Di era digital saat ini, social media marketing telah menjadi salah satu strategi paling kuat untuk meningkatkan penjualan bisnis Anda.
Tidak hanya sebagai sarana untuk berinteraksi dan berbagi informasi, media sosial juga berguna bagi bisnis untuk membangun merek, memperluas jangkauan, dan berinteraksi langsung dengan pelanggan.
Namun untuk melakukannya, Anda memerlukan strategi yang tepat, terstruktur, dan efektif.
Karena itu, pada artikel ini, kami akan membahas apa itu social media marketing, kelebihan, strategi, dan karakteristik masing-masing platform.
Apa itu Social Media Marketing?
Social media marketing adalah penggunaan platform media sosial seperti Instagram, X, dan Facebook untuk mempromosikan merek dan menjual produk atau jasa Anda.
Jika bisnis Anda baru meluncurkan suatu produk dan Anda berencana mempromosikannya di media sosial, itulah social media marketing.
Jika Anda berinteraksi dengan pelanggan lewat kolom komentar, itulah social media marketing.
Dan jika Anda membuat konten menarik seputar cerita dan nila-nilai merek Anda, itu juga social media marketing.
Baca Juga: Digital Advertising: Pengertian, Cara Kerja, dan Tipsnya
Apa Kelebihan Social Media Marketing?

1. Meningkatkan brand awareness dan engagement
Menurut The Sprout Social Index 2023, lebih dari 53% konsumen mengaku bahwa mereka lebih sering menggunakan media sosial dalam dua tahun ini.
Ketika Anda berkomitmen membuat strategi pemasaran media sosial yang kohesif, artinya Anda cukup konsisten untuk membuat brand identity yang bisa beresonansi dengan target audiens.
Misalnya adalah Figo Pet Insurance yang berkomitmen untuk mengunggah empat hingga lima video TikTok per minggu.
Seiring waktu, mereka berhasil mengetahui konten seperti apa yang audiens mereka sukai. Karena usaha ini, audiens mereka pun terus bertumbuh hingga beberapa video mereka pun menjadi viral.
Anda juga bisa begitu. Seiring Anda menyempurnakan strategi, Anda bisa membuat pesan yang tidak hanya menarik lebih banyak pengikut, tapi juga mendorong engagement yang lebih besar.
Baca juga: Mengenal Marketing 4P: Definisi dan Contoh Penerapannya
2. Mempromosikan kepercayaan brand
Media sosial sangat memengaruhi kepercayaan masyarakat pada brand, terutama di kalangan konsumen muda.
Keberadaan suatu brand di media sosial sangat menentukan apakah masyarakat (terutama GenZ) memercayai brand tersebut.
Masyarakat melihat suatu brand dari konten yang Anda unggah di media sosial.
Prinsipnya sama seperti zaman dulu di tahun 2010-an ketika masyarakat menilai situs web yang desainnya buruk identik dengan penipuan. Hal ini juga berlaku untuk media sosial.
Karena itu, jika konsumen melihat profil Anda dan melihat bahwa Anda jarang mengunggah konten, atau pesan yang Anda sampaikan tidak konsisten, hal itu akan memengaruhi kepercayaan mereka.
Baca juga: Mengenal Word of Mouth Marketing: Contoh dan Strateginya
3. Performanya bisa diukur
Anda bisa mengukur ROI dari strategi pemasaran media sosial yang Anda gunakan.
Dengan begitu, Anda bisa mengetahui apakah strategi Anda sudah sesuai dengan yang Anda harapkan atau belum.
Misalnya Anda bekerja untuk brand otomotif, dan tujuan bisnis utama Anda adalah meningkatkan awareness di kalangan orang tua yang memiliki anak muda.
Dengan begitu, Anda bisa mengembangkan strategi konten yang sesuai dengan audiens ini dan mengetahui performanya seiring waktu berjalan.
Dengan alat social listening, Anda bahkan bisa mengukur dukungan yang Anda terima dengan kompetitor. Cara ini sangat bagus untuk mengukur visibilitas merek Anda di industri.
4. Meningkatkan pendapatan
Media sosial adalah saluran terbaik untuk mencari, menemukan, dan membeli suatu produk.
Social commerce sekarang semakin gencar di seluruh dunia, dan banyak brand yang menggunakan media sosial untuk meningkatkan lead dan pertumbuhan bisnis.
Baca Juga: Payday Sale: Tips Maksimalkan Penjualan di Hari Gajian
Bagaimana Cara Menciptakan Strategi Social Media Marketing?
Meskipun media sosial terus berevolusi, tapi dasar-dasar melakukan pemasaran tetap sama. Langkahnya sama seperti ketika Anda hendak menyusun strategi pemasaran, lalu menargetkan saluran spesifik.
