbeda Contohnya, mobil itu akan disebut sebagai ‘kendaraan yang cocok untuk dibawa liburan berdua’.
Jadi, strategi pemasaran Anda akan jadi lebih beresonasi dengan hati orang-orang.
2. Meningkatkan relevansi produk
Dengan mengelompokkan pelanggan sesuai informasi demografis mereka, Anda bisa memastikan bahwa orang-orang melihat konten pemasaran yang paling relevan dengan mereka.
Misalnya, ketika Anda mengiklankan produk alkohol, maka target demografis Anda adalah orang-orang yang sudah cukup usia. Menampilkan iklan alkohol pada anak yang belum cukup umur atau masyarakat muslim tidak akan menambahkan keuntungan penjualan atau justru akan membuat mereka menghindari produk Anda.
3. Meningkatkan efektivitas iklan
Dengan contoh menampilkan iklan alkohol pada masyarakat di bawah umur atau masyarakat iklan seperti di atas, maka Anda telah membuang-buang anggaran marketing Anda.
Karena itu, dengan mengetahui target demografis yang tepat, Anda bisa mengalokasikan anggaran dengan akurat.
Baca Juga: Media Promosi: Pengertian, Jenis, dan Tips Memilihnya
Tantangan dan Keterbatasan dalam Segmentasi Demografis
Segmentasi pelanggan secara demografis juga memiliki kekurangan dan keterbatasan karena pada dasarnya, tidak ada strategi pemasaran yang sempurna.
Ketika mengelompokkan pelanggan berdasarkan informasi demografis, kemungkinan besar Anda akan mengabaikan faktor psikografis mereka seperti sifat, gaya hidup, dan nilai-nilai mereka. Misalnya, hanya karena dua pelanggan berasal dari daerah yang sama dan berjenis kelamin sama, bukan berarti mereka tertarik pada produk yang sama pula.
Keterbatasan segmentasi demografis lainnya adalah berisiko mengabaikan peluang pasar lain. Dengan fokus pada segmentasi demografis tertentu, perusahaan mungkin mengabaikan segmen pasar potensial lainnya yang mungkin cocok untuk produk mereka.
Misalnya, produk teknologi yang secara tradisional ditargetkan untuk generasi muda mungkin memiliki daya tarik yang lebih luas di kalangan orang tua yang ingin lebih melek teknologi.
Karena itu, mengelompokkan pelanggan hanya berdasarkan faktor demografis sering kali membuat perusahaan memberikan asumsi yang salah terhadap kebutuhan dan preferensi pelanggan.
Baca Juga: Customer Satisfaction: Faktor, Cara Mengukur dan Tips Meningkatkannya
Beberapa Variabel dalam Segmentasi Demografis dan Contohnya dalam Marketing
Karena ada begitu banyak variasi demografis yang bisa Anda gunakan untuk mengelompokkan pelanggan Anda, ada banyak strategi yang bisa Anda terapkan juga.
Berikut ini adalah beberapa contoh variabel demografis dan contoh strategi pemasarannya:
Usia
Usia adalah variabel yang paling dasar dan juga yang paling penting. Sebab, preferensi masyarakat berubah seiring dengan usia. Karena itu, hampir semua strategi pemasaran menargetkan audiens dengan usia yang spesifik.
Variabel ini bisa berupa rentang usia spesifik atau tahap usia seperti: bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan paruh baya. Misalnya, banyak desainer fashion yang memiliki koleksi desain berbeda untuk menargetkan setiap kelompok usia. Untuk kelompok usia remaja, misalnya, mereka mengeluarkan set baju bergaya chic. Sementara itu, untuk kelompok usia dewasa, mereka mengeluarkan baju bergaya formal dan elegan.
Segmentasi usia juga bisa menggunakan generasi sebagai dasarnya, seperti: milenial, Gen X, baby boomers, dan lain-lain. Hal ini karena anggota dari setiap kelompok lahir pada tahun yang berdekatan, sehingga mereka pun tumbuh besar dengan pengalaman yang mirip-mirip.
Dengan kata lain, orang-orang dari generasi yang sama memiliki karakteristik dan proses berpikir yang sejalan. Karena itu, menargetkan baby boomers dan Gen X dengan strategi yang sama kemungkinan tidak akan berjalan dengan baik karena mereka berbeda dari pola pikir.
Selain perbedaan dalam kebiasaan membeli, setiap generasi dan kelompok usia juga merespon iklan dengan cara yang berbeda. Misalnya, milenial kebanyakan menghabiskan waktu di Instagram dan Facebook, sementara itu senior lebih menyukai email.
Beberapa brand yang memasarkan produk mereka dengan segmentasi demografis berdasarkan usia meliputi:
- Johnson & Johnson: Mereka menawarkan produk perawatan bayi seperti bedak bayi, minyak bayi, dan sampo bayi yang secara jelas menargetkan orang tua.
- Nike: Brand ini sering memfokuskan kampanye mereka pada remaja dan dewasa muda yang tertarik pada olahraga dan gaya hidup aktif.
- Good Day: Dalam situs web mereka, brand kopi ini menargetkan generasi masa kini atau generasi muda yang senang minum kopi.
Baca Juga: Survey Kepuasan Pelanggan: Pengertian, Cara Membuat, dan Contohnya
Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan pada umumnya memiliki kegemaran, pola pikir, dan kebutuhan yang berbeda. Perempuan biasanya lebih tertarik pada produk kosmetik, sementara laki-laki adalah target yang tepat untuk item seperti alat olahraga atau perkakas.
