Dalam dunia bisnis modern yang kompetitif, pengukuran kinerja sangat penting untuk menentukan keberhasilan strategi pemasaran yang dijalankan. Karena itu, KPI marketing berperan sebagai alat ukur yang memungkinkan bisnis untuk memahami, mengevaluasi, dan mengoptimalkan strategi pemasaran mereka.
Memilih KPI yang tepat tidak bisa sembarangan. KPI harus relevan, terukur, dan sesuai dengan tujuan bisnis agar hasil evaluasi menjadi valid.
Apalagi dengan semakin banyaknya kanal pemasaran digital seperti media sosial, SEO, dan email marketing, menggunakan KPI yang tepat dapat membantu bisnis tetap fokus dan menghindari pemborosan anggaran di saluran yang kurang menguntungkan.
Pada artikel ini, kami akan membahas 16 KPI marketing yang bisa Anda ukur untuk mengevaluasi kinerja usaha pemasaran Anda.
Pengertian KPI Marketing
KPI adalah singkatan dari Key Performance Indicator atau indikator untuk mengevaluasi kinerja kampanye pemasaran. Dalam marketing, KPI mengukur seberapa efektif upaya pemasaran Anda.
Menetapkan dan melacak KPI marketing penting karena memungkinkan Anda untuk:
- Mengukur Kemajuan: Dengan KPI, Anda bisa mengetahui strategi mana yang memenuhi atau melampaui target.
- Mengoptimalkan Anggaran: Mengarahkan pengeluaran ke saluran yang memaksimalkan return on investment (ROI).
- Memandu Pengambilan Keputusan: Mendapatkan informasi berbasis data yang dapat memandu Anda dalam mengambil keputusan strategis.
- Mengidentifikasi Kelemahan: Mengidentifikasi kampanye atau aset yang berkinerja buruk yang memerlukan peningkatan.
Baca Juga: Cara Mudah Membuat KPI untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis
16 Contoh KPI Marketing yang Harus Bisnis Anda Ketahui

Ada beragam KPI pemasaran yang bisa Anda lacak seperti conversion rate, return on investment, dan lain-lain. KPI ini dapat dilacak untuk saluran atau kampanye individual, tetapi juga untuk perusahaan secara keseluruhan.
Namun, ada juga KPI yang spesifik untuk saluran tertentu saja seperti organic session untuk SEO atau tingkat engagement untuk media sosial.
Mari kita bahas mulai dari indikator yang paling umum terlebih dahulu:
KPI marketing umum
Indikator umum akan fokus pada data-data penting seperti ROI dan rasio konversi yang akan selalu relevan untuk channel apa pun yang menjadi fokus Anda. Berikut ini adalah indikator-indikator tersebut:
1. Customer lead
Customer lead adalah organisasi atau individu yang berpotensi untuk menjadi pelanggan Anda, atau seseorang yang mengekspresikan ketertarikan pada penawaran Anda.
Misalnya, seseorang yang mengisi formulir kontak di situs Anda atau mendaftar untuk free trial termasuk lead.
Lead dapat Anda masukkan ke dalam dua kategori:
- Marketing Qualified Leads (MQLs): Yaitu prospek yang berinteraksi dengan kampanye pemasaran Anda. Misalnya, mengklik suatu iklan atau mengunduh ebook.
- Sales Qualified Leads (SQLs): Yaitu prospek yang terlihat berniat untuk membeli produk atau layanan Anda dan siap untuk berbicara dengan tim sales.
Melacak jumlah dan kualitas lead akan sangat membantu Anda menentukan potensi pendaptana Anda di masa depan. Semakin banyak lead, semakin besar kemungkinan Anda mendapat pelanggan yang akan membeli.
Selain itu, pantaulah channel dan campaign pemasaran mana yang membawa lead. Lalu, berinvestasilah pada strategi pemasaran yang performanya bagus.
Baca juga: Affiliate Marketing: Pengertian, Cara Memulai, dan Tipsnya
2. Cost per lead
Cost per lead (CPL) adalah besaran biaya yang perlu Anda keluarkan untuk memperoleh lead baru dalam usaha pemasaran Anda.
Anda bisa melacak CPL dalam berbagai channel dan campaign, jadi Anda bisa mengukur aktivitas mana saja yang menghasilkan dengan biaya yang paling rendah.