Berikut ini adalah beberapa langkah untuk mengaplikasikannya pada bisnis Anda:
1. Tetapkan tujuan yang jelas

Langkah pertama dalam membuat strategi pemasaran media sosial yang jelas adalah dengan mendefinisikan tujuan Anda.
Tanyakan pada diri Anda sendiri: Apa yang ingin Anda capai dengan social media marketing ini?
Misalnya seperti meningkatkan brand awareness, traffic situs web, menciptakan lead, meningkatkan keterlibatan pelanggan, atau menaikkan kepuasan pelanggan.
Begitu Anda memiliki tujuan yang jelas, bagi tujuan menjadi beberapa langkah kecil. Dengan cara ini, Anda bisa mengetahui apa yang harus Anda lakukan untuk mencapai tujuan Anda itu.
Misalnya, tujuan Anda adalah meningkatkan traffic situs web lewat media sosial. Nah, jika begitu, maka langkah kecilnya bisa meliputi:
- Lebih sering memposting konten
- Mengoptimalkan konten untuk dibagikan
- Menjalankan iklan tertarget
2. Meriset buyer persona dan audiens
Tujuan Anda tidak akan berarti apa-apa tanpa pondasi yang membantu Anda untuk mencapainya.
Karena itu, langkah kedua setelah menentukan tujuan adalah menulis bagaimana Anda akan mencapainya. Nah, cara terbaiknya adalah dengan menentukan buyer persona dan audiens Anda.
Dengan mengetahui siapa target Anda, Anda kini bisa menargetkan kebutuhan mereka dan apa yang membuat mereka tertarik.
Untuk melakukannya, coba kelompokkan orang-orang yang ingin Anda jangkau menjadi satu grup.
Misalnya, jika perusahaan Anda menjual celana legging, Anda bisa mengklasifikasikan target audiens Anda sebagai milenial yang suka memakai pakaian olahraga.
Dengan mempertimbangkan buyer persona dan audiens, Anda bisa menentukan jenis konten seperti apa yang akan menarik persona yang ingin Anda tarik tadi.
Baca Juga: Payday Sale: Tips Maksimalkan Penjualan di Hari Gajian
3. Tentukan platform media sosial mana yang ingin Anda gunakan
Sebagai seorang pemasar media sosial, tentu penting untuk menentukan platform mana yang akan Anda gunakan.
Untuk menentukannya, ketahui apa yang target audiens Anda butuhkan, media sosial apa yang mereka gunakan, dan konten seperti apa yang ingin Anda buat.
Misalnya, Gen Z suka menggunakan TikTok. Jadi, jika mayoritas audiens Anda adalah Gen Z, maka Anda bisa memilih TikTok sebagai media pemasaran Anda.
Tapi jika pilihan media sosial Anda berdasarkan jenis konten yang Anda buat, maka pertimbangkan spesialisasi dari masing-masing platform.
Misalnya, jika Anda ingin membagikan konten video, maka YouTube bisa menjadi pilihan Anda. Meski begitu, bukan berarti Anda tidak bisa memilih media sosial yang lain.
Eksis di lebih dari satu media sosial itu penting, dan bereksperimen di media sosial yang tidak begitu sesuai dengan kebutuhan Anda itu bagus.
Tidak hanya mendiversifikasikan strategi Anda, tapi ini juga membantu Anda berinteraksi dengan audiens yang unik, yang mungkin tidak Anda jumpai di platform lainnya.
Namun, sebaiknya eksperimen seperti ini Anda lakukan jika Anda sudah memiliki strategi pemasaran yang tetap dan menghasilkan.
Terlalu banyak bereksperimen pada hal-hal baru, sementara Anda belum memiliki pondasi yang kokoh sering kali bisa lebih membuat Anda merugi.
Baca juga: Relationship Marketing: Pengertian, Strategi, dan Contohnya
4. Tetapkan metrik penting dan KPI

Strategi social media marketing Anda harus berdasarkan data, entah apa pun tujuan dan industri Anda.
Artinya, Anda perlu fokus pada metrik media sosial yang benar-benar penting dan jelas berkaitan dengan tujuan Anda.
Metrik-metrik apa sajakah itu?
- Jangkauan: Adalah jumlah orang yang melihat unggahan Anda.
- Klik: Jumlah klik pada konten atau akun Anda. Melacak jumlah klik yang Anda dapatkan per kampanye sangatlah penting untuk memahami apa yang membuat orang tertarik dan penasaran sampai mengeklik.
- Engagement: Jumlah interaksi sosial dibagi dengan jumlah impresi. Engagement menunjukkan seberapa baik audiens menerima konten dan seberapa bersedia mereka untuk berinteraksi dengan Anda.