Namun, penting bagi suatu brand untuk tidak menerapkan stereotip dalam pemasaran. Sebab, hal ini mungkin bisa membuat beberapa calon pelanggan merasa teralienasi.
Pemasaran produk berdasarkan segmentasi jenis kelamin dapat Anda lihat pada brand skincare laki-laki Kahf.
Brand skincare ini mengeluarkan produk-produk seperti sunscreen, facial wash, hingga deodoran untuk laki-laki. Jika Anda mengunjungi Instagram mereka, Anda akan melihat bahwa Kahf rutin membagikan konten terkait aktivitas, olahraga, dan penampilan laki-laki.
Pendapatan dan pekerjaan
Jika masyarakat tidak mampu membeli produk atau layanan Anda, maka tidak ada gunanya Anda menargetkan mereka. Karena itu, sebelum menargetkan konsumen, Anda perlu mengetahui pendapatan dan pekerjaan mereka.
Ketika Anda mengetahui rentang pemasukan konsumen, biasanya Anda juga akan menemukan data terkait berapa banyak pengeluaran mereka. Banyak perusahaan yang menggunakan data ini untuk menjual produk yang sama pada tier yang berbeda berdasarkan tingkat pemasukan. Misalnya, pesawat memiliki tiga kelas, yaitu ekonomi, bisnis, dan first class.
Sementara itu, mengetahui pekerjaan seseorang juga penting karena produk tertentu ditujukan untuk industri dan pekerjaan yang berbeda.
Misalnya, Slack adalah aplikasi komunikasi yang menargetkan perusahaan dan profesional yang bekerja di lingkungan kantor. Karena itu, mereka menggunakan slogan ‘Where work happens’ yang menekankan bahwa Slack adalah aplikasi tempat para pekerja berkomunikasi.
Baca juga: Segmentasi Psikografis: Pengertian hingga Contohnya
Baca Juga: Optimasi Layanan Pelanggan: Ini 7 Cara Melakukannya
Keluarga
Keluarga juga menjadi bagian penting dari demografis, karena ketika dinamika keluarga berubah, maka kebutuhan dan keinginan anggotanya pun juga berubah. Hal ini akan berdampak pada kebiasaan membeli mereka.
Orang yang single cenderung memprioritaskan diri mereka sendiri, sementara itu pasangan yang baru menikah kemungkinan akan saling memprioritaskan satu sama lain dan rumah mereka.
Pasangan dengan beberapa anak juga memiliki kebutuhan yang berbeda dari pasangan yang baru dikaruniai anak pertama. Meski memiliki jumlah pendapatan yang sama, keluarga dengan banyak anggota keluarga akan lebih tertarik pada produk rumah tangga dengan harga murah daripada pasangan yang tidak memiliki anak.
Contohnya, IKEA memiliki lini perabotan khusus untuk anak-anak dengan kapasitas penyimpanan yang lebih besar. Sebab, anak-anak biasanya memiliki banyak mainan dan senang mengoleksi barang.
Lokasi
Mengelompokkan pembeli berdasarkan lokasi mereka seperti kota, iklim, atau negara biasanya jatuh dalam kategori segmentasi geografis. Namun, hal ini juga penting dalam segmentasi demografis.
Sebab, lokasi, budaya, iklim, dan aspek lain di suatu lokasi sangat mempengaruhi keputusan pembelian masyarakatnya. Produk yang populer di satu negara belum tentu terkenal juga di negara lain.
Misalnya, kasus produk Pampers dari P&G. Produk ini populer di berbagai negara seperti Amerika Serikat, tapi sempat menuai kegagalan di China pada tahun 1998. Dilansir CBS NEWS, P&G menemui kesulitan untuk mengajak para orang tua di China untuk menggunakan produk mereka.
Salah satu penyebab kesulitan P&G adalah perbedaan budaya di negeri tirai bambu ini. Di China, balita memakai kaidangku, atau sejenis celana dari bahan kain tebal yang bagian bawahnya terbuka. Celana ini memungkinkan anak-anak untuk buang air kecil dan besar tanpa harus menurunkan atau membuka celana, sehingga mereka tidak membutuhkan popok.
Setelah beberapa tahun, P&G membuat berbagai inovasi untuk produk mereka seperti mengurangi harga, menambah kelembutan popok, dan meningkatkan tingkat penyerapan. Baru pada tahun 2006, produk mereka mulai laris di pasaran China.
Baca Juga: Pengertian Omnichannel, Manfaat, Jenis, dan Starteginya
Kesimpulan
Dari artikel di atas, dapat dipahami bahwa segmentasi demografis adalah metode mengelompokkan pelanggan berdasarkan informasi demografis seperti usia, lokasi, jenis kelamin, pendapatan, dan lain-lain.
Dengan mempelajari contoh di atas, Anda bisa menerapkan segmentasi demografis pada bisnis Anda untuk memberikan pelayanan dan pemasaran yang sesuai dengan target audiens Anda.
Untuk mendukung pemasaran dan pelayanan pelanggan, gunakanlah tools modern seperti CRM.ID, aplikasi CRM penyedia WhatsApp API yang bisa membantu Anda untuk berkomunikasi dengan pelanggan Anda tanpa batasan pesan, agen, dan jumlah kontak.
Jika Anda tertarik menggunakan CRM, jadwalkan demo melalui tautan ini.
- Payday Sale: Tips Maksimalkan Penjualan di Hari Gajian - 17 Januari 2025
- 25 Contoh Kata-Kata Promosi Lewat WhatsApp - 16 Januari 2025
- Net Promoter Score: Cara Menghitung dan Menggunakannya - 15 Januari 2025