Anda bisa menghitung CPL dengan rumus berikut:
CPL = Pengeluaran total untuk kampanye pemasaran / Jumlah lead yang didapatkan
Menganalisis CPL dapat memberikan informasi penting bagi Anda. Misalnya, peningkatan CPL bisa jadi mengindikasikan penurunan efisiensi dalam strategi pemasaran Anda.
Anda juga bisa membandingkan performa CPL Anda dengan berpatokan pada CPL industri Anda. Jika performanya di bawah rata-rata industri, maka Anda bisa menganalisis strategi pemasaran Anda untuk mengetahui aspek mana saja yang membutuhkan peningkatan.
Misalnya, mungkin iklan atau SEO lokal Anda perlu perbaikan, atau mungkin ada fitur yang perlu Anda tambahkan pada produk.
3. Conversion rate
Rasio konversi adalah presentasi dari pengguna yang melakukan aksi yang Anda inginkan setelah berinteraksi dengan iklan pemasaran, kampanye, dan aset lainnya.
Aksi yang Anda inginkan bisa bervariasi, seperti berlangganan newsletter, melakukan pembelian, atau tujuan lain yang Anda inginkan.
Untuk menghitung rasio konversi, gunakan rumus ini:
Conversion rate = (Konversi / Total klik) x 100
Rasio konversi akan membantu Anda memahami berapa jumlah traffic yang telah terkonversi menjadi lead, dan berapa banyak lead yang melakukan pembayaran dan berkontribusi pada pendapatan Anda.
Melacak rasio konversi dari iklan dan laman juga akan memungkinkan Anda untuk menguji pesan, CTA, dan desain halaman mana yang lebih efektif dalam mendorong konversi. Jadi, Anda bisa mengoptimalkan rasio ini.
Baca Juga: 20 KPI Sales Penting untuk Pertumbuhan Bisnis
4. Customer Lifetime Value
Indikator ini menunjukkan total pendapatan yang bisa bisnis harapkan dari satu pelanggan selama masa interaksi mereka. CLV adalah indikator yang penting untuk memahami bisnis Anda.
Agar bisnis Anda dapat menuai keuntungan, CLV Anda harus lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan tim sales dan marketing untuk memperoleh satu pelanggan.
Berikut ini adalah rumus untuk menghitung CLV:
CLV = Rata-rata nilai transaksi x Rata-rata jumlah transaksi dalam setahun + Rata-rata tingkat retensi pelanggan
Misalnya, katakanlah perusahaan Anda memiliki data sebagai berikut:
- Rata-rata nilai transaksi = Rp1 juta
- Rata-rata jumlah transaksi dalam setahun = 20
- Rata-rata tingkat retensi: 2 tahun
Maka, CLV Anda untuk pelanggan ini sebesar Rp1 juta x 20 x 2 = Rp40 juta.
Anda bisa meningkatkan CLV dengan merawat prospek dan melakukan upsell pada pelanggan Anda. Dengan begitu, Anda bisa memperoleh lebih banyak pendapatan dari satu pelanggan.
Berikut ini adalah salah satu contoh penawaran yang ditawarkan kepada pelanggan newsletter mereka. Penawaran ini berupa diskon yang harapannya dapat membuat pelanggan tertarik untuk membeli.

Baca juga: Indikator KPI Customer Support dan Cara Menghitungnya
5. Return on marketing investment (ROMI)
Indikator ini merujuk pada perbandingan jumlah uang yang usaha pemasaran Anda dihabiskan dengan yang dihasilkan.
ROMI yang positif menunjukkan bahwa pemasaran Anda berkontribusi pada pendapatan perusahaan dan bahwa Anda sudah mengalokasikan anggaran pemasaran dengan efektif.
Berikut ini adalah rumus menghitung ROMI untuk suatu kampanye atau channel:
ROMI = [(Laba kotor – Biaya pemasaran) / Biaya pemasaran ] x 100
Katakanlah suatu toko ritel mengirimkan email promosi kepada daftar subscriber mereka. Untuk mengirim email ini, mereka harus menghabiskan Rp1 juta untuk biaya desain dan distribusi.
Toko ritel ini kemudian mendapat penjualan sebesar Rp20 juta dengan 30% margin.