- Performa hashtag: Mana hashtag Anda yang balik banyak digunakan? Mana yang paling banyak diasosiasikan dengan brand Anda?
- Jumlah “like” organik dan berbayar: Engagement organik sangat sulit untuk didapatkan. Karena itu, banyak brand yang menggunakan iklan. Mengetahui perbedaan like yang organik dan tidak bisa membantu Anda membuat anggaran dan waktu yang Anda perlukan untuk berinvestasi.
- Sentimen: Bagaimana pengguna bereaksi terhadap konten, brand, atau hashtag Anda. Apakah mereka merasa kampanye Anda menyinggung? Sentimen seperti apa yang mereka rasakan dengan hashtag Anda?
5. Memahami kompetitor
Entah Anda baru memulai social media marketing atau sudah memiliki beberapa tahun pengalaman, tetap penting untuk memahami kondisi industri Anda, terutama jika menyangkut kompetitor.
Pahamilah siapa kompetitor Anda dan hal apa yang berhasil (dan tidak) mereka jalankan.
Katakanlah kompetitor utama perusahaan Anda lebih dominan di Facebook, tapi kurang menyasar di X dan Instagram.
Nah, daripada hanya fokus merebut audiens di tempat yang didominasi kompetitor (Facebook), lebih baik Anda juga mencari tempat lain yang audiensnya kurang dilayani.
Kesimpulannya, Anda tidak akan meninggalkan Facebook (karena sudah terbukti ampuh oleh kompetitor) dan melakukan diversifikasi strategi untuk menjangkau tempat yang kurang tersentuh.
Tips lainnya adalah memantau review pelanggan terhadap kompetitor Anda, agar Anda memahami apa yang pelanggan suka dan tidak dari kompetitor.
Cari tahu apakah ada keluhan yang sama dari beberapa pelanggan sekaligus, dan gunakan pain point tersebut di dalam strategi Anda.
Baca Juga: Pengertian Competitor Analysis, Manfaat, dan Cara Melakukannya
6. Buat konten yang unik dan menarik
Ada jutaan pengguna media sosial di seluruh dunia. Karena itu, paling tidak beberapa pengikut Anda pasti sudah pernah melihat konten dari kompetitor.
Karena itu, buatlah konten media sosial yang menonjol dan bisa membujuk pelanggan untuk mengikuti dan berinteraksi dengan Anda.
Jika konten Anda berhasil membuat mereka terlibat, maka algoritma media sosial juga akan memprioritaskan konten Anda pada mereka.
Berikut ini adalah beberapa data mengenai tren pelanggan:
- Konsumen menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan konten visual, terutama gambar, foto, infografis dan video pendek.
- Milenial paling banyak menghabiskan waktu berinteraksi dengan konten video pendek
- Gen Z, milenial, dan Gen X sangat menyukai konten video, sementara Boomers menyukai konten gambar/foto/infografis
- Konten yang relatable adalah konten yang paling mudah diingat. Bagi Gen Z dan milenial, mereka mudah mengingat konten lucu.
7. Membuat jadwal postingan

Sebenarnya, seberapa sering kita harus mengunggah konten di media sosial? Jawabannya, dua atau tiga konten berkualitas tinggi dalam seminggu sudah cukup.
Salah satu kesalahan terbesar brand adalah terlalu berfokus pada kuantitas dan bukan kualitas.
Mereka mengunggah setiap hari, tapi unggahannya tidak terlalu bernilai untuk pelanggan ideal mereka.
Lalu, kapan sebaiknya Anda mengunggah konten? Lihatlah analisis Anda dan cek kapan Anda mendapat engagement terbanyak, lalu sesuaikan jadwal dengan waktu tersebut.
8. Meninjau dan menyesuaikan strategi
Media sosial terus berevolusi, jadi penting untuk rutin memeriksa apakah strategi Anda masih tetap efektif.
Coba tinjau strategi Anda per bulan, per empat bulan, atau per tahun, tergantung kebutuhan bisnis Anda.
Cari tahu apa strategi yang sudah bagus, apa yang perlu ditingkatkan, atau apa yang bisa Anda tambahkan.
Periksa apakah Anda sudah berproses menuju tujuan Anda dan bandingkan performanya dengan KPI yang sudah Anda tentukan.
Jangan lupa memantau perubahan algoritma media sosial, perilaku pengguna, atau teknologi dan platform yang baru.
Baca Juga: Marketing 360: Pengertian, Kelebihan, dan Tipsnya
Beberapa Karakteristik Platform Social Media Marketing
- Jumlah pengguna: 2.8 milyar pengguna aktif di seluruh dunia
- Audiens: Gen Z dan milenial (kebanyakan usia pengguna adalah 24-35)
- Dampak industri: B2C
- Paling cocok untuk: Membangun brand awareness, mengiklan, dan membangun komunitas
Facebook adalah platform media sosial terbesar.