Maka, data ROMI-nya berupa:
- Laba kotor = Rp6 juta (30% dari Rp20 juta)
- Biaya pemasaran = Rp1 juta
ROMI = [(Rp6 juta – Rp1 juta) / Rp1 juta ] x 100
ROMI = 500%
Anda juga bisa membandingkan ROMI dari channel atau campaign berbeda untuk mengidentifikasi dan memaksimalkan mana yang berkinerja terbaik.
Mungkin Anda akan menemukan bahwa iklan media sosial Facebook lebih efektif daripada iklan LinkedIn, atau bahwa lalu lintas organik menghasilkan ROMI tertinggi dari semua saluran Anda.
ROMI yang tinggi juga membantu Anda meyakinkan pemangku kepentingan untuk menginvestasikan lebih banyak uang dalam inisiatif pemasaran tertentu.
Baca Juga: 9 Indikator KPI Customer Support dan Cara Menghitungnya
KPI SEO
SEO juga bisa menjadi saluran pemasaran yang efektif. Akan tetapi, untuk meraup hasilnya, akan memerlukan waktu yang cukup lama. Karena itu, mengukur KPI SEO sangat penting untuk mengetahui apakah rencana pemasaran Anda sudah berjalan ke arah yang tepat.
6. Keyword ranking

Indikator ini menunjukkan posisi situs web Anda dalam hasil pencarian untuk kata kunci tertentu. Halaman bisa mendapat ranking untuk lebih dari satu kata kunci. Tiga posisi organik teratas biasanya mendapat lebih dari dua per tiga dari total klik.
Melacak ranking kata kunci Anda sebagai KPI dan meningkatkannya adalah hal yang penting karena dapat meningkatkan kunjungan situs web.
Baca juga: Viral Marketing: Contoh dan Tips Memulainya
7. Organic session
Sesi adalah periode waktu yang pengguna habiskan dengan situs web atau aplikasi. Misalnya, ketika seorang pengguna mengunjungi situs Anda, membuka beberapa halaman, lalu menutupnya, ini terhitung satu sesi.
Sesi organik dimulai ketika pengguna mengunjungi situs Anda dengan mengklik hasil pencarian organik. Melacak sesi organik sebagai KPI dapat membantu Anda memahami berapa traffic organik yang situs Anda tarik, serta seberapa efektif usaha pemasaran Anda.
Baca juga: 11 Teknik Marketing untuk Bisnis Kecil yang Efektif
8. Backlink

Backlink adalah tautan dari situs web lain yang menuju situs web Anda. Misalnya, situs web ini mendapat backlink dari ….
Google menganggap backlink sebagai endorsement untuk situs Anda. Karena itu, backlink dianggap sebagai salah satu faktor ranking yang terpenting, terutama jika backlink berasal dari beberapa domain yang bereputasi.
Semakin banyak backlink yang situs Anda dapatkan, maka semakin terpercaya situs Anda di mata Google. Dengan begitu, situs Anda akan bisa mendapat ranking kata kunci yang lebih tinggi dan traffic organik yang lebih banyak.
Baca Juga: SEO Lokal: Pengertian dan Cara Mengoptimalkannya
KPI channel berbayar

Melacak KPI yang relevan untuk channel berbayar akan memastikan bahwa Anda mengalokasikan setiap rupiah dengan efektif.
Baca juga: Tugas Marketing, Peran, dan Tanggung Jawabnya di Perusahaan
9. Return on advertising spend (ROAS)
ROAS merujuk pada pendapatan yang Anda peroleh dari uang yang Anda habiskan untuk memasang iklan berbayar. Lacaklah ROAS untuk memahami bagaimana anggaran Anda menjadi pendapatan.
Anda bisa melacak ROAS melalui kampanye, channel, dan platform berbeda. Menghitung ROAS terbilang mudah. Anda hanya perlu mengikuti rumus di bawah ini:
ROAS = Pendapatan dari kampanye iklan / Total biaya yang dihabiskan
Misalnya, sebuah toko perhiasan lokal menjual aksesoris buatan tangan. Mereka menjalankan iklan Facebook dengan biaya Rp3 juta. Setelah sebulan, kampanye itu membawa hasil berupa penjualan senilai Rp15 juta rupiah.
ROAS-nya adalah lima, artinya untuk setiap Rp1 yang mereka habiskan, mereka mendapat Rp5.
ROAS yang positif menunjukkan bahwa kampanye tersebut menguntungkan, sedangkan ROAS yang kurang dari satu menunjukkan bahwa kampanye tersebut tidak menguntungkan.
Anda bisa memprioritaskan kampanye atau channel dengan ROAS positif, lalu menghentikan atau meningkatkan iklan yang tidak menguntungkan dengan membuat visual yang lebih menarik, headline yang lebih baik, dan CTA yang lebih jelas.
Baca juga: Marketing 360: Pengertian, Kelebihan, dan Tipsnya
10. Cost per acquisition (CPA)
CPA adalah jumlah biaya pemasaran yang diperlukan untuk memperoleh seorang pelanggan pada satu channel spesifik.
Biaya ini mencakup semua aspek, mulai dari gaji pegawai, biaya software, atau biaya overhead lainnya.
Berikut ini adalah rumus CPA:
CPA = Jumlah dana untuk kampanye / Jumlah pelanggan yang didapatkan
Lacak CPA untuk memahami apakah iklan Anda efisien dan menguntungkan. Untuk mendapatkan keuntungan, CPA Anda harus lebih rendah dari CLV. CPA yang tinggi dapat mengindikasikan penurunan efisiensi iklan berbayar Anda.
Anda bisa mengurangi CPA dengan menguji iklan tertarget, copy, dan visual yang berbeda. Anda juga bisa mengoptimalkan rasio konversi dengan meningkatkan desain landing page dan pesan.
Melacak CPA untuk setiap channel bisa memberikan Anda informasi lebih lanjut. Mungkin Anda akan mengetahui bahwa Google Ads mengakuisisi pelanggan dengan biaya yang lebih murah daripada Facebook ads dan SEO. Jadi, Anda bisa mulai mendedikasikan lebih banyak anggaran untuk Google Ads.
11. Cost per mille (CPM)
Nama lainnya adalah cost per thousand, yaitu jumlah uang yang pengiklan bayar untuk setiap 1.000 tayangan yang diterima iklan mereka. Tayangan mengacu pada berapa kali iklan ditayangkan dan dilihat oleh pengguna web.
CPM membantu pengiklan memprediksi berapa banyak uang yang harus mereka keluarka untuk menjangkau audiens mereka dengan iklan tertentu. Hal ini akan membantu pengiklan untuk membuat rencana iklan yang sesuai dengan anggaran.
Kebanyakan platform sudah menghitung CPM secara otomatis, tapi Anda juga bisa menghitungnya dengan rumus di bawah ini:
CPM = (Total biaya untuk kampanye / Total tayangan) x 1.000
Pelacakan CPM sangat berguna untuk mengoptimalkan iklan yang meningkatkan brand awareness. Anda dapat menurunkan CPM dengan menargetkan audiens dengan demografi atau minat tertentu.
Misalnya, menargetkan iklan perawatan mobil pada orang dewasa yang memiliki mobil akan lebih efektif daripada remaja sekolah menengah yang mungkin bahkan tidak memiliki mobil.
Baca Juga: Media Promosi: Pengertian, Jenis, dan Tips Memilihnya
KPI email marketing
Melacak KPI yang tepat bisa membantu Anda mengoptimalkan usaha pemasaran email Anda. Berikut ini adalah contoh beberapa KPI email marketing yang paling penting:
12. Subscriber
Subscriber merujuk pada orang-orang yang telah setuju untuk menerima email dari Anda. Jumlah subscriber adalah KPI yang penting karena mencerminkan jumlah audiens yang bisa jangkau dengan email campaign Anda.
Anda juga bisa membina subscriber melalui kampanye email dan mengubah mereka menjadi prospek. Anda dapat mengembangkan basis pelanggan Anda dengan berbagai cara.
Setelah orang mendaftar, berikan diskon atau informasi berharga lewat email secara berkala agar mereka tetap terlibat dan tidak berhenti berlangganan di tengah jalan.
Baca Juga: Apa itu Network Marketing? Kelebihan dan Panduannya
13. Open rate
Open rate adalah presentase penerima yang membuka email mereka dibandingkan dengan jumlah email yang Anda kirim. Melacak open rate membantu Anda mengukur keterlibatan penerima dan seberapa relevan kampanye email Anda.
Open rate yang tinggi mengindikasikan bahwa baris subjek Anda beresonansi dengan audiens. Anda bisa memantau open rate untuk membandingkan performa baris subjek yang berbeda seiring waktu.

Mungkin, baris subjek yang pendek dengan tanda baca lebih banyak dibaca daripada yang lainnya.