Sejak peluncurannya pada tahun 2004, platform ini telah menjadi alat yang sangat berharga bagi bisnis B2C, menawarkan peluang organik dan alat marketing yang canggih.
TikTok

- Pengguna: 1 miliar pengguna global aktif bulanan
- Audiens: Terutama Gen Z diikuti oleh Milenial
- Dampak industri: B2C, lalu B2B
- Paling cocok untuk: Konten video kreatif berdurasi pendek, konten buatan pengguna, membangun brand awareness
Saat Anda memikirkan video berdurasi pendek, Anda mungkin teringat TikTok. Platform ini mulai dikenal dunia pada tahun 2020 dan popularitasnya terus meroket hingga kini.
- Pengguna: 1 miliar pengguna aktif bulanan
- Audiens: Distribusi Gen Z dan Milenial yang hampir merata
- Dampak industri: B2C
- Terbaik untuk: Gambar dan video berkualitas tinggi; konten buatan pengguna; iklan
Instagram diluncurkan 13 tahun lalu dan telah menggemparkan dunia. Platform ini menjadi andalan brand untuk berbagi konten yang menarik secara visual.
Hal lain yang membedakan platform ini adalah alat eCommerce-nya yang canggih.
Pengguna dapat menemukan merek, menelusuri produk dan/atau layanan mereka, dan menyelesaikan pembelian tanpa meninggalkan aplikasi.
Baca Juga: Marketing 360: Pengertian, Kelebihan, dan Tipsnya
X (Twitter)
- Pengguna: 550 juta pengguna aktif harian di seluruh dunia
- Audiens: Mayoritas generasi milenial
- Dampak industri: B2B dan B2C
- Paling cocok untuk: Hubungan masyarakat, layanan pelanggan, membangun komunitas
Jika Instagram berfokus pada visual, maka X berfokus pada kata-kata. Platform X kini telah berkembang dengan menyertakan Twitter Blue dan Subscriptions.
Twitter Subscriptions untuk membangun komunitas kreator, dan Twitter Blue bagi mereka yang tertarik dengan pengalaman Twitter yang lebih baik.
- Pengguna: 770 juta pengguna aktif di seluruh dunia
- Audiens: Generasi Z yang lebih tua (24+), Generasi Milenial (basis pengguna terbesar), dan Generasi X
- Dampak industri: B2B
- Paling cocok untuk: hubungan B2B, pengembangan bisnis, dan penjualan sosial
LinkedIn mungkin adalah satu-satunya platform yang audiensnya jelas: Pekerja profesional yang ingin berjejaring dan mencari peluang baru.
Karena itu, LinkedIn pun menjadi platform yang ideal bagi perusahaan B2B yang ingin mengidentifikasi para profesional dan membangun komunitas khusus industri.
YouTube
- Pengguna: Lebih dari 2,4 miliar pengguna di seluruh dunia
- Audiens: Terutama Milenial, tetapi memiliki audiens yang kuat di seluruh demografi gender dan usia
- Dampak industri: B2C dan B2B
- Terbaik untuk: Kesadaran merek, hiburan berdurasi panjang, video tutorial dan penjelasan, SEO, periklanan
YouTube adalah situs web kedua yang paling banyak dikunjungi di dunia. Selain itu, pemasar menyebutnya sebagai platform terbaik kedua untuk membangun komunitas.
Selain sangat populer, penggunanya cenderung bertahan lebih lama karena sebagian besar kontennya berdurasi panjang, menjadikannya platform yang ideal untuk berbagi konten edukasi.
Baca Juga: Apa itu Customer Experience? Contoh dan Strateginya
Kesimpulan
Sekarang ini, ada lebih dari tiga milyar pengguna aktif media sosial. Karena itu, tidak heran bila begitu banyak bisnis ingin menggunakan social media marketing.
Agar upaya pemasaran media sosial Anda semakin maksimal, gunakanlah aplikasi CRM.ID. CRM.ID bisa mendukung pemasaran Anda dengan fitur WA broadcast, blast, manajemen kontak, integrasi REST API, hingga pengelolaan percakapan.
Anda juga bisa mengirim pesan tanpa batasan jumlah, kontak, dan agen, hanya dengan Rp40 per transaksi, bebas biaya bulanan dan bebas biaya tambahan.
Jadi, tunggu apa lagi? Jadwalkan demo CRM.ID lewat tautan ini!
- Digital Marketing: Pengertian, Jenis, dan Strateginya - 13 Februari 2025
- Riset Pasar: Pengertian dan Cara Melakukannya - 12 Februari 2025
- Cara Efektif Menentukan Target Audience Bisnis Anda - 11 Februari 2025