14. Click-through rate (CTR)
Indikator yang ini menunjukkan rasio pengguna yang mengklik tautan spesifik dalam email Anda jika dibandingkan dengan total penerima yang membuka emailnya.
CTR menunjukkan berapa banyak orang yang terlibat dengan konten Anda dan ingin mempelajari lebih lanjut tentang penawaran atau merek Anda.
Anda dapat membandingkan CTR Anda dengan standar industri di Mailchimp melalui tautan ini. Misalnya, rata-rata CTR dalam e-commerce adalah 2,01%. Jika Anda bekerja di industri ini dan memiliki CTR di atas rata-rata, kampanye pemasaran email Anda kemungkinan berkinerja baik.
Menulis konten email yang bagus dapat membantu meningkatkan CTR Anda. Buat konten yang mudah dipahami dengan visual yang kuat.
Baca Juga: Email Marketing: Jenis dan Langkah-Langkah Memulainya
KPI media sosial
Media sosial adalah channel terpenting dalam kebanyakan strategi pemasaran. Platform sosial bisa mengumpulkan data audiens dan memudahkan tugas Anda dalam melacak KPI seperti di bawah ini:
15. Jumlah pengikut

Jumlah pengikut adalah total jumlah orang yang mengikuti profil media sosial Anda di berbagai platform. Hal ini akan membantu Anda mengukur popularitas dari brand dan memberi Anda lebih banyak orang yang berpotensi melihat konten Anda.
Meski begitu, brand Anda masih tetap perlu membuat konten yang menarik. Sebab, jumlah pengikut yang besar tidak menjamin mereka semua melihat setiap konten yang Anda buat.
Jumlah pengikut juga berfungsi sebagai bukti sosial. Misalnya, pelanggan akan menganggap brand ecommerce dengan 100ribu pengikut di Instagram lebih kredibel daripada brand dengan 50 pengikut saja.
Meningkatnya jumlah pengikut juga dapat membawa lebih banyak pendapatan. Karena itu, menghitung jumlah pengikut di media sosial adalah KPI yang sangat penting.
Baca Juga: Key Performance Indicator (KPI): Pengertian dan Karakteristiknya
16. Rata-rata tingkat engagement (AER)
AER menunjukkan presentase orang-orang yang berinteraksi dengan unggahan Anda, meninggalkan komentar, menekan tombol share, atau menyimpannya.
Anda bisa menghitung AER dengan mudah menggunakan rumus berikut:
AER = [ (Total engagement / Total post) / Total pengikut ] x 100
Dengan AER, Anda bisa memahami seberapa baik konten media sosial Anda dalam beresonansi dengan audiens. Melacak AER dari waktu ke waktu dapat membantu Anda memahami dampak strategi konten Anda.
Misalnya, mungkin Anda mengunggah konten video dalam jumlah dua kali lipat tiga bulan lalu. Setelah itu, jumlah engagement yang Anda dapatkan juga meroket. Hal ini menunjukkan bahwa Anda telah menjalankan strategi pemasaran yang tepat.
Memantau AER akan membantu Anda memahami platform mana yang paling cocok untuk konten Anda, sehingga Anda bisa lebih fokus pada platform tersebut.
Baca Juga: 7 Channel Digital Marketing, Kelebihan, Kekurangan, Dan Tips Memilihnya
Kesimpulan
Jadi begitulah beberapa KPI yang bisa Anda ukur untuk setiap channel pemasaran Anda. Mengukur KPI marketing adalah hal yang sangat penting untuk mengetahui apakah perusahaan Anda sudah menetapkan strategi pemasaran yang tepat.
Gunakan aplikasi CRM seperti CRM.ID untuk membantu segmentasi dan analisis pelanggan, mengotomatisasi proses pemasaran, dan berkomunikasi dengan pelanggan.
Sebagai penyedia WhatsApp Business API, CRM.ID dapat membantu tim Anda untuk melakukan fungsi di atas agar kinerja marketing Anda dapat berjalan dengan lebih baik.
Tertarik menggunakan CRM.ID? Yuk, jadwalkan demo melalui tautan ini.
- Mengapa Bisnis Tidak Boleh Mengirim Spam WhatsApp? - 17 April 2025
- 8 Strategi Layanan After Sales Terbaik untuk Pelanggan - 17 April 2025
- 10 Cara Mempromosikan Produk Anda di Tahun 2025 - 15 April 2025